Lahirnya Sosiologi
Komunikasi

Apa yang terjadi selanjutnya? Bungin (2006 : 19) juga menyebutkan bahwa ternyata sosiologi telah menaruh minat pada persoalan komunikasi. Sejak Auguste Comte memperkenalkan istilah dinamika sosial, lalu konsep kesadaran kolektif oleh Emile Durkheim, interaksi sosial versi Karl Marx, tindakan komunikatif dan teori komunikasi dari Jurgen Habermas merupakan titik awal munculnya sosiologi komunikasi.
A.
Ruang Lingkup dan Konsep Sosiologi
Komunikasi
Setelah kita mengetahui sejarah
lahirnya sosiologi komunikasi, sekarang kita akan membahas ruang lingkup
sosiologi komunikasi. Pada bagian ini, Anda akan mengenal konsep-konsep apa
saja yang termasuk dalam ruang lingkup sosiologi komunikasi. Menurut Bungin
(2006 : 27-31), sosiologi komunikasi terdiri dari 4 konsep yang sekaligus menjadi
ruang lingkup sosiologi komunikasi. Ke-empat konsep tersebut yakni sosiologi,
masyarakat, komunikasi, dan teknologi media/informasi. Selanjutnya, mari kita
mempelajarinya satu per satu:
1.
Sosiologi
Tentu anda masih ingat bukan, pengertian sosiologi dalam mata kuliah Pengantar Sosiologi. Untuk menyegarkan ingatan Anda, berikut disajikan beberapa pengertian dari sosiologi: Liliweri, (Tanpa Tahun, halaman 2 – 4) mengutip beberapa pendapat para ahli tentang definisi sosiologi. Roucek dan Warren, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dalam kelompok-kelompok. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff, sosiologi adalah penelitian ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.
Tentu anda masih ingat bukan, pengertian sosiologi dalam mata kuliah Pengantar Sosiologi. Untuk menyegarkan ingatan Anda, berikut disajikan beberapa pengertian dari sosiologi: Liliweri, (Tanpa Tahun, halaman 2 – 4) mengutip beberapa pendapat para ahli tentang definisi sosiologi. Roucek dan Warren, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dalam kelompok-kelompok. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff, sosiologi adalah penelitian ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.
Selo
Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, sosiologi ialah ilmu yang mempelajari
struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
Pitirin Sorokin
(dikutip Bungin, 2006 : 27-28), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari:
a.
Hubungan dan pengaruh timbal balik antar aneka macam gejala-gejala
sosial (misalnya: antara gejala ekomomi dan agama, keluarga dengan moral, hukum
dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik, dan lain sebagainya);
b.
Hubungan dengan pengaruh timbal balik antara gejala
sosial dengan gejala nonsosial (misalnya: gejala geografis, biologis, dan
sebagainya);
c.
Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.
Berdasarkan pendapat-pendapat di
atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa yang dimaksudkan dengan sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia sebagai makhluk sosial
termasuk di dalamnya berbagai aktifitas atau gejala sosial yang kemudian
menghasilkan perubahan-perubahan sosial.
2.
Masyarakat
Setelah kita mempelajari
sosiologi, sekarang kita akan membahas konsep kedua yaitu masyarakat. Ingat, masyarakat
merupakan salah satu ruang lingkup dari sosiologi komunikasi.Artinya bahwa
masyarakat merupakan salah satu yang dibahas dalam sosiologi komunikasi.
Apa itu masyarakat? Sebetulnya, masyarakat merupakan objek dari sosiologi. Untuk memahami definisi masyarakat, alangkah baiknya kita merujuk pada beberapa pandangan ahli berikut:
Apa itu masyarakat? Sebetulnya, masyarakat merupakan objek dari sosiologi. Untuk memahami definisi masyarakat, alangkah baiknya kita merujuk pada beberapa pandangan ahli berikut:
Ralph Linton (dikutip Bungin,
2006 : 29) memahami masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah hidup dan
bekerja sama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan
menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang
dirumuskan dengan jelas.
Selo Soemardjan, mengatakan
bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan
kebudayaan.
Dari dua definisi di atas
jelaslah bahwa masyarakat itu terdiri dari kumpulan orang-orang yang hidup
berdampingan (hidup bersama) dalam suatu wilayah dan terikat oleh aturan-aturan
atau norma-norma sosial yang mereka tentukan dan taati.
3.
Komunikasi
Masih ingatkah Anda bahwa
istilah komunikasi yang dalam bahasa Inggris disebut communication, berasal
dari bahasa Latin, communicatio? Sebagaimana Anda telah pelajari dalam mata
kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi, kata communicatio berasal dari kata communis
yang artinya sama. Tentu saja, konteks sama yang dimaksudkan ialah sama makna.
Kesamaan makna ini terjadi ketika misalnya Anda terlibat dalam percakapan dengan teman Anda, dimana tidak saja menggunakan bahasa yang sama, namun juga Anda berdua sama-sama mengerti dan memahami makna dari apa yang Anda berdua percakapkan itu. Jadi, kesamaan makna lebih mengarah pada kesamaan pandangan di antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi mengenai isi dari pesan tersebut.
Kesamaan makna ini terjadi ketika misalnya Anda terlibat dalam percakapan dengan teman Anda, dimana tidak saja menggunakan bahasa yang sama, namun juga Anda berdua sama-sama mengerti dan memahami makna dari apa yang Anda berdua percakapkan itu. Jadi, kesamaan makna lebih mengarah pada kesamaan pandangan di antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi mengenai isi dari pesan tersebut.
Sebagaimana Anda tahu, banyak
sekali definisi yang diberikan untuk memahami arti kata komunikasi. Secara
sederhana, Anda dapat merujuk pada definisi yang diberikan Littlejohn (2002 :
7) bahwa komunikasi merupakan suatu proses pemindahan (transmisi) informasi.
Untuk kepentingan pendefinisian komunikasi, umumnya para pakar ilmu komunikasi merujuk pada pandangan Harold Lasswell dalam bukunya The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell (Effendy, 1997 : 10) yang menjelaskan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan berikut: Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect? Bila diterjemahkan maka akan menjadi: Siapa Mengatakan Apa dengan Saluran Apa kepada Siapa dan dengan Efek Apa? Bila Anda menyimak baik-baik formulasi Lasswell ini maka Anda akan dapat memahami elemen-elemen penting dari komunikasi. Mari kita bahas satu per satu.
Untuk kepentingan pendefinisian komunikasi, umumnya para pakar ilmu komunikasi merujuk pada pandangan Harold Lasswell dalam bukunya The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell (Effendy, 1997 : 10) yang menjelaskan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan berikut: Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect? Bila diterjemahkan maka akan menjadi: Siapa Mengatakan Apa dengan Saluran Apa kepada Siapa dan dengan Efek Apa? Bila Anda menyimak baik-baik formulasi Lasswell ini maka Anda akan dapat memahami elemen-elemen penting dari komunikasi. Mari kita bahas satu per satu.
Kata who (siapa) dalam konteks
komunikasi merujuk kepada seorang pemberi pesan.Pemberi pesan ini biasanya
dikenal dengan sebutan sumber informasi, komunikator, atau pengirim pesan.
Says what (mengatakan apa)
merujuk pada apa yang diperkatakan. Dalam hal ini pesan atau isi dari
percakapan/pembicaraan.Pesan ini lalu kita kenal dengan sebutan verbal (melalui
kata-kata dan atau tulisan) dan non verbal (menggunakan bahasa isyarat).
In which channel (dengan saluran
apa) mengarah pada alat atau saluran atau media yang digunakan untuk
menyampaikan pesan. Anda tentu tahu bukan, manusia dapat menggunakan
bermacam-macam saluran dalam berkomunikasi.Media yang paling praktis dan semua
orang menggunakannya saat berkomunikasi adalah panca indera manusia. Selain
itu, kita juga mengenal saluran komunikasi menggunakan alat bantu seperti
telephon, telegram, dan surat). Ada juga saluran komunikasi yang digunakan
untuk khalayak yang jumlahnya lebih besar (massa) yaitu media cetak dan
elektronik.
To whom (kepada siapa) ditujukan
untuk penerima pesan.Penerima pesan ini disebut juga sebagai komunikan, atau
receiver.Bila anda berinisiatif menelpon sahabat anda, maka sahabat anda itu
disebut sebagai komunikan.
With what effect (dengan efek
apa) merujuk pada pengaruh yang ditimbulkan dari komunikasi. Pengaruh ini dapat
meliputi aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sikap lawan bicara.
Jadi, berdasarkan uraian ini maka kita dapat menyimpulkan bahwa komunikasi itu terdiri dari sekurang-kurangnya 5 unsur yakni:
Jadi, berdasarkan uraian ini maka kita dapat menyimpulkan bahwa komunikasi itu terdiri dari sekurang-kurangnya 5 unsur yakni:
1.
Komunikator (pemberi informasi)
2.
Pesan
3.
Media (saluran)
4.
Komunikan (penerima informasi/pesan)
5.
Efek (pengaruh).
4. Teknologi
Komunikasi, dan Informasi
Teknologi komunikasi merupakan
ruang lingkup ketiga dari sosiologi komunikasi.Mengapa? Berbicara komunikasi,
apalagi komunikasi massa tidak bisa kita pisahkan dari persoalan teknologi
komunikasi dan informasi. Ingat, pada bagian sebelumnya kita telah membicarakan
bahwa teknologi komunikasi merupakan salah satu saluran/channel yang digunakan
untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Apa itu teknologi komunikasi?
Untuk menyamakan pemahaman kita, mari kita merujuk pada beberapa pandangan para
ahli berikut.
Menurut Alter (Bungin, 2006 :
30), teknologi informasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk
melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap,
mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data.
Martin (Bungin, 2006 : 30)
mendefinisikan teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer
(perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan
menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk
mengirimkan informasi.
Berdasarkan definisi tersebut di
atas maka kita dapat menyimpulkan bahwa teknologi komunikasi berhubungan erat
dengan perangkat keras dan lunak yang dapat digunakan untuk memproses dan
mengirimkan informasi.
Sosiologi Komunikasi
Setelah anda memahami
konsep-konsep sosiologi dan komunikasi, sekarang apa yang anda ketahui tentang
sosiologi komunikasi. Secara sederhana, anda dapat membuat definisi sederhana
dengan menghubungkan kedua konsep tersebut.
Namun untuk menyeragamkan
pemahaman, tidak ada salahnya kalau anda memperhatikan beberapa pengertian
berikut ini. Stephen F. Steele dalam Anne Arundel Community College and The
Society for Applied Sociology (2002), sebagaimana dikutip Liliwery (Tanpa
Tahun, hal 4), bahwa sosiologi komunikasi adalah studi yang mempelajari
perilaku kolektif akibat media.
Selanjutnya, Liliwery sendiri memahami sosiologi komunikasi dalam dua bagian yakni level makro dan mikro. Dalam arti luas (makro), Liliwery berpendapat bahwa sosiologi komunikasi merupakan cabang dari sosiologi yang mempelajari atau menerangkan mengenai prinsip-prinsip keilmuan (ilmu sosial, sosiologi) tentang bagaimana proses komunikasi manusia dalam kelompok atau masyarakat. Sementara dalam artian sempit (mikro), Liliwery mendefinisikan sosiologi komunikasi sebagai cabang dari sosiologi yang mempelajari atau yang menerangkan mengenai prinsip-prinsip keilmuan (ilmu sosial, sosiologi) tentang bagaimana proses komunikasi manusia dalam konteks komunikasi massa dari suatu masyarakat.
Apa kesimpulannya? Ingat,
sosiologi komunikasi adalah cabang dari sosiologi. Secara sederhana anda dapat
mengatakan bahwa sosiologi komunikasi adalah cabang dari sosiologi yang
mempelajari bagaimana proses pertukaran pesan/informasi terjadi dalam konteks
masyarakat.
5.
Ranah, Kompleksitas, dan Obyek Sosiologi
Komunikasi
Ranah sama dengan domain, atau
bisa juga dikatakan sebagai wilayah kerja. Sebagai sebuah disiplin ilmu,
sosiologi komunikasi memiliki ranah/domain. Menurut Bungin (2007:36), domain
atau ranah sosiologi adalah individu, kelompok, masyarakat, dan sistem dunia.
Selanjutnya, ranah-ranah ini juga bersentuhan langsung dengan wilayah lainnya
seperti komunikasi, efek media massa, budaya kosmopolitan, proses dan interaksi
sosial, dan teknologi informasi dan komunikasi.
Ranah dari sosiologi komunikasi
seolah-olah, sama dengan ranah dari sosiologi. Namun, tidaklah
demikian.Sosiologi komunikasi tidak mengambil utuh ranah dari sosiologi.Begitu
pula dengan komunikasi.Ranah sosiologi komunikasi juga tidak mengambil ranah
komunikasi secara keseluruhan.
Lalu, bagaimana hubungan antara ranah sosiologi komunikasi dengan ranah dari sosiologi dan komunikasi?Ternyata, sosiologi komunikasi menjembatani kajian-kajian yang dibicarakan baik dalam bidang ilmu komunikasi maupun sosiologi.Sebagaimana dibahas sebelumnya dalam pengertian sosiologi komunikasi bahwa sosiologi komunikasi bukanlah ilmu yang berdiri sendiri.Ia merupakan salah satu cabang dari sosiologi yang secara khusus membicarakan hal-hal yang berkenaan dengan proses komunikasi dalam masyarakat.
Lalu, bagaimana hubungan antara ranah sosiologi komunikasi dengan ranah dari sosiologi dan komunikasi?Ternyata, sosiologi komunikasi menjembatani kajian-kajian yang dibicarakan baik dalam bidang ilmu komunikasi maupun sosiologi.Sebagaimana dibahas sebelumnya dalam pengertian sosiologi komunikasi bahwa sosiologi komunikasi bukanlah ilmu yang berdiri sendiri.Ia merupakan salah satu cabang dari sosiologi yang secara khusus membicarakan hal-hal yang berkenaan dengan proses komunikasi dalam masyarakat.
Dengan demikian, kita dapat
mengerti bahwa sosiologi komunikasi memperbincangkan berbagai isu berkenaan
dengan komunikasi berdasarkan perspektif sosiologis. Misalnya saja, dampak
media massa bagi masyarakat, dan sebagainya.
6. Kompleksitas
Sosiologi Komunikasi
Studi sosiologi komunikasi
bersifat interdisipliner.Artinya, sosiologi tidak saja membatasi diri pada
persoalan komunikasi dan seluk beluknya, tetapi juga membuka diri pada
kontribusi disiplin ilmu lainnya seiring dengan perkembangan masyarakat dan
kemajuan zaman.Karena bersentuhan langsung dengan berbagai disiplin ilmu, maka
dapatlah dikatakan bahwa studi sosiologi komunikasi sedikit rumit atau
kompleks.
Studi sosiologi komunikasi ikut
dipengaruhi oleh perkembangan berbagai bidang ilmu di sekitarnya mulai dari
perkembangan teknologi, budaya, sosiologi, hukum, ekonomi, dan bahkan
negara.Bidang ilmu yang paling mempengaruhi perkembangan sosiologi komunikasi
adalah teknologi komunikasi dan informasi.Hal ini terjadi karena perubahan dan
kemajuan teknologi komunikasi cenderung membawa dampak yang cukup besar terhadap
kemajuan dan perubahan pada bidang-bidang ilmu lainnya seperti budaya, ekonomi,
dan seterusnya.
Obyek Sosiologi
Komunikasi
Anda tentu masih ingat, bukan
bahwa objek materiil dari semua ilmu sosial adalah manusia.Sebagai salah satu
disiplin ilmu sosial, sosiologi komunikasi juga menempatkan manusia sebagai
objek kajian materiilnya.
Mari kita bahas satu per
satu.Manusia sebagai objek materiil dari sosiologi komunikasi, berkenaan dengan
aktifitas sosial manusia.Kita tahu, manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa
hidup sendiri. Setiap kita butuh orang lain. Anda masih ingat bukan bahwa salah
satu aksioma dalam komunikasi yakni manusia tidak bisa tidak
berkomunikasi.Sehingga dalam konteks sosiologi komunikasi, persoalan manusia
difokuskan pada interaksi sosialnya dengan manusia lainnya dalam masyarakat.
Selanjutnya, objek formal dari
sosiologi komunikasi adalah proses sosial dan komunikasi dalam masyarakat atau
interaksi sosial. teknologi telekomunikasi, media dan informatika. Kita tahu,
kemajuan teknologi sangat membawa dampak dan perubahan yang besar dalam hampir
seluruh aspek masyarakat. Salah satunya media massa. Pengaruh media massa bagi
masyarakat tidak bisa terlepas dari kemajuan dan kecanggihan teknologi
komunikasi. Efek media massa ikut membentuk berbagai perubahan dalam
masyarakat. Sebut saja, ada perubahan pola dan gaya hidup masyarakat,
menciptakan perubahan sosial dan pola komunikasi dalam masyarakat, hingga
terciptanya komunitas atau masyarakat maya. Selain itu, pengaruh teknologi
komunikasi pun dapat merambah ke dunia ekonomi dan hukum.
Perkembangan
dan Teknologi Media
Perkembangan
teknologi komunikasi diawali oleh penemuan sebuah alat cetak pada tahun 1041.
Meskipun Johann Gutenberg, seorang yang berkebangsaan Jerman, dikenal sebagai
orang yang membuat cetak-mencetak menjadi poses yang jauh lebih cepat dan
ekonomis di tahun 1436, namun pemikiran Gutenberg ini bercikal dari sebuah
penemuan awal alat cetak di Cina pada tahun 1041 tadi.
Seorang
bernama Bi Zheng di Cina diakui secara umum sebagai pencipta keterampilan
cetak-mencetak. Tahun 1041, ia mencetak dokumen-dokumennya yang pertama dengan
menggunakan cetakan huruf yang sudah ia bakar dalam tanah liat dan kemudian
dibentuk menjadi kalimat. Proses Bi Zheng diperbaiki oleh Wang Zhen pada tahun
1298, yang membuat huruf-hurufnya dari kayu keras dan selanjutnya mencetak
buku-buku dan bahkan surat kabar.
Dengan
demikian di Asia, cetak-mencetak sudah berlangsung sejak sekitar 100 tahun yang
lalu, terutama di Cina dan Korea.Teks dan gambar diukirkan pada kepingan papan,
logam atau tanah liat, kemudian acuan stempel itu diberi tinta, ditumpangi
selembar kertas lalu di tekan rata.
Di
Eropa cara mencetak semacam itu pertama kali disempurnakan oleh Johann
Gutenberg, yang hasil penyempurnaannya itu merupakan salah-satu hasil karya
terbesar dalam sejarah sampai saat ini.Sejak saat itu industri percetakan pun
mulai dan terus berkembang.
Masa
Renaisans yang dikenal sebagai masa kebangkitan Romawi dan Yunani Kuno, yang
merupakan masa hidupnya hampir sebagian besar tokoh-tokoh penemu bersejarah,
termasuk masa di mana Johan Gutenberg lahir dan mematenkan hasil karyanya,
akhirnya berakhir. Kehidupan terus berjalan dan penciptaan-penciptaan tidak
berhenti bermunculan.
Dari
keempat jenis media massa maka pers dalam artian surat kabar dan majalah
merupakan media tertua. Film, radio, televisi adalah media yang lahir setelah
surat kabar dan majalah. Menurut sejarah pers, surat kabar yang tertua adalah Notizie
Scritte di Vinesia yang terbit pada tahun 1566. Sedangkan majalah yang
pertama diterbitkan adalahGentelman’s Megazine pada tahun 1731 di
London.
Sampai
akhir abad 19, kegiatan komunikasi massa hanya dilakukan oleh suratkabar dan
majalah. Media Massa lainnya belum lahir.sekarang suratkabar dan majalah sudah
mengalami kemajuan sangat pesat sesuai dengan perkembangan tekhnologi yang
semakin canggih.Kalau pada mulanya suratkabar dan majalah hanya dicetak dengan
tinta hitam saja, sekarang dicetak dengan banyak warna atau disebut full-colour.
Teknik
percetakan yang sudah semakin maju telah mngantarkan bentuk suratkabar dan
majalah semakin baik dan indah.Selain dari itu, tekhnik penulisan isi
redaksionalnya sudah semakin baik pula.
Perkembangan
terakhir adalah diperlukannya teknik percetakan jarak jauh.Cetak jarak jauh ini
telah diterapkan oleh beberapa suratkabar besar di dunia.Suratkabar yang
dulunya hanya dicetak di London, sekarang dalam waktu bersamaan juga dicetak di
Hongkong. Teknik ini juga akan berlaku di Indonesia. Tekhnik cetak jarak jauh
tentu akan memudahkan pendistribusian media cetak ke daerah, sehingga waktu
pengiriman bisa dipangkas.
Sementara
itu, juga di abad ke-19, saat mesin uap mampu menaikkan kecepatan yang ditempuh
kendaraan baik di darat ataupun di laut, dengan jelas muncul kebutuhan sebuah
sarana komunikasi langsung jarak jauh.Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang
sangat penting untuk menunjang terciptanya komunikasi secara jelas meski berada
pada tempat-tempat yang begitu jauh dari pandangan mata.Dalam pengertian bahwa
komunikasi itu harus lebih cepat dari kecepatan kapal maupun kilat.
Tahun
1791, Abbe Claude Chappe (1763-1805) menyatukan dua kata menjadi
sebuah istilah, telegram optik, untuk menggambarkan digunakannya
sederet menara untuk mengirimkan sebuah pesan yang kasat mata oleh satu menara
dari satu menara sebelumnya. Sistem Chappe ini membutuhkan 120 menara berjajar
yang mampu mengirimkan sebuah pesan antara Paris dan Laut Tengah dalam waktu
kurang dari satu jam, yang berarti lebih cepat dari kuda tunggang yang
tercepat.
Semua
sistem ini bergantung pada sinyal-sinyal yang kasat mata. Telegram merupakan
sebuah terobosan dalam komunikasi karena ini memungkinkan terjadinya komunikasi
instan antara dua orang yang tidak berhadapan muka.Gagasan untuk mengirimkan
pesan-pesan sandi dengan sarana kabel yang masing-masing mewakili setiap huruf
dalam abjad.
Selanjutnya
perkembangan dari telegram ini adalah penemuan yang dilakukan oleh Michael
Faraday (1791-1867) yang mampu membuktikan bahwa getaran-getaran logam dapat
diubah menjadi impuls-impuls listrik.Inilah yang menjadi cikal-bakal
diciptakannya telepon oleh dua orang yang bekerja secara terpisah di Amerika
Serikat.Mereka adalah Alexander Graham Bell (1847-1922) kelahiran Skotlandia
dan Elisha Gray (1835-1901).
Keduanya
mematenkan karyanya di New York pada tanggal 14 Februari 1876. Namun, karaya
Bell mampu mengalahkan karya Gray . Meskipun Gray yang pertama kali membuat
diafragma/alat penerima elektromagnit baja pada tahun 1874, tapi ia tidak
menguasai desain pemancar yang mudah digunakan sebelum Bell berhasil
membuatnya.
Sebelum
berkembangnya televisi sebagai media massa, dunia telah lebih dulu dipikat oleh
kemunculan film.
Film
dimasukkan ke dalam kelompok Komunikasi Massa.Selain mengandung aspek hiburan,
juga memuat pesan edukatif.Namun aspek sosial kontrolnya tidak sekuat pada
suratkabar atau mserta televisi yang memang menyiarkan berita berdasarkan fakta
terjadi.Fakta dalam film ditampilkan secara abstrak, di mana tema cerita
bertitik tolak dari fenomena yang terjadi di tengah masyarakat.Bahkan dalam
film, cerita dibuat secara imajinatif. Film sebagai alat komunikasi massa baru
dimulai pada tahun 1901, ketika Ferdinand Zecca membuat film “The Story of
Crime” di Perancis dan Edwar S. Porter membuat film “The Life of an
American Fireman” tahun 1992.
Film
yang mempunyai suara baru ditemukan pada tahun 1927.Dari masa ke masa, film
mengalami perkembangan, termasuk soal warna yang semula hitam putih sekarang
sudah berwarna. Namun sekarang ini, film tidak populer disebut sebagai
komunikasi atau media massa, karena media massa lebih berkonotasi kepada media
yang memuat berita yang digarap oleh para reporter atau wartawan. Film lebih
banyak difahami sebagai media hiburan semata yang diputar di bioskop dan
televisi.
Baru
setelah tahun 1946, kegiatan dalam bidang televisi tersebut tampak dimulai
lagi.Pada waktu itu, di seluruh Amerika Serikat hanya terdapat beberapa buah
pemancar.Tetapi kemudian, karena situasi dan kondisi yang mengizinkan serta
perkembangan tekhnologi, maka jumlah studio/pemancar televisi pun meninglat
dengan hebatnya.
Pekembangan
ini dimulai dari ditemukannya electrische teleskop sebagai
perwujudan gagasan seseorang mahasiswa dari Berlin (Jerman Timur) yang bernama
Paul Nikov, untuk mengirim gambar melalui udara dari satu tempat ke tempat yang
lain. Hal ini terjadi antara tahun 1883-1884.Akhirnya Nikov diakui sebagai
“Bapak Televisi”.
Televisi
mulai dapat dinikmati oleh publik Amerika Serikat (AS) pada tahun 1939, yaitu
ketika berlangsungnya “World’s Fair” di New York, namun sempat
terhenti ketika terjadi Perang Dunia II.
Sekarang
, sudah sekitar 750 stasiun televisi terdapat di negara Paman Sam itu. Tak
heran, bila televisi akhirnya menjadi kebutuhan hidup sehari-hari di seluruh
penjuru AS dan merupakan kekuatan yang luar biasa dalam komunikasi massa. Lebih
dari 75 juta pesawat televisi digunakan secara tetap.
Pada
tahun 1946, televisi dinikmati sebagai media massa ketika khalayak dapat
menonton siaran Rapat Dewan Keamanan PBB di New York. Dewasa ini, setiap negara
telah mempunyai pemancar televisi.Bahkan melalui parabola sebagai sambungan
satelit, pemirsa dapat menikmati siaran dari luar negaranya seperti yang
terjadi di Indonesia.Dengan demikian arus berita dan informasi lewat televisi
semakin beragam.
Namun
demikian, penyiaran televisi ke rumah pertama dilakukan pada tahun 1928 secara
terbatas ke rumah tiga orang eksekutif General Electric,
menggunakan alat yang sederhana. Sedangkan penyiaran televise secara elektrik
pertama kali dilakukan pada tahun 1936 oleh British Broadcasting
Coorporation. Semenata di Jerman penyiaran TV pertama kali terjadi pada
tanggal 11 Mei 1939. Stasiun televisi itu kemudian diberi nama Nipko, sebagai
pengahargaan terhadap Paul Nikov.
Televisi
selain menyajikan aspek hiburan, juga menyiarkan berita, yang ada antaranya
bersifat sosial kontrol. Karena itu, televisi sebagai media massa telah menjadi
salah satu kebutuhan masyarakat di rumah tangga masing-masing.
Sebagai
media massa yang muncul belakangan dibandingkan media cetak, televisi baru
berperan selama tiga puluh tahun. ‘Kotak ajaib’ ini sendiri lahir setelah
adanya beberapa penemuan tekhnologi, seperti telepon, telegraf, fotografi (yang
bergerak dan tidak bergerak) serta rekaman suara.Terlepas dari semua itu, pada
kenyataannya media televisi kini dapat dibahas secara mendalam, baik dari segi
isi pesan maupun penggunaannya.
Selang
seabad kemudian, pada malam tanggal 30 oktober 1938, ribuan masyarakat Amerika
panik karena siaran radio yang menggambarkan serangan makhluk mars yang
mengancam peradaban manusia. Karena belum pernah terjadi maka serentak seluruh
masyarakat Amerika tegang dan kalang kabut.
Akibat
peristiwa tersebut para pakar peneliti sosial tertarik untuk meneliti masalah
tersebut.Karena hal tersebut menggambarkan keperkasaan media dalam hal
mempengaruhi khalayaknya.Karena dengan media orang bisa berebut kekuasaan
dengan mudah seperti yang dilakukan oleh Hitler, Musolini, dan Lenin.
Guglielmo
Marconi (Griffone, dekat Bologna, 25 Aprl 1874-Roma, 20 Juli 1937). Insinyur
lektro Italia; adalah orang pertama yang pada tahun 1895 berhasil melakukan
pengiriman sinyal tanpa kawat melewati jarak + 2 km, dengan
suatu pesawat pemancar dan pengirim buatannya sendiri,kedua-duanya dilengkapi
dengan antena penemuannya sendiri pula. Pada tahun 1898 berhasil dijalin
hubungan telegraf tanpa kawat antara Inggeris dan Perancis; tahun 1909 dia
menerima hadiah Nobel untuk ilmu alam bersama K. F. Braun, penemu tabung sinar
elektron dan penerap lingkaran getaran pada radio telegrafi penemuan Marconi.[10]
Penyiar
informasi dalam bentuk berita dan penyiaran musik oleh radio dimulai hampir
bersamaan.Tetapi yang terkenal ialah penyiaran kegiatan pemilihan umum presidan
Amerika Serikat pada tanggal 2 November 1920 yang dianggap sebagai penyiaran
berita pertama secara luas dan teratur kepada masyarakat.
Sementara
di Amerika Serikat orang yang dinilai berjasa dalam penemuan radio adalah Dr.
Lee De Forest dan Dr. Frank Conrad, yang berperan dalam penemuan radio di tahun
1920.
Usaha
Marconi ketika itu baru berhasil pada tahap mengirimkan gelombang radio
secara on dan off (nyala dan mati), sehingga
baru bisa menyiarkan kode telegraf.Lee De Frost lalu menemukan vacumm
tube yang berfungsi menangkap sinyal radio walaupun lemah. Sementara
Frank Conrad secara regular menyiarkan produk-produk sebuah department
store di AS. Akibat siaran ini, angka penjualan pesawat radio
meningkat tajam hingga 500 ribu buah pada tahu 1923, atau meningkat 5 kali
lipat dibangingkan tahun berikutnya.
Radio
sebagai media elektronik, dimasukkan kepada komunikasi massa, karena ada berita
yang disiarkan secara luas dan dapat di dengar oleh orang banyak. Untuk berita,
radio mempunyai reporter khusus yang mencari dan mengolah berita.
Sekarang
radio masih tetap memainkan perannya sebagai media massa, meskipun televisi dan
surat kabar atau majalah mengalami kemajuan pesat, baik kualitas maupun
kuantitasnya. Tapi radio mempunyai kelebihan tersendiri, sebab seorang dapat
mengikuti sambil tetap melakukan pekerjaannya. Berbeda dengan surat kabar atau
televisi yang memerlukan penglihatan.
Perkembangan
mutakhir dari teknologi komunikasi adalah kemunculan internet yang merebak
dengan cepat.Sebelum membahas tentang internet, terlebih dahulu kita bahas
mengenai penemuan komputer sebagi sarana yang digunakan untuk emngakses
internet.
Komputer
pertama yang bernama Colossus 1, dibuat di Amerika Serikat pada awal tahun
1941.Perkembangan-perkembangan sebelumnya, yang merintis lahirnya komputer
modern adalah dimulai dari berkembangnya aljabar logik dari George Boole
(Inggris), yang dikembangkan oleh Charles Babbage yang menghasilkan kalkulator
manikal yang dinamakan ‘Differential Engine’.
Dari
perkembangan tersebutlah, lalu pada tahun 1937 seorang insyinyur Amerika,
howard Aiken merancang IBM Mark 7, yang menjadi cikal-bakal dari komputer besar
masa kini, yang mengunakan tabung hampa udara dan memiliki tombol-tombol
elektromagnetik, bukan elektronik.
Komputer
elektronik yang pertama yang telah dituliskan bernama Colossus 1, akhirnya
dibuat oleh Alan Turing dan M.H.A Neuman, untuk pemerintah Britania di
universitas Manchester.
Dari
kemunculan komputer inilah yang di kemudian hari terus mengembang dan akhirnya
lahirlar fasilitas internet. Internet adalah sejenis media massa yang agak
baru.
Tahun
1972 merupakan awal kelahiran jaringan internet, yaitu dengan adanya proyek
yang menghubungkan antara jaringan komunikasi pada jaringan komputer
ARPANET.Proyek tersebut telah menetapkan sebuah metoda baru untuk menghubungkan
berbagai macam jaringan yang berbeda yang dikenal sebagai konsep gateway.Pada
tahun 1973-1977, dikembangkan protokol TCP/IP (Transmission
Control/Internetworking Protocol).Protokol ini digunakan untuk pengiriman
informasi yang dikenal sebagai paket (packet).
Internet
baru dimanfaatkan di Indonesia pada tahun 1996.Seseorang yang mempunyai pesawat
komputer dapat menyambungkannya dengan jaringan komputer lainnya lewat
satelit.Perbedaannnya dengan teknologi komunikasi lainnya bahwa internet dapat
dibuat oleh orang perorang, bukan hanya oleh satu lembaga yang bergerak dalam
penyiaran informasi.
Informasi
yang dibuat seseorang dapat diketahui oleh banyak orang sepanjang orang lain
tersebut mempunyai jaringan. Karena dapat diakses oleh publik inilah, maka
internet dapat dikategorikan sebagai media massa.
Lebih
dari lima orang Amerika dewasa mengggunakan internet di rumah, kantor atau
sekolah, dan di atas 10% menggunakannya setiap hari. Dari karakteristik jenis
kelamin hampir sama banyaknya lelaki dengan perempuan yang menggunakan web
(situs).
Internet
merupakan aktivitas mereka sehari-hari.Situs juga menjadi sumber informasi
untuk hiburan dan informasi untuk perjalanan wisata.Pengguna internet
bergantung pada situs untuk memperoleh berita.Dua sampai tiga pengguna internet
mengakses situs untuk mendapatkan berita terbaru setiap minggunya.
Namun
demikian kehadiran internet yang mewabah dengan cepat serta mampu membuat para
penggunaya menjadi ketagihan telah memberikan dampak mengejutkan terutama pada
perusahaan-perusahaan penyedia jasa internet.Seirng berjalannya waktu internet
menjadi seperti media komunikasi yang lazim ditemukan.Siapapun nyaris bisa
mengakses layanan internet kapan dan di manapun.Sehingga tarif internet menjadi
murah.
A. Perspektif Difusi dan Inovasi Terhadap Media
Semakin pesatnya
perkembangan teknologi komunikasi massa dan komunikasi interaktif, membuat para
peneliti kajian teknologi komunikasi merasa tertantang dengan tema-tema
penelitian seputar adopsi dan penggunaan komputer pribadi (personal computer),
permainan video (video games), perekam
video (video
recorder), internet,
dan yang paling mutakhir, telepon seluler (Seta, 2006: 11). Masuknya teknologi
ke dalam diskusi ilmu komunikasi sendiri bukanlah tanpa sebab, disiplin ilmu
ini dianggap memiliki kontribusi besar dalam memahami dampak dari teknologi
baru (Rogers, 1986) melalui difusi dan inovasi. Difusi adalah proses inovasi
yang dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu pada suatu jangka waktu
tertentu dalam sistem sosial (Rogers, 1995: 5-6). Yang menjadi ciri komunikasi
ini adalah pesan yang disebarluaskan berisi ide-ide, atau praktik yang bersifat
baru atau dianggap baru. Itulah sebabnya dalam proses difusi melibatkan banyak
aspek, yang dalam komunikasi biasa, aspek tersebut tidak ada. Lebih jelasnya,
difusi merupakan medium inovasi yang digunakan sebagai change agent ketika berupaya membujuk seseorang
agar mengadopsi suatu inovasi.Sehingga dapat disebut, difusi adalah tipe khusus
dari komunikasi, yang isinya pesan tentang ide baru (Kurniawan, 2003: 45).
Lebih
lanjut, Rogers (1995: 10) memaparkan, difusi inovasi dipengaruhi 4 elemen
pokok,”: inovasi itu sendiri, saluran komunikasi, waktu, dan sistem sosial.
Keempat elemen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.
Inovasi adalah
ide, praktik atau objek yang dipersepsikan sebagai sesuatu yang baru oleh
individu atau oleh unit yang mengadopsinya. Kebaruan suatu inovasi tak
tergantung pada pengertian yang benar-benar baru secara objektif, namun jika
suatu ide tampak baru bagi seseorang maka hal tersebut adalah inovasi.
Seseorang dapat mengetahui tentang inovasi beberapa saat sebelumnya,
namun ia belum menentukan sikap: tidak mendukungnya, tidak mengadopsinya
atau menolaknya. Ini artinya, inovasi tidak dibatasi hanya pada pengetahuan
yang benar-benar baru bagi seseorang. Dalam pengertian lain, inovasi tak lain
adalah teknologi, sehingga penggunaan kata inovasi dengan teknologi sering
dianggap setara dan dapat dipertukarkan. Kesetaraan terjadi, sebab suatu
teknologi dirancang bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian. Kemampuan ini
ditimbulkan oleh karakteristik inovasi: memiliki keunggulan relatif lebih
tinggi, memiliki banyak kesesuaian, memiliki kompleksitas tinggi, dapat
diujicobakan pada skala terbatas dan dapat diamati hasilnya. Namun
demikian,tidak selamanya inovasi selalu disukai oleh suatu sistem sosial.
Sejumlah studi menunjukkan, ada inovasi yang justru menimbulkan keborosan atau
menjadi penyebab kecelakaan.
b.
Saluran Komunikasi.
Difusi sebagaimana pengertian di atas, merupakan komunikasi dalam bentuk
khusus. Isi pesan yang dipertukarkan mengandung ide baru. Inti dari proses
difusi adalah mempertukarkan informasi dan seseorang kepada orang lain, tentang
ide baru. Dalam difusi diperlukan adanya saluran komunikasi.
c.
Waktu, dalam inovasi berarti periodeyang
dibutuhkan untuk mengadopsi suatu inovasi, termasuk didalamnya:
-
Waktu dalam memutuskan suatu inovasi sejak
seseorang mengetahui inovasi, hingga ia menerima atau menolaknya.
-
Cepat atau lambatnya proses adopsi inovasi, jika
dibandingkan dengan individu atau unit lain yang mengadopsi suatu inovasi.
-
Tingkat adopsi dalam sistem, biasanya dihitung
sebagai jumlah anggota di dalam sistem yang mengadopsi inovasi pada waktu
tertentu.
d.
Sistem sosial tempat
terjadinya difusi inovasi adalah seperangkat unit yang saling berhubungan dalam
upaya memecahkan masalah dan mencapai tujuan tertentu. Anggota atau unit dari
sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi atau suatu
subsistem. Walaupun setiap unit dalam suatu sistem sosial dapat dibedakan dari
unit-unit yang lainnya, namun kesamaan tujuan dalam sistem sosial itu mengikat
suatu sistem untuk tetap bersama (Rogers, 1971; dalam Kurniawan, 2003: 45).
Menurut Rogers (1995: 6), perubahan sosial adalah proses terjadinya perubahan
pada struktur dan fungsi dari suatu sistem sosial. Proses terjadinya perubahan
sosial umumnya berjalan melalui tiga langkah yang berurutan, yakni: 1) Invensi, proses penciptaan atau pengembangan
ide-ide; 2) Difusi, proses
pengkomunikasian ide baru kepada pars anggota suatu sistem sosial; dan 3) Konsekuensi, perubahan yang terjadi bila penggunaan
suatu ide baru atau penolakannya mempunyai suatu efek tertentu.
Menurut Kurniawan (2003: 45), dalam proses perubahan,
komunikasi memegang peran penting, walaupun komunikasi tidak identik dengan
perubahan sosial. namun elemen ini sangat mempengaruhi keberterimaan atau
penolakan suatu inovasi. Berbeda dengan komunikasi biasa, dalam difusi inovasi,
komunikasi berfokus pada perubahan pengetahuan dan sikap anggota sistem sosial
yang menjadi sasaran inovasi.
Lebih lanjut Lebih lanjut menurut Firman Kurniawan (2003:
45), ketepatan memiliki saluran komunikasi, sangat mempengaruhi tercapainya
tujuan difusi inovasi. Pengertian saluran komunikasi adalah alat dimana pesan
dapat sampai dari seseorang ke orang yang lain. Sifat pertukaran informasi
antara pelaku komunikasi maupun saluran komunikasi yang digunakan, menentukan
sampai tidaknya inovasi kepada individu atau unit adopsi yang dituju.
Untuk keperluan membangkitkan pemahaman pada khalayak
yang luas dapat digunakan media massa seperti radio, televisi, koran dan lainnya.
Sedangkan untuk mempengaruhi individu agar menerima ide baru, penggunaan
saluran interpersonal, dipandang efektif.Terlebih jika yang digunakan adalah
saluran interpersonal Yang memiliki status sosial ekonomi maupun pendidikan
yang setara.Yang dimaksud sebagai saluran interpersonal adalah pertukaran
secara tatap muka antara dua individu atau lebih.
Proses keputusan
adopsi inovasi adalah proses ketika individu atau unit adopsi yang lain,
selanjutnya disebut adopter, menempuh tahapan sejak mengetahui pertama kali
inovasi diperkenalkan, diikuti implementasi ide-ide baru dan pemastian
keputusan, menerima atau menolaknya (Rogers, 1995: 171). Ada dua model yang
biasa digunakan dalam dalam menjelaskan proses keputusan adopsi-inovasi (Idris,
2002; dalam Kurniawan, 2003: 46).Pertama, model
klasik (classical model) yang dikemukakan oleh ahli sosiologi
pedesaan yang membagi proses tersebut dalam lima tahap, yaitu tahap kesadaran (seseorang belajar tentang ide baru,
tetapi masih kurang informasi tentang ide tersebut), tahapperhatian (seseorang
menaruh perhatian terhadap inovasi dan mencari informasi tambahan), tahap pertimbangan (seseorang melakukan aphkasi secara
mental ide baru tersebut pada keadaan sekarang dan membuat pengharapan
untuk mass yang akan datang dan kemudian memutuskan untuk menentukan
kegunaannya dalam situasi yang bersangkutan), tahap percobaan (penggunaan
inovasi secara terbatas) dan tahap adopsi(seseorang menggunakan ide barn secara terns
menerus cara menyeluruh).
Kedua adalah model adopsi dari Rogers dan Shoemaker
(dalam Kurniawan, 2003: 46), yang mengemukakan lima tahap dalam proses
keputusan inovasi. Tahap pertama adalahpengetahuan, yang merupakan gabungan dari model
klasik.Tahap kedua adalahpersuasi yang
merupakan tahap pertimbangan dari model klasik.Tahap ketiga adalahkeputusan yang
merupakan tahap percobaan dari model klasik.Tahap keempatimplementasi dan Tahap kelima adalah konfirmasi sebagai
tindak lanjut dari tahap adopsi model klasik.
Kurniawan (1003:
46-47) memaparkan tahapan model kedua dengan penjelasan sebagai berikut: Pengetahuan terjadi ketika adopter, diterpa adanya inovasi dan memperoleh
sejumlah pengetahuan tentang fungsi inovasi tertentu. kesadaran membangkitkan
munculnya kebutuhan, sehingga individu atau unit adopsi mencari informasi, yang
diikuti dengan proses pengolahan informasi, untuk memasuki tahap awal
penyeimbangan kebutuhannya Pada tahap ini, saluran komunikasi yang bersifat
massal dapat dengan efektif memenuhi kebutuhan tersebut. Sedang untuk masuk
pada tahap persuasi, saluran
yang bersifat lebih interpersonal yang lebih dibutuhkan.Pada tahap keputusan,
individu atau unit adopsi, mencari informasi tentang inovasi dalam rangka
mengurangi ketidakpastian mengenai konsekuensi yang timbul dari adopsi
inovasi.Dari sini diketahui kelebihan dan kekurangan suatu inovasi.
Proses keputusan
adopsi inovasi berakhir pada tahap implementasi, yaitu
keputusan untuk menggunakan sepenuhnya suatu inovasi sebagai cara yang paling
baik dari alternatif yang ada, atau penolakan yaitu keputusan untuk tidak
mengadopsi inovasi. Umumnya setelah proses-proses tersebut dilalui, maka
diikuti tahap konfirmasi, yaitu
menilai keputusan adopsi yang dipilih sudah tepat atau belum. Jika tepat tak
tertutup kemungkinan mengimplementasikan inovasi lebih intensif, bahkan
menyebarkan pada adopter lain.
Sebaliknya jika
keputusan dianggap salah, maka akan terjadi penghentian implementasi inovasi
(Kurniawan, 2003: 46-47). Suatu proses pengambilan keputusan yang rumit
termasuk dalam kaitannya dengan penerimaan teknologi, selalu mensyaratkan
pilihan di antara beberapa perilaku yang berbeda. Pada proses selanjutnya
diikuti dengan dipilihnya satu keputusan, termasuk keputusan untuk tidak
memilih. Pada alternatif yang sesuai, pilihan dijatuhkan.
Pada proses akhir, terdapat aktivitas evaluasi yang
tujuannya mengkonfirmasi apakah keputusan yang dipilih tepat atau tidak.
Kondisi ini penting karena bagi setiap individu yang menerima ide, konsep,
produk maupun jasanya berusaha mengurangi kekhawatiran akibat tidak
terpuaskannya keinginan. Individu yang terpuaskan, akan setia (loyal) pada
produk dan menjadi lebih senang menggunakan produk yang sama lagi jika
membutuhkan (Smith, 1999: 84).
Perubahan Sosial
1.
Defenisi
perubaan social
Perubahan sosial
adalah proses dimana terjadi perubahan strukturdan fungsi suatu sistem
sosial.Perubahan tersebut terjadisebagai akibat masuknya ide-idepembaruan yang
diadopsi olehpara anggota sistem sosial yangbersangkutan. Proses
perubahansosial biasa tediri dari tiga tahap:
a) Invensi, yakni proses dimana ide-ide barudiciptakan
dandikembangkan
b) Difusi, yakni proses dimana ide-ide baru itudikomunikasikan ke
dalamsistem sosial.
c) Konsekuensi, yakniperubahan-perubahan yangterjadi dalam sistem
socialsebagai akibat pengadopsianatau penolakan inovasi.Perubahan terjadi
jikapenggunaan atau penolakanide baru itu mempunyaiakibat.Dalam menghadapi
perubahansosial budaya tentu masalahutama yang perlu diselesaikanialah
pembatasan pengertian atau
definisi perubahan sosial. Ahli-ahlisosiologi dan antropologi
telahbanyak membicarakannya.Menurut Max Weber dalamBerger (2004), bahwa,
tindakansosial atau aksi sosial tidak bisa dipisahkan dariproses berpikir
rasional dantujuan yang akan dicapai olehpelaku. Tindakan sosial
dapatdipisahkan menjadi empat macamtindakan menurut motifnya:
a)
Tindakan untuk mencapai satu
tujuan tertentu,
b)
Tindakan berdasar atas
adanya satu nilai tertentu
c)
Tindakan yang didasarkan
pada adat kebiasaan (tradisi).
Anonim dalam Media
Intelektual (2008) mengungkapkan bahwa, aksi sosial adalah aksi yang langsung
menyangkut kepentingan sosial dan langsung datangnya dari masyarakat atau suatu
organisasi, seperti aksi menuntut kenaikan upah atau gaji, menuntut perbaikan gizi
dan kesehatan, dan lain-lain. Aksi sosial adalah aksi yang ringan syarat-syarat
yang diperlukannya dibandingkan dengan aksi politik, maka aksi sosial lebih
mudah digerakkan daripada aksi politik.Aksi social sangat penting bagi
permulaan dan persiapan aksi politik.Dari aksi sosial, massa/demonstran bisa
dibawa dan ditingkatkan ke aksi politik.Aksi sosial adalah alat untuk mendidik
dan melatih keberanian rakyat. Keberanian itu dapat digunakan untuk:
mengembangkan kekuatan aksi, menguji barisan aksi, mengukur kekuatan aksi dan
kekuatan lawan serta untuk meningkatkan menjadi aksi politik. Selanjutnya
Netting, Ketther dan McMurtry (2004) berpendapat bahwa, aksi social merupakan
bagian dari pekerjaan sosial yang memiliki komitmen untuk menjadi agen atau
sumber bagi mereka yang berjuang menghadapi beragam masalah untuk memerlukan
berbagai kebutuhan hidup. Perubahan sosial dalam masyarakat bukan merupakan
sebuah hasil atau produk tetapi merupakan sebuah proses. Perubahan sosial
merupakan sebuah keputusan bersama yang diambil oleh anggota masyarakat.Konsep
dinamika kelompok menjadi sebuah bahasan yang menarik untuk memahami perubahan
sosial. Kurt Lewin dikenal sebagai bapak manajemen perubahan, karena ia
dianggapsebagai orang pertama dalam ilmu sosial yang secara khusus melakukan
studi tentang perubahan secara ilmiah. Konsepnya dikenal dengan model
force-field yang diklasifikasi sebagai model power-based karena menekankan
kekuatan- kekuatan penekanan.Menurutnya, perubahan terjadi karena munculnya
tekanan-tekanan terhadap kelompok, individu, atau organisasi.Ia berkesimpulan
bahwa kekuatan tekanan (driving forces) akan berhadapan dengan penolakan
(resistences) untuk berubah. Perubahan dapat terjadi dengan memperkuat driving
forces dan melemahkan resistences to change.Langkah-langkah yang dapat diambil
untuk mengelola perubahan, yaitu:
a)
Unfreezing,merupakan suatu
proses penyadaran tentang perlunya, atau adanya kebutuhan untuk berubah,
b)
Changing, merupakan langkah
tindakan, baik memperkuat driving forces maupun memperlemah resistences, dan
c)
Refreesing, membawa kembali
kelompok kepada keseimbangan yang baru . Pada dasarnya perilaku manusia lebih
banyak dapat dipahami dengan melihat struktur tempat perilaku tersebut terjadi
daripada melihat kepribadian individu yang melakukannya. Sifat structural
seperti sentralisasi, formalisasi dan stratifikasi jauh lebih erat hubungannya
dengan perubahan dibandingkan kombinasi kepribadian tertentu di dalam
organisasi. Lippit (1958) mencoba mengembangkan teori yang disampaikan oleh
Lewin dan menjabarkannya dalam tahap- tahap yang harus dilalui dalam perubahan
berencana. Terdapat lima tahap perubahan yang disampaikan olehnya, tiga tahap
merupakan ide dasar dari Lewin. Walaupun menyampaikan lima tahapan Tahap-tahap
perubahan adalah sebagai berikut:
1)
Tahap inisiasi keinginan
untuk berubah,
2)
Penyusunan perubahan pola
relasi yang ada,
3)
Melaksanakan perubahan,
4)
Perumusan dan stabilisasi
perubahan, dan
5)
Pencapaian kondisi akhir
yang dicita-citakan.
Konsep pokok yang
disampaikan oleh Lippit diturunkan dari Lewin tentang perubahan sosial dalam
mekanisme interaksional .Perubahan terjadi karena munculnya tekanan-tekanan
terhadap kelompok, individu, atau organisasi.Ia berkesimpulan bahwa kekuatan
tekanan (driving forces) akan berhadapan dengan penolakan (resistences) untuk
berubah. Perubahan dapat terjadi dengan memperkuat driving forces dan
melemahkan resistences to change.Peran agen perubahan menjadi sangat penting
dalam memberikan kekuatan driving force. Atkinson (1987) dan Brooten (1978),
menyatakan definisi perubahan merupakan kegiatan atau proses yang membuat
sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya dan merupakan proses
yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi. Ada empat
tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap, perilaku,
individual, dan perilaku kelompok. Setelah suatu masalah dianalisa, tentang
kekuatannya, maka pemahaman tentang tingkat- tingkat perubahan dan siklus
perubahan akan dapat berguna. Etzioni (1973) mengungkapkan bahwa, perkembangan
masyarakat seringkali
Dianalogikan sepertihalnya
proses evolusi. Suatuproses perubahan yangberlangsung sangat lambat.
Pemikiran ini sangat
dipengaruhioleh hasil-hasil penemuan ilmubiologi, yang memang telahberkembang
dengan pesatnya.Peletak dasar pemikiranperubahan sosial sebagai suatubentuk
“evolusi” antara lainHerbert Spencer dan AugustComte. Keduanya
memilikipandangan tentang perubahanyang terjadi pada suatumasyarakat dalam
bentukperkembangan yang linearmenuju ke arah yang positif.Perubahan social
menurutpandangan mereka berjalanlambat namun menuju suatubentu
“kesempurnaan”masyarakat.Menurut Spencer, suatuorganisme akan bertambahsempurna
apabila bertambahkompleks dan terjadi diferensiasiantar organ
organnya.Kesempurnaan organismedicirikan oleh kompleksitas,differensiasi dan
integrasi.Perkembangan masyarakat padadasarnya berarti pertambahandiferensiasi
dan integrasi,pembagian kerja dan perubahandari keadaan homogen
menjadiheterogen.Spencer berusahameyakinkan bahwa masyarakattanpa diferensiasi
pada tahap praindustri secara intern justru tidakstabil yang disebabkan
olehpertentangan di antara merekasendiri. Pada masyarakat industryyang telah
terdiferensiasi denganmantap akan terjadi suatustabilitas menuju kehidupan
yangdamai. Masyarakat industry ditandai dengan meningkatnyaperlindungan atas
hak individu,berkurangnya kekuasaanpemerintah, berakhirnyapeperangan antar
negara,terhapusnya batas-batas Negaradan terwujudnya masyarakatglobal.Bahasan
utamanyamengenai struktur sosial yang adadi masyarakat yang melandasi danmenunjang
kestabilan masyarakat.
Sedangkan dinamika
structuralmerupakan hal-hal yang berubahdari satu waktu ke waktu yanglain.
Perubahan pada bangunanstruktural maupun dinamikastruktural merupakan bagian
yangsaling terkait dan tidak dapatdipisahkan.Kornblum (1988),
berusahamemberikan suatu pengertiantentang perubahan sosial.Ruanglingkup
perubahan sosial meliputiunsur-unsur kebudayaan baik yangmaterial maupun
immaterial.Penekannya adalah pada pengaruhbesar unsur-unsur kebudayaanmaterial
terhadap unsur-unsurimmaterial.Perubahan socialdiartikan sebagai
perubahan-perubahan yang terjadi dalamstruktur dan fungsi masyarakat.Definisi
lain dari perubahan socialadalah segala perubahan yangterjadi dalam
lembagakemasyarakatan dalam suatumasyarakat, yang mempengaruhisistem sosialnya.
Tekanan padadefinisi tersebut adalah padalembaga masyarakat sebagai himpunan
kelompok manusiadimana perubahan mempengaruhistruktur masyarakat
lainnya(Soekanto, 1990).
Perubahansosial
terjadi karena adanyaperubahan dalam unsur-unsuryang mempertahankankeseimbangan
masyarakat sepertimisalnya perubahan dalam unsuregeografis, biologis, ekonomis
dankebudayaan.Moore (2000), perubahan socialmerupakan bagian dari
perubahanbudaya.Perubahan dalam kebudayaan mencakup semuabagian, yang meliputi
kesenian,ilmu pengetahuan, teknologi,filsafat dan lainnya.Akan tetapiperubahan
tersebut tidakmempengaruhi organisasi socialmasyarakatnya.Ruang
lingkupperubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial.Namun
demikian dalamprakteknya di lapangan keduajenis perubahan perubahantersebut
sangat sulit untukdipisahkan (Soekanto, 1990).Aksisosial dapat berpengaruh
terhadapperubahan sosial masyarakat,karena perubahan socialmerupakan bentuk
intervensisosial yang memberi pengaruhkepada klien atau sistem klienyang tidak
terlepas dari upayamelakukan perubahan berencana.Pemberian pengaruh
sebagaibentuk intervensi berupayamenciptakan suatu kondisi atauperkembangan
yang ditujukankepada seorang klien atau systemagar termotivasi untuk
bersediaberpartisipasi dalam usahaperubahan sosial.
2. Tipe-Tipe Perubahan sosial
Dalam pandangan awan setiapperubahan yang terjadi padamasyarakat
disebut denganperubahan sosial.Apakahperubahan itu mengenai pakaian,alat
transportasi, pertambahanpenduduk, ataupun tingkah lakuanak muda.Pada beberapa
pemikir terdapattiga tipe perubahan yaitu: perubahan peradaban, perubahan
budaya dan perubahan sosial.
A.
Perubahan peradaban
Perubahan adalah
keniscayaan,dan perubahan ke arah yang lebihbaik tentunya merupakan hasratdari
setiap individu maupunorganisasi. Keharusan sejarah, kitasemua terus menerus
berhadapandengan sejarah perkembanganperadaban bangsa yang bergerakke depan dan
tak pernah balik. V.Gordon Childe seorang arkeolog,mendefinisikan peradaban
sebagaisuatu transformasi elemen-elemen budaya manusia, yangberarti
transformasi dalampenguasaan tulis-menulis,metalurgi, bangunan
arsitekturmonumental, perdagangan jarakjauh, standar pengukuran panjangdan
berat, ilmu hitung, alatangkut, cabang-cabang seni danpara senimannya,
surplusproduksi, system pertukaran ataubarter dan penggunaan bajak ataualat
bercocok tanam lainnya.Bila kita amati secara lebihmendasar lagi, tingkat
peradabanmanusia terekspresikan dalam tigaindikator utama yaitu bahasa,budaya
(segala bentuk dan ragamseni, ilmu pengetahuan danteknologi) dan
agama.Selanjutnya, ketiganya menjadiciri suatu ras atau bangsatertentu, beserta
suku sukunyadalam perwilayahan geografisnyamasing-masing.Akan tetapi
dalammemaknai perubahan peradabankita harus berpedoman bahwatidak semua yang
kontemporeritu baik dan sebaliknya tidaksemua yang lama itu usang dantidak
relevan dengan kehidupansaat ini.
B.
Perubahan kebudayaan
Perubahankebudayaan
merupakankeadaan dalam masyarakat yangterjadi karena ketidak sesuaiandiantara
unsur-unsur kebudayaanyang saling berbeda sehinggatercapai keadaan yang tidak
serasifungsinya bagi kehidupan.
Contoh : Masuknya mekanisme pertanianmengakibatkan
hilangnyabeberapa jenis teknik pertaniantradisional seperti teknikmenumbuk padi
dilesung digantioleh teknik “Huller” di pabrikpenggilingan padi. Peranan
buruhtani sebagai penumbuk padi jadikehilangan pekerjaan.Semua terjadi karena
adanyasalah satu atau beberapa unsurbudaya yang tidak berfungsi lagi,sehingga
menimbulkan gangguankeseimbangan didalammasyarakat. Perubahan dalamkebudayaan
mencakup semuabagian yaitu : kesenian, ilmupengetahuan, teknologi danfilsafat
bahkan perubahan dalambentuk juga aturan-aturanorganisasi social.
Perubahankebudayaan akan berjalan terus-menerus tergantung dari
dinamikamasyarakatnya.
C.
Perubahan Sosial
Sedangkan perubahan
socialterbatas pada aspek-aspekhubuingan sosial dankeseimbangannya.
Meskipunbegitu perlu disadari bahwasesuatu perubahan di masyarakatselamanya
memiliki mata rantaidiantaranya elemen yang satu daneleman yang lain
dipengaruhi olehelemen yang lainnya. Perubahansosial dapat dilihat dari
empatteori, yaitu teori kemunculandiktator dan demokrasi, teoriperilaku
kolektif, teori
inkonsistensi status dan analisisorganisasi sebagai
subsistemsocial.dan dapat defenisikan sebagai berikut:
a)
Teorikemunculan diktator dandemokrasiTeori
ini didasarkan padapengamatan panjang tentangsejarah pada beberapa Negarayang
telah mengalamitransformasi dari basis ekonomiagraria menuju basis
ekonomiindustri.
b)
Teori perilaku kolektifTeori
dilandasi pemikiran Moorenamun lebih menekankan padaproses perubahan
daripadasumber perubahan sosial.
c)
Teori inkonsistensi
statusTeori ini merupakan representasidari teori psikologi sosial. Padateori
ini, individu dipandangsebagai suatu bentukketidakkonsistenan antara
statusindividu dan grop dengan aktivitasatau sikap yang didasarkan
padaperubahan.
d) Analisis organisasi sebagaisubsistem social
,Alasan kemunculan teori iniadalah anggapan bahwa
organisasiterutama birokrasi dan organisasitingkat lanjut yang
kompleksdipandang sebagai hasiltransformasi sosial yang munculpada masyarakat
modern. Padasisi lain, organisasi meningkatkanhambatan antara sistem sosial
dansistem interaksi.
BudayaMassa Dan budaya Populer
1.
Defenisi Budaya Massa
Budaya massa adalah hasil budayayang dibuat secara massa
demikepentingan pasar.Budaya massalebih bersifat massal,terstandarisasi dalam
sistem pasaryang anonim, praktis, heterogen,lebih mengabdi pada
kepentinganpemuasan selera.
Budaya massa memiliki beberapakatrakter yaitu sebagaiberikut:
a) Nontradisional, yaitu umumnyakomunikasi massa berkaitan eratdengan
budaya populer. acara-acara infotainment,sepertiindonesian idol,
Penghuniterakhir, dan sebagainya adalahsalah satu contoh karakter budayamassa
ini.
b) Budaya massa juga bersifatmerakyat, tersebar di basis
massasehingga tidak merucut di tingkatelite, namu apabila ada elite
yangterlibat dalam proses ini makaitubagian dari basis assa itu sendiri.
c) Budaya massa jugamemproduklsi budaya massaseperti infotainment
adalahproduk pemberitaan yangdiperuntukan kepada massa secarameluas. Semua orang
dapatmemanfaatkannya sebagai hiburanumum.
d) Budaya massa sangatberhubungan dengan budayapopular sebagai sumber
budayamassa. Bahkan secara tegasdikatakan bahwa bukan popularkalau budaya massa
artiya budayatradisional dapat menjadi budayapopular apabila menjadi
budayamassa. Contohnya srimulat,ludruk, maupun campursari. Padamulanya kesenian
tradisional iniberkembang di masyarakattradisioanal dengan karakter-karakter
tradisional, namun ketikakesenian ini dikemas di mediamassamaka sntuhan
popularmendominasi seluruh keseniantradisional itubaik kostum, latar,dan
sebagainya tidak lagi menjadikonsumsi masyarakat pedesaannamun secara
massalmenjadikonsumsi semua lapisanmasyarakat di pedesaan danperkotaan.
e) Budaya massa, terutama yangdiproduksi oleh media massadiproduksi
dengan menggunakanbiaya yang cukup besar, karenaitu dana yang besar
harusmenghasilkan keuntungan untukkontinuitas budaya massa itusendiri, karena
itu budaya massadiproduksi secara komersial agartidak saja menjadi
jaminankeberlangsungan sebuah kegiatanbudaya massa namun jugamenghasilkan
keuntungan bagicapital yang diinvestasikan padakegiatan tersebut.
f) Budaya massa juga diproduksisecara eksklusif
menggunakansimbol-simbol kelas sehinggaterkesan diperuntukan kepadamasyarakat
modern yanghomogen, terbatas dan tertutup.Syarat utama dari
eksklusifitasbudqaya massa ini adalahketerbukaan dan ketersediaanterlibat dalam
perubahan budayasecara massal.
2.
Defenisi Budaya Populer
Budaya populer adalahkebudayaan yang diproduksisecara komersial dan tidak
adaalasan untuk berpikir bahwatampaknya ia akan berubah dimasa yang akan
datang. Namun,dinyatakan bahwa audiens popmenciptakan makna merekasendiri
malalui teks kebudayaanpop dan melahirkan kompetensikultural dan sumber daya
diskursifmereka sendiri. Kebudayaan popdipandang sebagai makna danpraktik yang
dihasilkan olehaudiens pop pada saat konsumsidan studi tentang kebudayaan
popterpusat pada bagaimana diadigunakan. Argumen-argumen inimenunjukan adanya
pengulanganpertanyaan tradisional tentangbagaimana industri kebudayaanmemalingkan
orang padakomoditas yang mengabdi kepadakepentingannya dan lebih
sukamengeksplorasi bagaimana orangmengalihkan produk industrymenjadi kebudayaan
pop yangmengabdi kepada kepentingannya
(dalam Chris Barker, 2004).
Ciri-ciri budaya populardiantaranya sebagai berikut:
a) Tren, sebuah budaya yangmenjadi trend dan diikuti ataudisukai
banyak orang berpotensimenjadi budaya populer;
b) Keseragaman bentuk, sebuahciptaan manusia yang menjaditren
akhirnya diikuti oleh banyakpenjiplak. Karya tersebut dapatmenjadi pionir bagi
karya-karyalain yang berciri sama, sebagaicontoh genre musik pop (diambildari
kata popular) adalah genremusik yang notasi nada tidakterlalu kompleks,
liriklagunyasederhana dan mudahdiingat.
c) Adaptabilitas, sebuah budayapopuler mudah dinikmati dandiadopsi
oleh khalayak, hal inimengarah pada tren.
d) Durabilitas, sebuah budayapopuler akan dilihat
berdasarkandurabilitas menghadapi waktu,pionir budaya populer yang
dapatmempertahankan dirinya bilapesaing yangkemudian muncultidak dapat
menyaingi keunikandirinya, akan bertahan-sepertimerek Coca-cola yang sudah
adaberpuluh-puluh tahun.
e) Profitabilitas, dari sisiekonomi, budaya popularberpotensi
menghasilkan keuntungan yang besar bagiindustri yang mendukungnya.
Pendekatan keilmuan dalam komunikasi
1. Pendekatan Unscientific
Pada pendekatan unscientific
umumnya orang menjawab dorongan igin tahu dan mencari kebenaran.
a.
Penemuan Secara Kebetulan
Kelemahan yang terkandung dalam
penemuan-penemuansecara kebetulan ini, bahwa orang akan bersifat pasif terhadap
dorongan ingintahunya karena semuanya terjadi secara kebetulan, dan akibatnya
pengetahuanberkembang secara lambat.
b.
Penemuan Secara Trial dan Error
Perkembangan masyarakat terasa
cepat menyebabkanmanusia harus aktif mencari kebenaran, kendati sarana
pengetahuan untukmencapainya masih sangat tidak memadai. Suatu usaha trial and
error tidakdiawali dengan sebuah harapan, kendati tetap memiliki tujuan yang
tak menentu,bahkan sering kali orang memulai trial and error dengan harapan
yang hampa.
c.
Penemuan Melalui Otoritas
Pendekatan otoritas hanya cocok
untuk menemukankebenaran dokmatis bagi kepentingan tertentu, seperti dalam
ekhidupan beragama,upaya-upaya penyembuhan penyakit, dan bentuk-bentuk
kepatuhan lainya dalamsystem kekerabatan dan monarki.
d.
Menemukan Kebenaran Melalui Wahyu
Kebenaran melalui wahyu ini
adalah bentuk penemuankebenaran paling tradisional, namun cara seperti ini
tetap saja menjadi caramenemukan kebenaran yang sampai saat ini digunakan.
2. Pendekatan Scientific
Ada dua macam proses yang dapat
digunakan untukmenemukan kebenaran.
a.
Berpikir Kritis – Rasional
Ada dua jalan yang yang dapat
ditempuh dalammenggunakan cara berpikir rasional untuk menemukan kebenaran.
Cara-cara ituadalah berpikir analitis dan berpikir sintetis.
b.
Penelitian Ilmiah ( Scientific Research)
A.
Jenis dan teori komunikasi
I. Teori-teori Umum (general
theories)
a). Teori-Teori Struktural dan Fungsional
Asumsi teori
struktural fungsional adalah: masyarakat pada dasarnya merupakan suatu sistem
yang terdiri dari bagian-bagian (sub-sistem)
yang saling berhubungan satu sama lain.
Teori
struktural fungsional mula-mula tumbuh dari cara melihat masyarakat yang dianalogikan
dengan organisme biologis. Masyarakat maupun organisme biologis sama-sama
mengalami pertumbuhan. Tiap bagian yang tumbuh di dalam masyarakat memiliki
fingsi dan tujuan tertentu.
Fungsional dan struktural
memiliki beberapa persamaan karakteristik sebagai berikut:
- Lebih mementingkan “synchrony”
(stabilitas dalam kurun waktu tertentu).
- Hal yang diamati terutama
sekali adanya faktor-faktor yang berada di luar kontrol dan kesadaran
manusia
- Realitas pada dasarnya
objektif dan bebas. Oleh karena itu pengetahuan, menurut pandangan ini,
dapat ditemukan melalui metode pengamatan (observasi) empiris yang cermat.
- Pendekatan ini memisahkan
bahasa dan lambang dari pemikiran-pemikiran dan objek-objek yang
disimbolkan dalam komunikasi. Dunia hadir karena dirinya sendiri,
sementara bahasa hanyalah alat untuk merepresentasikan apa yang telah
ada.
- Bahasa harussesuaidenganrealitas.
- Simbol-simbolharusmerepresentasikan
sesuatu secara akurat.
Pendekatan
struktural fungsional dalam kaitannya dengan perilaku manusia, menolak
gagasan-gagasan tentang jiwa, spirit, kemauan, pikiran, introspeksi, kesadaran,
subjektivitas, dan sebagainya, karena konsep-konsep itu tidak dapat diamati
secara objektif. Dengan kata lain, pendekatan ini terhadap manusia berusaha
mengukur pengaruh struktur sosial terhadap identitas, respons dan perilaku
manusia melalui peran (role),
sosialisasi, dan keanggotaan kelompok mereka. Pendekatan ini jelas menekankan
orientasi peran dalam arti bahwa ia memandang manusia pada dasarnya ditentukan
secara sosial (socially-determined).Bagi
pandangan struktural, struktur sosial sangat kukuh dan mempengaruhi perilaku
manusia. Struktur sosial terbentuk lama sebelum kita lahir dan akan tetap ada
setelah kita mati. Kita tidak dapat memilih posisi kita dalam struktur sosial
tersebut: ras, jenis kelamin, agama, kelas sosial orang tua, pendeknya budaya
yang kedalamnya kita lahir. Manusia tersosialisasikan oleh budaya itu; mereka
mengikuti aturan-aturan yang ditetapkannya: bahasa, cara berbicara, etiket
bergaul (termasuk sopan santun dalam keluarga), cara makan dan jenis makanan
yang dimakan, dan sebagainya. Bahkan semasa manusia berada dalam kandunganpun
mereka dipengaruhi oleh budaya (misalnya lewat upacara tujuh bulanan) atau
setelah mereka mati (dimakamkan dengan cara tertentu). Struktur sosial itulah
yang dianggap penting oleh pendekatan struktural, karena itu mempengaruhi
manusia berpikir, berperilaku dan mewarnai identitas mereka. Pendeknya manusia
dikontrol oleh (struktur) masyarakat di luar dirinya sendiri. Jadi masyarakat
tetap dianggap statis.
b). Teori
Behavioral dan Kognitif
Asumsi teori
ini tentang hakikat dan cara menemukan pengetahuan juga sama dengan aliran
strukturalis dan fungsional. Perbedaannya hanyalah terletak pada fokus
pengamatan serta sejarahnya.Teori-teoristrukturalisdanfungsionalyang berkembang
dari sosiologi dan ilmu-ilmu sosial lainnya cenderung memusatkan pengkajiannya
pada hal-hal yang menyangkut struktur sosial dan budaya. Sementara teori-teori
behavioral dan kognitif yang berkembang dari psikologi dan ilmu-ilmu
pengetahuan behavioralis lainnya, cenderung memusatkan pengamatannya pada diri
manusia secara individual. Salah satu konsep pemikirannya yang terkenal adalah
tentang model S-R (stimulus-response)
Teori-teori
dalam perpektif ini mengutamakan analisis variabel. Analisis ini pada dasarnya
merupakan upaya mengidentifikasikan variabel-variabel kognitif yang dianggap
penting, serta mencari hubungan korelasi di antara variabel. Analisis ini juga
menguraikan tentang cara-cara bagaimana variabel-variabel proses kognitif dan
informasi menyebabkan atau menghasilkan tingkah laku tertentu.
Komunikasi
menurut pandangan teori ini dianggap sebagai manifestasi dari tingkah laku,
proses berpikir, dan fungsi bio-neural
dari individu. Oleh karenanya, variabel-variabel penentu yang memegang peranan
penting terhadap sarana kognisi seseorang (termasuk bahasa) biasanya berada di
luar kontrol dan kesadaran orang tersebut.
c). Teori
Konvensional dan Interaksional
Teori-teori ini
berpandangan bahwa kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang
membangun, memelihara serta mengubah kebiasaan-kebiasaan tertentu, termasuk
dalam hal ini bahasa dan simbol-simbol. Komunikasi menurut teori ini, dianggap
sebagai alat perekat masyarakat. Kelompok teori ini berkembang dari aliran
pendekatan “interaksionisme simbolik” sosiologi dan filsafat bahasa
ordiner. Bagi teori ini pengetahuan dapat ditemukan melalui metode
interpretasi.
Fokus
pengamatan teori-teori ini tidak terhadap struktur tetapi tentang bagaimana bahasa
dipergunakan untuk membangun struktur sosial, serta bagaimana bahasa dan
simbol-simbol lainnya direproduksi, dipelihara serta diubah dalam
penggunaannya. Makna menurut pandangan teori ini tidak merupakan suatu kesatuan
objektif yang ditransfer melalui komunikasi, tetapi muncul dari dan diciptakan
melalui interaksi. Makna pada dasarnya merupakan kebiasaan-kebiasaan yang
diperoleh melalui interaksi. Oleh karenanya makna dapat berubah dari waktu ke
waktu, dari konteks ke konteks, serta dari satu kelompok sosial ke kelompok
lainnya.
d). Teori -Teori Kritis dan Interpretif
Gagasan
teori-teori ini banyak berasal dari berbagai tradisi seperti sosiologi
interpretif, pemikiran Max weber,phenomenology dan hermeneutics, Marxisme
dan aliran “Frankfurt School”, serta
berbagai pendekatan tekstual seperti teori-teori retorika, “biblical” dan kesusasteraan. Pendekatan kelompok teori ini
terutama sekali populer di negara-negara Eropa.
Secara umum
kedua jenis teori ini mempunyai karakteristik umum.
- Penekanan terhadap peran
subjektivitas yang didasarkan pada pengalaman individual.
- Makna atau meaning merupakan
konsep kunci dalam teori-teori ini. Pengalaman dipandang sebagai “meaning centered” atau dasar
pemahaman makna. Dengan memahami makna dari suatu pengalaman, seseorang
akan menjadi sadar akan kehidupan dirinya. Dalam hal ini bahasa menjadi
konsep sentral karena bahasa dipandang sebagai kekuatan yang mengemudikan
pengalaman manusia.
Selain
persamaan, kedua jenis teori ini mempunyai perbedaan, antara lain: pendekatan
teori interpretif cenderung menghindarkan sifat-sifat preskriptif dan
keputusan-keputusan absolut tentang fenomena yang diamati. Pengamatan (observations) menurut teori interpretif,
hanyalah sesuatu yang bersifat tentatif dan relatif. Sementara teori-teori
kritis (critical theories) lazimnya
cenderung menggunakan keputusan-keputusan yang absolut, preskiptif dan juga
politis sifatnya.
1.
Teori-teori kontekstual
Sendjaja
(2002;1.52) berdasarkan konteks atau tingkatan analisis nya, teori komunikasi
secara umum di bagi menjadi, yaitu;
1)
Komunikasi intra-pribadi
(intra-personal communication)
2)
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication)
3)
Komunikasi kelompok (group communication)
4)
Komunikasi organisasi
(organization communication
5)
Komunikasi massa (mass
communication)
B.
Model dan proses komunikasi
1. Model Komunikasi
Komunikasi berasal dari
bahasa latin ‘communis’ atau ‘common’ dalam bahasa Inggris yang berarti sama.
Jadi komunikasi adalah suatu cara untuk berbagi informasi, gagasan, atau sikap
kita dengan partisipan lain nya.
Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam buku human communication menjelaskan
tiga model komunikasi ;
- model komunikasi linier
(model komunikasi satu arah)
- model komonikasi dua
arah(adanya feedback atau umpan balik)
- model komunikasi
transaksional(banyak arah / komunikasi
hanya dapatdipahami dalam konteks hubungan diantara 2 orang atau lebih)
2. Proses Komunikasi
Menurut Sendjaja dkk. (2002; 4.6), dalam tatanan teoritis paling tidak kita
mengenal atau memahahami komunikasi dari dua perspektif, yaitu perspektif
koknitif dan pelaku. Dance menegaskan bahwa komunikasi ada karena adanya satu
respon melalui lambang-lambang verbal, di mana simbol verbal tersebut
bertindak sebagai stimulus untuk memperoleh respons. Jadi komunikasi mengacu
pada hubungan stimulus respon antara sender dan receiver.
STIMULUS <==>RESPONS
Teori Dan Komunikasi Kelompok
A.
Pengertian
Komunikasi
kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu
kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya
(Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan
komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau
lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga
diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat
karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi
komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap
muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan
kelompok.
Sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut:
1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap
muka;
2. Kelompok memiliki sedikit partisipan;
3. Kelompok bekerja di bawah arahan
seseorang pemimpin;
4. Kelompok membagi tujuan atau sasaran
bersama;
5. Anggota kelompok memiliki pengaruh
atas satu sama lain.
B.
Prinsip
Dasar Komunikasi Kelompok
Kelompok merupakan bagian yang
tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kita sehari-hari.Kelompok baik yang
bersifat primer maupun sekunder, merupakan wahana bagi setiap orang untuk dapat
mewujudkan harapan dan keinginannya berbagi informasi dalam hamper semua aspek
kehidupan.Ia bias merupakan media untuk mengungkapkan persoalan-persoalan
pribadi (keluarga sebagai kelompok primer), ia dapat merupakan sarana
meningkatkan pengethuan para anggotanya (kelompok belajar) dan ia bias pula merupakan
alat untuk memecahkan persoalan bersama yang dihadapi seluruh anggota (kelompok
pemecahan masalah). Jadi, banyak manfaat yang dapat kita petik bila kita ikut
terlibat dalam seuatu kelompok yang sesuai dengan rasa ketertarikan (interest)
kita. Orang yang memisahkan atau mengisolasi dirinya dengan orang lain adalah
orang yang penyendiri, orang yang benci kepada orang lain (misanthrope) atau
dapat dikatakan sebagai orang yang antisosial.
Ada empat elemen yang muncul dari definisi yang
dikemukakan oleh Adler dan Rodman tersebut, yaitu :
Elemen
pertama adalah interaksi dalam komunikasi kelompok merupakan faktor yang
penting, karena melalui interaksi inilah, kita dapat melihat perbedaan antara
kelompok dengan istilah yang disebut dengan coact. Coact adalah sekumpulan
orang yang secara serentak terkait dalam aktivitas yang sama namun tanpa
komunikasi satu sama lain.
Elemen
yang kedua adalah waktu.Sekumpulan orang yang berinteraksi untuk jangka waktu
yang singkat, tidak dapat digolongkan sebagai kelompok.
Elemen
yang ketiga adalah ukuran atau jumlah partisipan dalam komunikasi
kelompok.Tidak ada ukuran yang pasti mengenai jumlah anggota dalam suatu
kelompok.
Elemen
terakhir adalah tujuan yang mengandung pengertian bahwa keanggotaan dalam suatu
kelompok akan membantu individu yang menjadi anggota kelompok tersebut dapat
mewujudkan satu atau lebih tujuannya.
C. Fungsi Komunikasi Kelompok
1. Fungsi
pertama dalam kelompok adalah hubungan sosial, dalam arti bagaimana suatu
kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial di antara para
anggotanya seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan kesempatan
kepada anggotanya untuk melakukan sktivitas yang informal, santai dan
menghibur.
2. Pendidikan
adalah fungsi kedua dari kelompok, dalam arti bagaimana sebuah kelompok secara
formal maupun informal bekerja unutk mencapai dan mempertukarkan pengetahun.
Melalui fungsi pendidikan ini, kebutuhan-kebutuhan dari para anggota kelompok,
kelompok itu sendiri bahkan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.
3. Dalam
fungsi persuasi, seorang anggota kelompok berupaya mempersuasikan anggota
lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Seseorang yang terlibat
usaha-usaha persuasif dalam suatu kelompok, membawa resiko untuk tidak diterima
oleh para anggota lainnya.
4. Fungsi
keompok juga dicerminkan dengan kegiatan-kegiatannya untuk memecahkan persoalan
dan membuat keputusan-keputusan contoh dalam hal Pemecahan masalah (problem
solving).
5. Terapi
adalah fungsi kelima dari kelompok. Kelompok terapi memiliki perbedaan dengan
kelompok lainnya, karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan.Objek dari
kelompok terapi adalah membantu setiap individu mencapai perubahan
persoalannya.
1.
Teori
Dan Model Komunikasi Organisasi
Komunikasi Organisasi.
Mengarah pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan
jaringan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi
formal dan informal. Pembahasan teori ini menyangkut struktur dan fungsi
organisasi, hubungan antar manusia, komunikasi dan proses pengorganisasiannya
serta budaya organisasi.
Komunikasi Organisasi
mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antar
organisasi. Bedanya dengan komunikasi kelompok adalah bahwa sifat organisas di
sini lebih formal dan lebih mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dalam
melakukan kegiatan komunikasinya
Konsekuensi dalam suatu
komunikasi organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, tindak
komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi,
yaitu: Fungsi informatif, fungsi regulatif, fungsi persuasif, dan fungsi
integratif.
Adapun
persoalan-persoalan mengenai gaya komunikasi (style Communication) dan pengaruh
kekuasaan (Power of influence) dalam organisasi dalam tataran manajemen sewaktu
mereka mencoba mempengaruhi bawahannya atau teman sejawatnya akan ditentukan
oleh sifat, karakter, dan budaya serta kemampuan berkomunikasi dari seorang
manajerial dalam berorgansasi.
A. Pendekatan
Struktur Dan Fungsi
Struktur merupakan
susunan dari sesuatu yang beraturan, dengan demikian dalam pendekatan struktur
dan fungsi secara Teori dan model komunikasi organisasi ada beberapa pengertian
dan definisi struktur organisasi
sebagai berikut :
1.
Organisasi Menurut Stoner adalah suatu pola hubungan-hubungan yang
melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
2.Menurut Chester I. Bernard Organisasi merupakan
suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
B. Pendekatan
Human Relation
Hubungan manusiawi adalah terjemahan dari human
relation. Ada juga orang yang menerjemahkannya menjadi “hubungan manusia”
dan “hubungan antarmanusia”, yang sebenarnya tidak terlalu salah karena yang
berhubungan satu sama lain adalah manusia. Hanya saja, di sini sifat hubungan
tidak seperti orang berkomunikasi biasa, bukan hanya merupakan penyampaian
suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain, tetapi hubungan antara
orang-orang yang berkomunikasi itu mengandung unsur-unsur kejiwaan yang amat
mendalam.
C. Pendekatan
Perorganisasian
Komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam
suatu organisasi dan komunikasi antar organisasi. Bedanya dengan komunikasi
kelompok adalah bahwa sifat komunikasi organisasi di sini lebih formal dan
lebih mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dalam melakukan kegiatan
komunikasinya.
D.
Pendekatan Budaya
§ Komunikasi Antara budaya adalah komunikasi antara
orang-orang yang berbeda budaya.
§ Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
§ Budaya adalah hasil konstruksi manusia, sifatnya tidak
menetap, namun terbuka mengalami perubahan dan sebuah budaya dapat
dipelajari.
§ Perbedaan budaya terjadi disebabkan pengalaman budaya
yang berbeda yang kemudian melatarbelakangi individu, kelompok, organisasi,
negara bahkan masyarakat mengekpresikan realitas mereka.
§ Perbedaan budaya mensyaratkan anggota sesama budaya dan
beda budaya untuk mempelajari budaya
dalam perbedaannya sehingga
memahami nilai-nilai budaya setempat
atau budaya lainnya
§ Untuk memunculkan saling pengertian makna dalam interaksi
komunikasi beda budaya, maka diciptakan apa yang dinamakan sistem sandi
bersama.
§ Beberapa
prinsip komunikasi antarbudaya
Penelitian Komunikasi
A. Proses Dan Fokus Penelitian
Komunikasi
1.
Proses
Penelitian
Penelitian
adalah proses ilmiah yang selalu ada dalam kehidupan intelektual manusia
berdasarkan sifat ingin tahu yang ada dalam hidup ilmuan. Dalam memenuhinya ada
hal yang digunakan, yaitu pertama, dengan menggunakan akal sehat mengacu pada
kelaziman dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, melakukan kegiatan penelitian
yang bersifat ilmiah yang berdasarkan pada kaidah-kaidah tertentu dan cara
berfikir yang sistematis yang melingkupi keseluruhan proses penelitian.
Dimana proses
penelitian ilmiah itu meliputi hal-hal berikut ini:
a.
Penentuan masalah dan judul penelitian
b.
Perumusan permasalahan penelitian
c.
Penelurusan toeritikal
d.
Penyusunan desain penelitian
e.
Penyusunan instrumen penelitian
f.
Penentuan sumber data, populasi dan
sampel
g.
Penentuan metode pengumpulan data
h.
Pengumpulan data
i.
Mengolah dan menganalisi data
j.
Membahas hasil penelitian
k.
Penulisan laporan penelitian
Keseluruhan proses
tersebut terbagi dalam beberapa kategori pekerjaan penelitian, yaitu:
a.
Penentuan rancangan-rancangan penelitian
adalah bagaimana penelitian merancangkan model penelitian yang akan
dilaksanakan mulai dari rancanngan problematik, rancangan teoritik, rancangan
metodologik sampai rancangan analisis dan hasil penelitian.
b.
Penentuan problem teori yang akan
digunakan adalah bagaimana penelitian menentukan teori apa yang akan digunakan
dan menjadi acuan dalam penelitian.
c.
Menentukan problem aplikasi lapangan,
yaitu bagaimana peneliti menentukan teknik pelaksanaan penelitian mulai dari ujicoba
instrumen penelitian, aplikasi metode, dan pengumpulan data dilapangan sampai
dengan analisis data.
2.
Fokus
Penelitian
Fokus
penelitian komunikasi berhubungan dengan bidang kajian komunikasi yang
berkembang sampai saat ini, baik kajian mikro komunikasi yaitu yang berhubungan
dengan kajian spesifik maupun kajian makro komunikasi, yaitu yang berhubungan
dengan kajian sosiologi, antropologi, dan sebagainya.
Kajian mikro komunikasi
antara lain:
1.
Dimulai dari komponen komunikator yang
merupakan sumber informasi guna menyampaikan dalam proses komunikasi. Dalam
sisi ini metode penelitian yang dapat digunakan adalah metode survei, studi
kasus dengan tipe penelitiannya berupa tipe deskriptif dan evaluatif.
2.
Komponen pesan atau informasi yang kirim
oleh komunikator ke komunikan. Pesan disini dapat diteliti melalui metode
penelitian analisis isi, analisi wacana. Dalam konteks pesan ini, peneliti
dapat mengeksplorasi sebanyak-banyaknya hal-hal yanmg berkaitan dengan pesan
informasi yang terjadi dalam organisasi, ataupun dalam semua media komunikasi
yang dipergunakan oleh humas.
3.
Komponen media komunikasi yang digunakan
oleh komunikator untuk sampainya pesan pada komunikan. Analisis yang mengkaji
tentang media komunikasi umumnya bersifat deskriptif, evaluatif dengan metode
penelitian berupa studi kasus dan analisis jaringan.
4.
Komponen komunikan dalam proses
komunikasi. Umumnya menggunakan metode survei, deskriptif dan eksplanatif.
5.
Komponen efek. Evaluatif dan deskriptif.
Komponen
makro, yaitu berhubungan dengan kajian komunikasi dalam perspektif yang lebih
luas serta bersentuhan dengan bidang lain yang memungkinkan kajian komunikasi
diperbesar dan membuka diri terhadap bidang sosial lainnya kajian-kajian baru
dalam studi komunikasi dalam rangka “memperbesarkan” disiplin ilmu komunikasi.
Bidang kajian tersebut antara lain seperti: komunikasi interpersonal,
komunikasi antar kelompok, komunikasi massa dan lainnya.
B. Pendekatan Penelitian
1.
Pendekatan Kualitatif
Pendekatan
kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip umum yang mendasari perwujudan
sebuah makna dari gejala sosial di dalam masyarakat.Objek analisis dalam
pendekatan kualitatif adalah makna dari gejala sosial dan budaya dengan
menggunakan kebudayaan dari masyarakat bersangkutan dengan memperoleh gambaran
mengenai kategorisasi tertentu.
Sasaran
kajian dari pendekatan kualitatif adalah pola yang berlaku sebagai prinsip umum
yang hidup dalam masyarakat.Gejala tersebut dilihat dari satuan yang berdiri
sendiri dalam kesatuan yang menyeluruh.Sehingga pendekatan kualitatif sering
disebut sebagai pendekatan holistik terhadap suatu gejala sosial.
Menurut Crasswell
beberapa asumsi dalam pendekatan kualitatif yaitu:
1.
Peneliti kualitatif lebih memperhatikan
proses daripada hasil
2.
Peneliti kualitatif lebih memperhatikan
interpretasi
3.
Peneliti kualitatif merupakan alat utama
dalam mengumpulkan data dan analisis data serta peneliti harus terjun langsung
kelapangan, melakukan obsservasi partisasi di lapangan.
4.
Peneliti menggambarkan bahwa peneliti
terlibat dalam proses penelitian, interpretasi data, dan pencapaian pemahaman
melalui kata atau gambar. Proses penelitian kualitatif bersifat induktif dimana
peneliti membuat konsep, hipotesa, dan teori berdasarkan datav lapangan yang
diperoleh serta terus mengembangkannya dilapangan dalam proses “jatuh-bangun”.
a.
Desain Penelitian Kualitatif
1.
Hal-hal umum yang perlu dipahami dalam
membuat desain penelitian komunikasi dengan format kualifikatif adalah:
a) Rumusan
masalah
Dalam penelitian kualitatif rumusan
permasalahan mempunyai karakteristik tidak teratur, menganggap teori yang ada
mempunyai kemungkinan tidak cocok, tidak akurat, tidak betul dan cenderung
bias, berusaha mengeksplorasi dan menggambarkan fenomena dan membangun teori
baru.
b) Peranan
penelitian
Dalam penelitian kualitatif merupakan
penelitian interpretatif sehingga bias, nilai, dan prasangka peneliti
dinyatakan secara emplisit dalam laporan penelitian.berlandaskan hal tersebut,
maka peranan peneliti dalam penelitian kualitatif terbagi dalam dua elemen,
yaitu menggunakan pengalaman masa alau yang sesuai dengan topik penelitian, setting lapangan untuk mempertajamakan
interpretasi data dan mengambil langkah-langkah untuk memperoleh akses masuk
kelapangan dan menjamin dapat memperoleh data yang diperlukan.
2.
Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan
data memuat langkah-langkah membuat batasan penelitian, pengumpulan informasi
melalui wawancara, dokumen yang tersedia sarta gambar-gambar yang berkaitan.
3.
Model Desain Penelitian Komunikasi
kualitatif
Secara
umum penelitian komunikasi dengan format kualitatif, terdiri dari 3 bentuk
desain penelitian, yaitu desain penelitian deskriptif, verifikatif, dan grounded.
a) Desain
Deskriptif – Kualitatif
Konstruksi desain deskriptif –
kualitatif dapat berbentuk sebagai berikut:
PENDAHULUAN:
(1)
Judul Penelitian
(2)
Latar Belakang Masalah
(3)
Masalah penelitian
(4)
Tinjauan Pustaka / teori dan Kesimpulan
teoritik yang digunakan
METODE PENELITIAN
(1)
Objek dan informasi penelitian
(2)
Cara memperoleh suber data (Informan)
dan menetukan unit analisis data
(3)
Metode pengumpulan data dan keabsahan
data
(4)
Metode analisis data
(5)
Rancangan pembahasan (diskusi) hasil
penelitian
(6)
Rancangan laporan penelitian
b.
Desain kualitatif verifikatif
Format
penelitiaan kualitatif verifikatif lebih banyak mengkonstruksi format
penelitian dan strategi memperoleh data dari lapangan secara induktif, sehingga
konstruksi desain berbentuk sebagai berikut:
PENDAHULUAN
(1)
Menemukaan tema penelitian yang
diinginkan
(2)
Memulai berpikir tentang metode yang
akan digunakan
(3)
Bagaimana memfokuskan cara berfikir
dengan metode serta research question
PENGGUNAAN METODE DAN
LAPORAN PENELITIAN
(1)
Cara menemukan informan penelitian
(2)
Metode penelitian dan strategi
menggunakan metode penelitian
(3)
Penggunaan dan bagaiman mengintegrasikan
metode dan informan
(4)
Memutuskan penggunaan metode penelitian
(5)
Membuat catatan harian
(6)
Trianggulasi untuk antisipasi kelemahan
proses analisis data sumber data yang digunakan
(7)
Bentuk draf penelitian yang diharapkan
c.
Desain grounded research
Format
desainnya adalah sebagai berikut:
Tahap I Observasi
Pendahuluan:
-
Menemukan tema pokok penelitian
-
Menemukan gatekeeper
-
Menemukan gambaran umum tentang alur
tentang alur
Tahap II pengumpulan
data:
-
Menemukan informan
-
Wawancara dan mengobservasi serta
membuat catatan harian
-
Menemukan informan baru
-
Mengembangkan strategi wawancara dan observasi
-
Menggunakan trianggulasi untuk menemukan
kebenaran data
-
Terus-menerus membuat catatan harian
Tahap III pengumpulan
laporan lanjutan:
-
Merevisi draf laporan penelitian
-
Menemukan kekurangan data dan informasi
-
Membuang informasi yang tidak penting
-
Menemukan informasi baru
-
Terus-menerus menggunakan trianggulasi
-
Terus-menerus membuat catatan harian
baru
-
Memutuskan untuk menghentikan penelitian
-
Mengembangkan draf laporan menjadi
rancangan laporan akhir
-
Peneliti meninggalkan lokasi penelitian
d.
Analisis kualitatif
Analisis
kualitatif dalam penelitian komunikasi berangkat dari pendekatan fenomenologi
yang sebenarnya lebih banyak alergi terhadap positivisme yang dianggap terlalu
kaku, dan terlalu taat asas. Analisis kualitatif umumnya tidak digunakan untuk
mencari data dalam arti frekuensi, akan tetapi digunakan untuk menganalisis
makna dari data yang tampak dipermukaan itu, dengan demikian maka analisis
kualitatif digunakan untuk memahami sebuah fakta dan bukan untuk menjelaskan
fakta tersebut.
2.
Pendekatan Kuantitatif
a. Format
desain penelitian kuantitatif
Untuk penelitian
komunikasi kuantitatif, apabila disimpulkan dari berbagai bentuk desain
penelitian kuantitatif, maka format desainnya sebagai berikut:
PENDAHULUAN
-
Judul penelitian
-
Latar belakang masalah
-
Masalah penelitian
-
Tujuan penelitian
-
Tinjauan pustaka/ teori dan kesimpulan
teoritik yang digunakan
-
Hipotesis (kalau diperlukan)
METODE PENELITIAN
-
Populasi (sasaran) penelitian
-
Sampel dan teknik sampling
-
Metode pengumpulan data
-
Metode dan rancangan analisis data
statistik
PEMBAHASAN DAN LAPORAN
PENELITIAN
-
Rancangan analisis data dan pengujian
hipotesis penelitian
-
Rancangan pembahasan (diskusi) hasil
penelitian
-
Rancangan laporan penelitian
b. Analisis
Kuantitatif
Analisis kuantitatif
bermula dari pendekan positivisme yang menemukan model analisis yang bersifay
kuantitatif.Analisis ini menggunakan pendekatan berfikir deduktif dimana
kerangka analisis dimulai dari persoalan yang umum ke permasalahan khusus.
Pendekatan analisis
menekankan kepada pembuktian terhadap hubungan antar variabel, pengaruh anter
variabel satu dengan lainnya.Sifat analisi seperti ini lebih tepat menggunakan
alat statistik dalam pengujian data lapangan.
Dengan demikian, maka
analisis kuantitatif menekankan pada empat hal yang dicaridari hubungan
variabel penelitian, yaitu persoalan hubungan, pengaruh, perbedaan, dan
identifika
C. Metode Penelitian
Penelitian
komunikasi memiliki objek dan proses serta pendekatan yang spesifik, sehingga
kecenderungan memilih metodepun terdapat perbedaannya. Pada pendekatan
kualitatif, lebih cenderung menggunakan analisis isi kualitatif seperti
analisis struktur, analisis isi media, dan lainnya.Sedangkan pendekatan
kuantitatif dalam komunikasi lebih banyak menggunakan metode pengumpulan data,
seperti angket, wawancara, dokumentasi dan sebagainya.
Realitas Media
Dan Konstruksi Nasional
A. Pengertian Realitas Media
Dalam
penjelasan ontology paradigma konstruktivis, realitas merupakan konstruksi
sosial yang diciptakan oleh individu. Namun demikian kebenaran suatu realitas
sosial bersifat nisbi, yang berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai
relevan oleh pelaku sosial (Hidayat, 1999: 39)
Dalam
pandangan paradigm definisi sosial, realitas adalah hasil ciptaan manusia
kreatif melalui kekuatan konstruksi sosial terhadap dunia sosial
disekelililngnya. Dunia sosial itu dimaksud sebagai yang disebut oleh George
simmel (Veeger, 1993:91), bahwa realitas dunia sosial itu berdiri sendiri
diluar individu, yang menurut kesan kita bahwa realitas itu “ada” dalam diri
sendiri dan hukum yang menguasainya.
Max
Webber melihat realitas sosial sebagai perilaku sosial yang memiliki makna
subjektif, karena itu prilaku memiliki tujuan dan motivasi. Perilaku sosial itu
menjadi “sosial”, oleh Weber dikatakan, kalau yang dimaksud subjektif dari prilaku
sosial membuat individu mengarahkan dan memperhitungkan kelakuan orang lain dan
mengarahkan kepada subjektif itu. Prilaku itu memiliki kepastian kalau
menunjukkan keseragaman dengan prilaku pada umumnya dalam masyarakat.
B. Pengertian Konstruksi Sosial
Istilah
konstruksi sosial atas realitas (social construction of reality), menjado
terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman melalui
bukunya yang berjudul “The Social Construction of Reality, a Treatise in the
Sociological of Knowledge) (1996).Ia menggambarkan proses sosial melalui
tindakan dan interaksinya, yang mana individu menciptakan secara terus-menerus
suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif.
Pengetahuan
selalu merupakan konstruksi dari individu yang mengetahui dan tidak dapat
ditransfer kepada individu lain yang pasif. Karena itu, kosntruksi harus
dilakukan sendiri olehnya terhadap
pengetahuan itu, sedangkan lingkungan adalah sarana terjadinya kosntruksi itu.
Berger
dan Luckmann (1990; 1) memulai penjelasan realitas sosial dengan memisahkan
pemahaman “kenyataan” dan “pengetahuan”.Realitas diartikan sebagai kualitas
yang terdapat didalam realitas-realitas, yang diakui memiliki keberadaan
(being) yang tidak tergantung kepada kehendak kita sendiri.Sedangkan
pengetahuan didefinisikan sebagai kepastian bahwa realitas-realitas itu nyata
(real) dan memiliki karakteristik yang spesifik.
C. Realitas Sosial Bentukan Media
Massa
Ketika
kita ingin menggambarkan zaman ini, kata Jacques Ellul (1980; 1), maka gambaran
yang terbaik untuk dijelaskan mengenai suatu realitas masyarakat adalah
masyarakat dengan sistem teknologi, yang baik atau masyarakat teknologi. Untuk
mencapai masyarakat teknologi, maka suatu masyarakat harus memiliki sistem
teknologi yang baik (Goulet, 1977 :7). Dengan demikian, maka fungsi teknologi
adalah kunci utama perubahan dimasyarakat.
Teknologi
secara fungsional telah menguasai masyarakat, bahkan pada fungsi yang
subtansial, seperti mengatur beberapa sistem norma dimasyarakat, umpamanya
sistem lalu lintas dijalan raya, sistem komunikasi, seni pertunjukan, dan
sebagainya. Dalam dunia pertelevisian, sistem teknologi telah menguasai jalan
pikiran masyarakat, televisi menguasai pikiran-pikiran manusia dengan cara
membangun teater dalam pikiran manusia (theater of mind), sebagaimana gambaran
realitas dalam iklan televisi. Suatu contoh, ketika iklan shampoo Clear
menggunakan iklan dengan gaya seperti adegan film Matrix, dimana seorang pemuda
bersampo Clear dapat menghindari tembakan peluru dengan lekukan tubuh yang
fleksibel, maka seluruh adegan dalam iklan tersebut begitu mengagumkan pemirsa.
Iklan itu begitu mengagumkan karena selain realistis, adegan-adegan tersebut
mampu membawa pemirsa kepada kesan dunia lain nyang maha dahsyat.
Dalam
hal pencitraan iklan televisi, pada umumnya sebuah iklan jarang tampil dengan
citra tunggal, terbanyak iklan televisi tampil dengan citra ganda. Maksudnya,
iklan televisi melakukan pencitraan ganda pada produk, seperti selain
mengkonstruksi citra kelas sosial, iklan itu juga mengkonstruksi citra
kemewahan, dimana cerita animasi dan pesan verbal iklan tersebut yang
menampakkan kondisi mobil yang berkelas dan mewah, penuh daya tarik modern.
Sehingga menimbulkan kesan, bahwa kemewahan itu hanya dapat dimiliki oleh
individu dari kelas sosial atas.
Sengaja
atau tidak, citra dalam iklan televisi telah menjadi bagian terpenting dari
sebuah iklan televisi itu. Citra ini pula adalah bagian terpenting yang dikonstruksi oleh iklan televisi. Namun
sejauh mana konstruksi itu berhasil, amat bergantung pada banyak factor,
terutama adalah factor konstruksi sosial itu sendiri, yaitu bagaimana upaya
seorang copywriter mengkonstruksi kesadaran individu serta membentuk
pengetahuan tentang realitas baru dan membawanya kedalam dunia hiper-realitas,
sedangkan pemirsa tetap merasakan bahwa realitas itu dialamai dalam dunia
rasionalnya.
Masyarakat
Cyber
A. Cybercommunity
1.
Masyarakat global dan pembentukan cybercommunity
Community,
masyarakat adalah kelompok-kelompok orang yang menempati sebuah wilayah (territorial) tertentu, yang hidup secara
relative lama, saling berkomunikasi, memiliki symbol-simbol dan aturan tertentu
serta system hukum yang mengontrol tindakan anggota masyarakat, memiliki system
stratifikasi, sadar sebagai bagian dari anggota masyarakat tersebut serta
relative dapat menghidupi dirinya sendiri.
Penemuan dan perkembangan teknologi Informasi
dalam skala massal, telah mengubah bentuk masyarakat manusia dari masyarakat
dunia local menjadi masyarakat dunia global, sebuah dunia yang sangat
transparan terhadap perkembangan informasi, transportasi, serta teknologi yang
begitu cepat dan begitu besar mempengaruhi peradaban umat manusia, sehingga
dunia juga dijuluki The Big Village,
yaitu sebuah desa yang besar yang di mana masyarakatnya saling mengenal dan
saling menyapa satu dengan yang lainnya seperti layaknya kehidupan yang
berkembang di desa.
Masyarakat global itu jjuga merupakan suatu
kehidupan yang memungkinkan komunitas manusia menghasilkan budaya-budaya
bersama, menghasilkan produk-produk industri bersama, menciptakan pasar
bersama, pertahanan militer bersama, mata uang bersama bahkan menciptakan
perang dalam skala global disemua lini.
Secara materi mampu mengembangkan ruang gerak
kehidupan baru bagi masyarakat sehingga tanpa disadari , komunitas manusia
telah hidup dalam dua dunia kehidupan masyarakat , yaitu masyarakat nyata dan
masyarakat maya (cybercommnunity)
Masyarakat nyata adalah kehidupan masyarakat
yang secara indrawi dapat dirasakan sebagai sebuah kehidupan nyata, dimana
sebuah kehidupan nyata di mana hubungan-hubungan sosial sesama anggota
masyarakat di bangun melalui penginderaan (dapat diraba, dilihat, dicium,
didengar dan dirasakan, oleh panca indera)
Masyarakat maya, adalah sebuah kehidupan
masyarakat manusia yang tidak dapat secara langsung di indera melalui
penginderaan manusia, namun dapat dirasakan
an disaksikan sebagai sebuah realitas.
Kemajuan teknologi informasi inilah yang telah
mengubah dunia maya yang terdiri dari berbagai macam gelombang magnetic dan
gelombang radio, serta sifat kematerian yang belum di temukan manusia, sebagai
sebuah ruang kehidupan baru yang sangat prospektif bagi aktivitas manusia yang
memiliki nilai efisiensi yang sangat tinggi.
2.
Masyarakat maya:sisi lain kehidupan masyarakat manusia
Awalnya Masyarakat maya adalah sebuah fantasi
manusia. Fantasi tersebut adalah sebuah hiper-realitas manusia tentang
nilai,citra,dan makna kehidupan manusia sebagai lambang dari pembebasan manusia
terhadap kekuasaan materi dan alam semesta.
Sebagai ciptaan manusia, maka masyarakat maya
menggunakan seluruh metode kehidupan masyarakat nyata sebagai model yang
dikembangkan di dalam segi-segi kehidupan maya. Seperti membangun interaksi
sosial dan kehidupan kelompok, membangun stratifikasi sosial, membangun
kebudayaan, membangun pranata sosial, membangun kekuasaan, wewenang dan
kepemimpinan membangun system kejahatan juga control sosial.
a.
Proses-proses sosial dan
interaksi sosial
Masyarakat maya membangun dirinya dengan
sepenuhnya mengandalkan interaksi sosial dan proses sosial dalam kehidupan
kelompok (jaringan) intra dan antar sesama anggota masyarakat maya.
Proses sosial dan interaksi sosial dalam masyarakat maya ada yang bersifat
sementara dan ada dalam waktu yang
relative lama dan menetap. Sifat dan iinteraksi sosial mereka ditentukan oleh
kepentingan mereka dalam dunia maya.
Interaksi sosial sementara , terjadi pada
anggota masyarakat yang sepintas lalu ingin “jalan-jalan” dan hanya bermain
didunia maya melalui browsing dan chatting, atau search misalnya untuk
keperluan pencarian data tugas, data umum dan sebagainya.
Interaksi sosial dan kehidupan kelompok yang
berlangsung cukup lama antara sesama anggota masyarakat maya lainnya.Pengguna
internet yang ini disebut netter yang
setiap saat berada dalam dunia maya. Mereka bergaul, menyapa, bercinta,
berbisnis, belajar dan bahkan berbuat criminal dalam mayarakat maya, namun
mereka tidak menetap di sana karena tidak memiliki rumah sebgai alamat mereka.
Kebanyakan dari anggota masyarakat menjadi
penduduk tetap dalam masyarakat tersebut dengan memiliki alamat dan “rumah” di
sana dengan status penyewa atau pemilik. Mereka ini yang memiliki e-mail, website atau bahkan provider.Secara kontinyu memanfaatkan
alamat dan rumah mereka untuk berinteraksi dengan sesama anggota masyarakat
guna berbagai kebutuhan.
Masyarakat maya dibangun melalui interaksi
sosial sesame anggota masyarakat maya.
Syarat-syarat interaksi sosial dalam
masyarakat nyata harus memiliki social
contact dan communication.Persyaratan ini juga menjadi substansi utama
dalam kehidupan sosial mayarakat maya.Hubungan yang di bangun dalam
jaringan-jaringan computer, frekuensi radio, antena atau modem sesungguhnya
adalah hubungan-hubungan sosial yang dibangun oleh anggota masyarakat untuk
saling berinteraksi sedangkan mesin-mesin itu hanyalah media yang mereka
gunakan.
Dari
cara mereka berinteraksi ini lahir pula dua pola proses interaksi sosial,
yaitu:
1.
Proses sosial disosiatif
Proses
sosial disosiatif terjadi ketika beberapa anggota masyarakat maya terlibat
dalam proses persaingan, atau bahkan konflik dengan sesama warga masyarakat
maya. Proses ini terjadi ketika mereka bersaing memberi peluang akses kepada
masyarakat dan mencari sumber-sumber pembiayaan (sponsorship) untuk menghidupi
jaringan mereka. Untuk ini meraka harus berkompetisi lain yang juga berupaya
melakukan hal yang sama. Proses sosial disosiatif ini juga terjadi ketika
sebuah jaringan website dengan
berbagai alasan ekonomi atau politik, terpaksa harus melakukan penyerangan
kepada jaringan website lainnya, kemudian mereka terlibat dalam ‘peperangan’
2.
Proses sosial asosiatif
Sementara
sifat jaringan dan proses sosial dalam masyarakat maya yang mementingkan kerja
sama, maka selain proses sosial disosiatif, terbanyak dari proses sosial itu
adalah proses sosial asosiatif antara jaringan-jaringan (kelompok-kelompok)
yang ada. Proses ini memberi peluang kepada komunitas maya, baik intra maupun
antar jaringan, melakukan kerja sama (cooperativ) diantara mereka. Kerja sama
ini menghasilkan proses lanjutan seperti akomodasi informasi dan asimilasi
kebudayaan masyarakat maya dalam skala global keseluruh jaringan masyarakat
yang akhirnya mempengaruhi perilaku dan interaksi mereka satu dengan lainnya
b.
Kelompok sosial maya
Komunitas
maya memiliki kehidupan kelompok yang rumit. Umumnyakelompok sosial ini
dibangun berdasarkan hubungan-hubungan sekunder, sehingga pengelompokan mereka
didasarkan pada kegemaran dan kebutuhan anggota masyarakat tehadap kelompok
tertentu.
Pada
dasarnya ada dual model keanggotaan kelompok sosial maya yaitu:
1. Kelompok intra adalah keanggotaan seseorang dalam
unit-unit kelompok intra yang berpusat pada server tertentu yang sifatnya
menyerupai serumpun anggota dalam suatu institusi tertentu. Kelompok intra ini
biasanya disebut dengan internet, setiap anggota dalam sistem ini harus patuh
kepada aturan yang ada baik sanksi maupun reward ditentukan oleh sistem sosial
mereka yang diatur dipusat-pusat server yang ada.
2.
Kelompok inter yaitu,
walaupun secara umum, hubungan internet ini hanya berlaku internal, namun
sebenarnya internet ini adalah sel-sel hidup dalam sistem sosial dunia maya
yang lebih luas yaitu internet.
c.
Kebudayaan dan masyarakat
maya
Salah
satu ciri masyarakat adalah menciptakan kebudayaan. Dalam masyarakat maya,
kebudayaan yang berkembang adalah budaya-budaya pencitraan dan makna yang
setiap saat dipertukarkan dalam ruang interaksi simbolis.kreator dan imajinater
yang setiap saat mencurahkan pemikiran mereka dalam tiga hal secara terpisah,
yaitu:
·
Pertama, kelompok yang
senantiasa bekerja untuk menciptakan mesin-mesin teknologi informasi yang lebih
canggih dan realitas.
·
Kedua, kelompok yang
setiap saat menggunakan mesin-mesin itu menciptakan karya-karya imajinasi yang
menakjubkan.
·
Ketiga, masyarakat pada
umumnya yang setiap hari menggunakan mesin-mesin dan karya imajinasi itu
sebagai bagian dari kehidupan.
Dari
tiga hal itu, masyarakat maya menciptakan culture
universal yang dapat dijelaskan sebagaimana yang dimiliki oleh masyarakat
nyata:
1.
Peralatan dan perlengkapan
hidup masyarakat maya
2.
Mata pencaharian dan
sistem ekonomi
3.
Sistem masyarakat yang
dikembangkan dalam masyarakat maya
4.
Bahasa masyarakat maya
5.
Karya komunitas maya
6.
Sistem pengetahuan
7.
Sistem religi
(kepercayaan) masyarakat maya
d.
Pranata dan kontrol sosial
masyarakat maya
Masyarakat
maya memiliki sistem pranata dan kontrol sosial yang dibagun bersama atau
dibangun sebagai sistem proteksi diri, sistem pranata sosial dan kontrol sosial
dibangun agar semua kebutuhan dalam masyarakat maya dapat terlayani dengan baik
tanpa saling merugikan.
Beberapa
pranata dan kontrol sosial yang lazim dalm masyarakat maya dikenal seperti login,pasword atau pin number yang digunakan sebagai tiket atau “kata salam” untuk
masuk kedalam website tertentu. Pada umumnya pemilik website tidak mengizinkan
orang lain masuk kedalam fasilitas tertentu apabila tidak menggunakan tiket
atau kata salam itu.
Hukum-hukum
sosial yang ada dalam masyarakat nyata juga menjadi bagian dalam pranata sosial
masyarakat maya. Seperti mencuri informasi, menipu, melakukan pelecahan gender,
merusak, meyerang orang lain dan sebagainya. Mengatasi pelanggaran hukum-hukum
sosial, yaitu dengan menciptakan penangkal virus yang dapat membunuh,
menangkal, atau memenjarakan virus yang dapat memenjarakan mereka dalam space
tertentu.
e.
Statifikasi sosial,
kekuasaan, dan kepemimpinan masyarakat maya
Masyarakat maya mengenal
stratifikasi sosial berdasarkan pada besarnya jaringan yang dimiliki. Begitu pula
jumlah anggota masyarakat mayayang setiap hari lalu-lalang di sebuah jaringan
atau website menjadi dasar argumentasi yang kuat untuk menentukan stratifikasi
sosial.
·
Stratifikasi sosial
petama, seperti http:II, www.
·
Stratifikasi sosial kedua,
seperti com, net, org, gov, go, id.
·
Stratifikasi sosial
ketiga, seperti yahoo, hotmail, mailcity,
amazon,google.
Sistem
kepemimpinan dalam masyarakat maya dibangun berdasarkan kekuasaan dan
kepemilikan terhadap jaringan tertentu. Sehingga secara riil, setiap jaringan
adalah pemimpin yang terkoneksi dalam jaringan kepemimpinan yang lebih luas.
f.
Perubahan sosial dalam
masyarakat maya
Perubahan
dalam masyarakat maya dikenal dua konsep perubahan yaitu:
·
Upgrade adalah perubahan
fiskal yang ada dalam mesin-mesin komputer
·
Perubahan sosial adalah
perubahan yang terjadi itu merupakan sebuah hukum alam serta setiap saat menimbulkan
masalah baru.
Perubahan
sosial pada cybercommunity erat kaitannya dengan refleksi realitas nyata,
terutama yang berhubungan dengan kontak-kontak sosial budaya global termasuk
didalamnya adalah berbagai bentuk cybercrime.
3.
Hyper-reality, sisi lain
masyarakat maya
Kemampuan
teknologi media elektronik memungkinkan perancang agenda setting media dapat
menciptakan realitas dengan menggunakan satu model produksi yang oleh jean
baudrillard (piliang, 1988; 228) disebutnya dengan simulasi, yaitu penciptaan
model-model nyata yang tanpa asal-usul atau realitas awal. Hal inilah yang
disebut hyper-realitas.
Dimana
manusia mendiami suatu ruang realitas yang perbedaan antara nyata dan fantasi,
atau yang benar dengan yang palsu, menjadi sangat tipis. Manusia hidup dalam
dunia maya dan khayal. Media informasi dan informasi mereka dan etika
kehidupannya, namun antara media informasi dan pengetahuan itu sama-sama
membentuk sikap, perilaku, dan peradaban umat manusia.
B. Aplikasi Cyber Dalam
Kehidupan Masyarakat
1.
E-goverment dan
E-commerce; dan varian “E” lainnya
Gagasan
e-goverment sebenarnya telah dimulai sejak tersedia fasilitas e-office dalam
dunia maya, konsep e-office, seorang pimpinan sebuah kantor atau perusahaan
dapat melakukan tugas sehari-harinya tanpa harus bertatap muka bawhannya,
kantor adalah sebuah gagasan dunia maya yang lebih realitas dan memiliki masa
yang lebih maju serta memiliki konsep-konsep terbatas.
Konsep-konsep
“e” yang sedang berkembang diindonesia mencakup konsep-konsep: government to government
(G to G ), atau government to business (G to B). Konsep tersebut memungkinkan
terjadi komunikasi dua arah ataupun tiga arah. Dengan demikian transparasi,
efesienasi, dan pengawasan mereka dapat terlaksana dengan baik.
2.
Cyberlaw sebagai konsep
cybercrime
Salah
satu karakter umum cybercrime yang dapat diindentifikasi adalah kejahatan ini
dapat dilakukan dari mana saja dan dimana saja dalam cybercommunity, tanpa
harus berada dalam satu negara atau senegara dengan tempat dimana server itu
berada.
Masalah
terbesar yang dihadapi oleh cybercommunity adalah cybercrime, maka kebutuhan
terhadap cyberlaw menjadi sangat mendesak. Cyberlaw dimaksud adalah perangkat
hukum positif untuk digunakan mengontrol akselarasi kehidupan dalam
cybercommunity. Cyberlaw akan memainkan dua sisi pengendalian masyarakat,
yaitu:
1.
Untuk secara generik dan
efektif menghukum setiap pelanggaran hukum dalam cybercommunity.
2.
Perlu disadari, bahwa
cybercommunity merupakan sisi lain dari kehidupan masyarakat nyata, sehingga
secara fisik individu masyarakat cyber dapat dihukum menggunakan hukum-hukum
positif yang ada dimasyarakat.
a)
Memberi rasa aman terhadap
setiap warga masyarakat.
b)
Selain itu cyberlaw harus
dapat memberikan rasa keadilan untuk beraktifitas dalam masyarakat maya.
c)
Harapan terbesar adalah
agar cyberlaw dapat memberi rasa jera terhadap pelaku-pelaku cyberclime dengan
sanksi hukuman.
Sosiologi Komunikasi
Kelompok
A. Lingkup Teori Komunikasi
Komunikasi
dapat berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan
makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya, jika seseorang
mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi
akan berlangsung. Komunikasi berarti proses penyampaian suatu pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung
melalui media. Dalam definisi tersebut tersimpul tujuan, yakni memberi tahu
atau mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion), atau perilaku (behavior).
Lingkup
Teori Komunikasi terbagi menjadi beberapa yaitu sebagai berikut:
1.
Teori Komunikasi Kelompok
Komunikasi dalam kelompok
merupakan bagian dari kegiatan sebagian orang.Sejak lahir, seorang sudah
bergabung dengan kelompok primer, yaitu keluarga. Seiring dengan perkembangan
usia dan intelektual seorang akan masuk dan terlibat dalam kelompok sekunder,
yaitu sekolah, lembaga agama, tempat kerja. Kelompok merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Melalui kelompok
memungkinkan seorang dapat berbagi informasi, pengalaman, dan pengetahuan
dengan anggota kelompok lain.
2
Teori Komunikasi Organisasi
Komunikasi merupakan
tindakan untuk berbagi informasi.Tindakan komunikasi tersebut dalam beragam
konteks, salah satunya dalam konteks organisasi.Dalam konteks organisasi,
pemahaman–pemahaman mengenai peristiwa komunikasi yang terjadi didalamnya,
contoh komunikasi antara karyawan dan atasan.Komunikasi merupakan aspek penting
dalam suatu organisasi, baik organisasi profit maupun nonoprofit.
3.
Teori Komunikasi Massa
Marshall McLuhan menyatakan
bahwa kita hidup pada suatu ‘desa global’. Pernyataan ini mengacu pada
perkembangan media komunikasi modern yang telah memungkinkan jutaan orang
didunia untuk dapat berhubungan dengan hampir setiap sudut dunia. Komunikasi
massa mengandung pengertian sebagai suatu proses dimana institusi
media massamemproduksi dan menyebarkan pesan secara luas kepada publik.
Fokus kajian dalam komunikasi massa adalah media massa.
Secara teori, pada satu
sisi konsep komunikasi massa mengandung pengertian sebagai suatu
proses dimana institusi media massa memproduksi dan menyebarkan pesan
kepada publuk secara luas. Namun pada sisi lain,
komunikasi massa merupakan proses dimana pesan tersebut dicari, digunakan,
dan dikonsumsi oleh audience.
2.
Teori Komunikasi Manusia
Seorang ahli ilmu politik
Amerika Serikat, Harold Lasswell, dalam artikel klasiknya tahun 1948
mengemukakan model komunikasi yang sederhana dan sering dikutip banyak orang
yakni: Siapa (Who), berbicara apa (Says what), dalam saluran yang mana (in
which channel), kepada siapa (to whom) dan pengaruh seperti apa (what that
effect).
Pertanyaan-pertanyaan
Lasswell meskipun sangat sederhana atau terlalu menyederhanakan suatu fenomena
komunikasi massa, namun sangat membantu mengorganisasikan dan memberikan
struktur pada kajian terhadap komunikasi massa. Selain dapat menggambarkan
komponen-komponen dalam proses komunikasi massa, Lasswell sendiri
menggunakan pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk membedakan berbagai jenis
penelitian komunikasi.
B. Teori
dan Model Komunikasi Antar Pribadi
Teori antar pribadi ini
terdiri dari beberapa, yaitu sebagai berikut:
1. Teori Diri dan Orang Lain
a. Persepsi
Terhadap Diri Pribadi (Self Perception)
Langkah
pertama dalam persepsi diri adalah menyadari diri kita sendiri, yaitu
mengungkap siapa dan apa kita ini, dan sesungguhnya menyadari siapa diri kita.
Persepsi didefinisikan sebagai interpretasi terhadap berbagai sensasi sebagai
representasi dari objek-objek eksternal.
Pertama, kehadiran
objek-objek eksternal untuk ditangkap oleh indra kita. Kedua, adanya
informasi untuk diinterpretasikan.Informasi yang dimaksud adalah segala sesuatu
yang diperoleh melalui indera yang kita miliki. Ketiga, menyangkut
sifat representative dari pengindraan.Kita tidak dapat mengartikan sesuatu
didasarkan pengamatan langsung. Oleh karenanya, persepsi tidak lebih dari
pengetahuan mengenai apa yang tampak sebagai realitas bagi diri kita.
b. Kesadarann
Pribadi (Self Awareness)
Agar
orang dapat menyadari dirinya sendiri, pertama kali orang
harus memahami apakah diri atau self tersebut. “Diri” secara
sederhana dapat ditafsirkan sebagai identitas individu.
c. Pengungkapan
diri
Merupakan
proses mengungkapkan informasi pribadi kita kepada orang lain dan sebaliknya.
Jika hubungan antara dua orang berlangsung dengan baik, maka akan terjadi
disclosure yang mendorong informasi mengenai diri masing-masing ke dalam
kuadran “terbuka”. Namun keterbukaan itu sendiri ada batasnya. Kita perlu mempertimbangkan
kembali apakah menceritakan segala sesuatu tentang diri kita pada orang lain
akan menghasilkan efek yang positif bagi hubungan kita.
2. Teori
Hubungan Antarpribadi (Interpersonal Relationship)
Teori
ini terbagi menjadi beberapa yaitu sebagai berikut:[1]
a. Memahami Hubungan Antarpribadi
Peran penting dalam membentuk kehidupan masyarakat,
terutama ketika hubungan antarpribadi itu mampu memberi dorongan kepada orang
tertentu yang berhubungan dengan perasaan, pemahaman informasi, dukungan, dan berbagai
bentuk komunikasi yang memengaruhi citra diri orang serta membantu orang untuk
memahami harapan-harapan orang lain. Seseorang dapat terserang stroke,
hipertensi dan berbagai penyakit lainnya jika komunikasi antarpribadi dalam
keluarga dan tempat kerja penuh dengan ketegangan. Sebaliknya, pasangan suami
istri yang saling mencintai terhindar dari hipertensi. Uraian ini menunjukkan
bahwa manusia tidak dapat menghindar dari jalinan hubungan dengan sesamanya.
Pada intinya kita memerlukan hubungan antarpribadi.
b. Teori-teori Pengembangan Hubungan
Pemahaman
mengenai hubungan merupakan suatu aspek penting dari studi tentang komunikasi
antarpribadi, karena hubungan berkembang dan berakhir melalui komunikasi.
a).
Self Disclosure
Proses pengungkapan diri adalah proses pengungkapan
informasi diri pribadi seseorang kepada orang lain atau sebaliknya. Proses
pengungkapan diri dilakukan dalam dua bentuk; pertama, dilakukan secara
tertutup, yaitu seseorang mengungkapkan informasi diri kepada orang lain dengan
sembunyi-sembunyi. Dalam teori-teori interkasi simbolis, bahwa semua tindakan,
perkataan, dan ungkapan-ungkapan seseorang memiliki makna interaksi tentang apa
yang sedang dipikirkan. Jadi, tindakan adalah ekspresi dari apa yang ada dalam
pikiran seseorang.
b).
Sosial Penetration (Altman & Taylor)
Yaitu proses dimana orang saling mengenal satu dengan
lainnya. Model ini selain melibatkan self disclosure juga menjelaskan bilamana
harus melakukan self disclosure dalam perkembangan hubungan. Penetrasi sosial
merupakan proses yang bertahap, dimulai dari komunikasi basa basi yang tidak
akrab dan terus berlangsung hingga menyangkut topik pembicaraan yang lebih
pribadi dan akrab, seiring dengan berkembangnya hubungan. Dalam proses ini
terdapat cost & reward. Jika perkiraan tersebut menjanjikan kesenangan dan
keuntungan, maka mereka secara bertahap akan bergerak menuju tingkat hubungan
yang lebih intim.
c).
Process View
Menganggap bahwa kualitas dan sifat hubungan dapat
diperkirakan hanya dengan menggunakan atribut masing-masing sebagai individu
dan kombinasi antara atribut-atribut tadi. Hubungan intensif antara orang-orang
dalam kelompok primer dapat menyebabkan lahirnya process view. Contoh : Suami
istri memahami perilaku masing-masing, istri memahami makna senyum suami, sedangkan
suami juga memahami kerutan kening istri. Berdasarkan process view : pemahaman
istri terhadap senyuman suami itu ketika berhubungan dengan peristiwa ketika
suami menyentuh istri, begitu pula pemaknaan suami terhadap senyuman istri
ketika berada di toko pakaian. Atribut yang sama yaitu “senyuman”, namun
memiliki makna yang berbeda apabila dilakukan oleh orang dan objek serta
situasi yang berbeda. Proses ini mebutuhkan waktu dalam memahami
atribut-atribut yang diguanakan diantara orang-oranag dalam kelompok primer
itu.
4).Social
Exchange
Teori ini menelaah bagaimana kontribusi seseorang dalam
suatu hubungan, dimana hubungan itu memengaruhi kontribusi orang lain. Thibaut
& Kelley mengemukakan bahwa orang yang mengevaluasi hubungannya dengan
orang lain dengan mempertimbangkan konsekuensinya (cost&reward). Ukuran
bagi keseimbangan pertukaran antara untung dan rugi dalam hubungan dengan orang
lain disebut Comparison Levels dimana apabila orang mendapatkan keuntungan dari
hubungannya dengan orang lain, maka orang akan merasa puas dengan hubungan itu.
Sebaliknya, apabila merasa rugi maka orang cenderung menahan diri atau
meninggalkan hubungan tersebut. Asumsinya (untung-rugi) tidak berarti bahwa
orang selalu berusaha untuk saling mengeksploitasi, tetapi bahwa orang lebih
memilih lingkungan dan hubungan yang dapat memberikan hasil yang diinginkan.
Hubungan itu dapat saling memuaskan daripada mengarah kepada hubungan
yang eksploitatif. Hubungan ideal akan terjadi bilamana kedua belah
pihak dapat saling memberikan cukup keuntungan sehingga hubungan tersebut
menjadi sumber yang dapat diandalkan bagi kepuasan kedua belah pihak.
Tags
Referensi