Hidayatullah : Sosiologi Komunikasi


Lahirnya Sosiologi Komunikasi
Kalau Anda membaca dalam Bungin (2006:17), Anda pasti temukan bahwa asal mula kajian komunikasi dalam sosiologi bermula dari akar tradisi pemikiran Karl Marx, dimana Marx sendiri termasuk pendiri sosiologi yang beraliran Jerman.Gagasan-gagasan awal Marx tidak pernah lepas dari pemikiran Hegel.Sementara Hegel memiliki pengaruh yang kuat terhadap Marx.Lalu, kira-kira, apa inti pemikiran Hegel? Menurut Ritzer sebagaimana dikutip Bungin, pemikiran Hegel yang paling utama adalah ajarannya tentang dialektika dan idealisme. Dialektika dipahami sebagai cara berpikir yang mana menekankan arti pentingnya suatu proses, hubungan, dinamika, konflik dan kontradiksi. Dialektika juga dipahami oleh Hegel sebagai bagian yang berhubungan satu dengan lainnya.Nah, ternyata berawal dari pengajarannya tentang dialektika/hubungan inilah lalu kemudiannya timbullah gagasan-gagasan tentang komunikasi.Gagasan-gagasan ini, oleh Jurgen Habermas disebut dengan tindakan komunikasi (interaksi).
Apa yang terjadi selanjutnya? Bungin (2006 : 19) juga menyebutkan bahwa ternyata sosiologi telah menaruh minat pada persoalan komunikasi. Sejak Auguste Comte memperkenalkan istilah dinamika sosial, lalu konsep kesadaran kolektif oleh Emile Durkheim, interaksi sosial versi Karl Marx, tindakan komunikatif dan teori komunikasi dari Jurgen Habermas merupakan titik awal munculnya sosiologi komunikasi.
A.    Ruang Lingkup dan Konsep Sosiologi Komunikasi
Setelah kita mengetahui sejarah lahirnya sosiologi komunikasi, sekarang kita akan membahas ruang lingkup sosiologi komunikasi. Pada bagian ini, Anda akan mengenal konsep-konsep apa saja yang termasuk dalam ruang lingkup sosiologi komunikasi. Menurut Bungin (2006 : 27-31), sosiologi komunikasi terdiri dari 4 konsep yang sekaligus menjadi ruang lingkup sosiologi komunikasi. Ke-empat konsep tersebut yakni sosiologi, masyarakat, komunikasi, dan teknologi media/informasi. Selanjutnya, mari kita mempelajarinya satu per satu:
1.      Sosiologi
Tentu anda masih ingat bukan, pengertian sosiologi dalam mata kuliah Pengantar Sosiologi. Untuk menyegarkan ingatan Anda, berikut disajikan beberapa pengertian dari sosiologi: Liliweri, (Tanpa Tahun, halaman 2 – 4) mengutip beberapa pendapat para ahli tentang definisi sosiologi. Roucek dan Warren, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dalam kelompok-kelompok. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff, sosiologi adalah penelitian ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, sosiologi ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
Pitirin Sorokin (dikutip Bungin, 2006 : 27-28), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari:
a.                   Hubungan dan pengaruh timbal balik antar aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya: antara gejala ekomomi dan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik, dan lain sebagainya);
b.                  Hubungan dengan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial (misalnya: gejala geografis, biologis, dan sebagainya);
c.                   Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa yang dimaksudkan dengan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia sebagai makhluk sosial termasuk di dalamnya berbagai aktifitas atau gejala sosial yang kemudian menghasilkan perubahan-perubahan sosial.
2.      Masyarakat
Setelah kita mempelajari sosiologi, sekarang kita akan membahas konsep kedua yaitu masyarakat. Ingat, masyarakat merupakan salah satu ruang lingkup dari sosiologi komunikasi.Artinya bahwa masyarakat merupakan salah satu yang dibahas dalam sosiologi komunikasi.
Apa itu masyarakat? Sebetulnya, masyarakat merupakan objek dari sosiologi. Untuk memahami definisi masyarakat, alangkah baiknya kita merujuk pada beberapa pandangan ahli berikut:
Ralph Linton (dikutip Bungin, 2006 : 29) memahami masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.
Selo Soemardjan, mengatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
Dari dua definisi di atas jelaslah bahwa masyarakat itu terdiri dari kumpulan orang-orang yang hidup berdampingan (hidup bersama) dalam suatu wilayah dan terikat oleh aturan-aturan atau norma-norma sosial yang mereka tentukan dan taati.
3.      Komunikasi
Masih ingatkah Anda bahwa istilah komunikasi yang dalam bahasa Inggris disebut communication, berasal dari bahasa Latin, communicatio? Sebagaimana Anda telah pelajari dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi, kata communicatio berasal dari kata communis yang artinya sama. Tentu saja, konteks sama yang dimaksudkan ialah sama makna.
Kesamaan makna ini terjadi ketika misalnya Anda terlibat dalam percakapan dengan teman Anda, dimana tidak saja menggunakan bahasa yang sama, namun juga Anda berdua sama-sama mengerti dan memahami makna dari apa yang Anda berdua percakapkan itu. Jadi, kesamaan makna lebih mengarah pada kesamaan pandangan di antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi mengenai isi dari pesan tersebut.
Sebagaimana Anda tahu, banyak sekali definisi yang diberikan untuk memahami arti kata komunikasi. Secara sederhana, Anda dapat merujuk pada definisi yang diberikan Littlejohn (2002 : 7) bahwa komunikasi merupakan suatu proses pemindahan (transmisi) informasi.
Untuk kepentingan pendefinisian komunikasi, umumnya para pakar ilmu komunikasi merujuk pada pandangan Harold Lasswell dalam bukunya The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell (Effendy, 1997 : 10) yang menjelaskan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan berikut: Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect? Bila diterjemahkan maka akan menjadi: Siapa Mengatakan Apa dengan Saluran Apa kepada Siapa dan dengan Efek Apa? Bila Anda menyimak baik-baik formulasi Lasswell ini maka Anda akan dapat memahami elemen-elemen penting dari komunikasi. Mari kita bahas satu per satu.
Kata who (siapa) dalam konteks komunikasi merujuk kepada seorang pemberi pesan.Pemberi pesan ini biasanya dikenal dengan sebutan sumber informasi, komunikator, atau pengirim pesan.
Says what (mengatakan apa) merujuk pada apa yang diperkatakan. Dalam hal ini pesan atau isi dari percakapan/pembicaraan.Pesan ini lalu kita kenal dengan sebutan verbal (melalui kata-kata dan atau tulisan) dan non verbal (menggunakan bahasa isyarat).
In which channel (dengan saluran apa) mengarah pada alat atau saluran atau media yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Anda tentu tahu bukan, manusia dapat menggunakan bermacam-macam saluran dalam berkomunikasi.Media yang paling praktis dan semua orang menggunakannya saat berkomunikasi adalah panca indera manusia. Selain itu, kita juga mengenal saluran komunikasi menggunakan alat bantu seperti telephon, telegram, dan surat). Ada juga saluran komunikasi yang digunakan untuk khalayak yang jumlahnya lebih besar (massa) yaitu media cetak dan elektronik.
To whom (kepada siapa) ditujukan untuk penerima pesan.Penerima pesan ini disebut juga sebagai komunikan, atau receiver.Bila anda berinisiatif menelpon sahabat anda, maka sahabat anda itu disebut sebagai komunikan.
With what effect (dengan efek apa) merujuk pada pengaruh yang ditimbulkan dari komunikasi. Pengaruh ini dapat meliputi aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sikap lawan bicara.
Jadi, berdasarkan uraian ini maka kita dapat menyimpulkan bahwa komunikasi itu terdiri dari sekurang-kurangnya 5 unsur yakni:
1.                  Komunikator (pemberi informasi)
2.                  Pesan
3.                  Media (saluran)
4.                  Komunikan (penerima informasi/pesan)
5.                  Efek (pengaruh).
4.      Teknologi Komunikasi, dan Informasi
Teknologi komunikasi merupakan ruang lingkup ketiga dari sosiologi komunikasi.Mengapa? Berbicara komunikasi, apalagi komunikasi massa tidak bisa kita pisahkan dari persoalan teknologi komunikasi dan informasi. Ingat, pada bagian sebelumnya kita telah membicarakan bahwa teknologi komunikasi merupakan salah satu saluran/channel yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Apa itu teknologi komunikasi? Untuk menyamakan pemahaman kita, mari kita merujuk pada beberapa pandangan para ahli berikut.
Menurut Alter (Bungin, 2006 : 30), teknologi informasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data.
Martin (Bungin, 2006 : 30) mendefinisikan teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi.
Berdasarkan definisi tersebut di atas maka kita dapat menyimpulkan bahwa teknologi komunikasi berhubungan erat dengan perangkat keras dan lunak yang dapat digunakan untuk memproses dan mengirimkan informasi.
Sosiologi Komunikasi
Setelah anda memahami konsep-konsep sosiologi dan komunikasi, sekarang apa yang anda ketahui tentang sosiologi komunikasi. Secara sederhana, anda dapat membuat definisi sederhana dengan menghubungkan kedua konsep tersebut.
Namun untuk menyeragamkan pemahaman, tidak ada salahnya kalau anda memperhatikan beberapa pengertian berikut ini. Stephen F. Steele dalam Anne Arundel Community College and The Society for Applied Sociology (2002), sebagaimana dikutip Liliwery (Tanpa Tahun, hal 4), bahwa sosiologi komunikasi adalah studi yang mempelajari perilaku kolektif akibat media.

Selanjutnya, Liliwery sendiri memahami sosiologi komunikasi dalam dua bagian yakni level makro dan mikro. Dalam arti luas (makro), Liliwery berpendapat bahwa sosiologi komunikasi merupakan cabang dari sosiologi yang mempelajari atau menerangkan mengenai prinsip-prinsip keilmuan (ilmu sosial, sosiologi) tentang bagaimana proses komunikasi manusia dalam kelompok atau masyarakat. Sementara dalam artian sempit (mikro), Liliwery mendefinisikan sosiologi komunikasi sebagai cabang dari sosiologi yang mempelajari atau yang menerangkan mengenai prinsip-prinsip keilmuan (ilmu sosial, sosiologi) tentang bagaimana proses komunikasi manusia dalam konteks komunikasi massa dari suatu masyarakat.
Apa kesimpulannya? Ingat, sosiologi komunikasi adalah cabang dari sosiologi. Secara sederhana anda dapat mengatakan bahwa sosiologi komunikasi adalah cabang dari sosiologi yang mempelajari bagaimana proses pertukaran pesan/informasi terjadi dalam konteks masyarakat.
5.      Ranah, Kompleksitas, dan Obyek Sosiologi Komunikasi
Ranah sama dengan domain, atau bisa juga dikatakan sebagai wilayah kerja. Sebagai sebuah disiplin ilmu, sosiologi komunikasi memiliki ranah/domain. Menurut Bungin (2007:36), domain atau ranah sosiologi adalah individu, kelompok, masyarakat, dan sistem dunia. Selanjutnya, ranah-ranah ini juga bersentuhan langsung dengan wilayah lainnya seperti komunikasi, efek media massa, budaya kosmopolitan, proses dan interaksi sosial, dan teknologi informasi dan komunikasi.
Ranah dari sosiologi komunikasi seolah-olah, sama dengan ranah dari sosiologi. Namun, tidaklah demikian.Sosiologi komunikasi tidak mengambil utuh ranah dari sosiologi.Begitu pula dengan komunikasi.Ranah sosiologi komunikasi juga tidak mengambil ranah komunikasi secara keseluruhan.
Lalu, bagaimana hubungan antara ranah sosiologi komunikasi dengan ranah dari sosiologi dan komunikasi?Ternyata, sosiologi komunikasi menjembatani kajian-kajian yang dibicarakan baik dalam bidang ilmu komunikasi maupun sosiologi.Sebagaimana dibahas sebelumnya dalam pengertian sosiologi komunikasi bahwa sosiologi komunikasi bukanlah ilmu yang berdiri sendiri.Ia merupakan salah satu cabang dari sosiologi yang secara khusus membicarakan hal-hal yang berkenaan dengan proses komunikasi dalam masyarakat.
Dengan demikian, kita dapat mengerti bahwa sosiologi komunikasi memperbincangkan berbagai isu berkenaan dengan komunikasi berdasarkan perspektif sosiologis. Misalnya saja, dampak media massa bagi masyarakat, dan sebagainya.
6.      Kompleksitas Sosiologi Komunikasi
Studi sosiologi komunikasi bersifat interdisipliner.Artinya, sosiologi tidak saja membatasi diri pada persoalan komunikasi dan seluk beluknya, tetapi juga membuka diri pada kontribusi disiplin ilmu lainnya seiring dengan perkembangan masyarakat dan kemajuan zaman.Karena bersentuhan langsung dengan berbagai disiplin ilmu, maka dapatlah dikatakan bahwa studi sosiologi komunikasi sedikit rumit atau kompleks.
Studi sosiologi komunikasi ikut dipengaruhi oleh perkembangan berbagai bidang ilmu di sekitarnya mulai dari perkembangan teknologi, budaya, sosiologi, hukum, ekonomi, dan bahkan negara.Bidang ilmu yang paling mempengaruhi perkembangan sosiologi komunikasi adalah teknologi komunikasi dan informasi.Hal ini terjadi karena perubahan dan kemajuan teknologi komunikasi cenderung membawa dampak yang cukup besar terhadap kemajuan dan perubahan pada bidang-bidang ilmu lainnya seperti budaya, ekonomi, dan seterusnya.
Obyek Sosiologi Komunikasi
Anda tentu masih ingat, bukan bahwa objek materiil dari semua ilmu sosial adalah manusia.Sebagai salah satu disiplin ilmu sosial, sosiologi komunikasi juga menempatkan manusia sebagai objek kajian materiilnya.
Mari kita bahas satu per satu.Manusia sebagai objek materiil dari sosiologi komunikasi, berkenaan dengan aktifitas sosial manusia.Kita tahu, manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri. Setiap kita butuh orang lain. Anda masih ingat bukan bahwa salah satu aksioma dalam komunikasi yakni manusia tidak bisa tidak berkomunikasi.Sehingga dalam konteks sosiologi komunikasi, persoalan manusia difokuskan pada interaksi sosialnya dengan manusia lainnya dalam masyarakat.
Selanjutnya, objek formal dari sosiologi komunikasi adalah proses sosial dan komunikasi dalam masyarakat atau interaksi sosial. teknologi telekomunikasi, media dan informatika. Kita tahu, kemajuan teknologi sangat membawa dampak dan perubahan yang besar dalam hampir seluruh aspek masyarakat. Salah satunya media massa. Pengaruh media massa bagi masyarakat tidak bisa terlepas dari kemajuan dan kecanggihan teknologi komunikasi. Efek media massa ikut membentuk berbagai perubahan dalam masyarakat. Sebut saja, ada perubahan pola dan gaya hidup masyarakat, menciptakan perubahan sosial dan pola komunikasi dalam masyarakat, hingga terciptanya komunitas atau masyarakat maya. Selain itu, pengaruh teknologi komunikasi pun dapat merambah ke dunia ekonomi dan hukum.















Perkembangan dan Teknologi Media
Perkembangan teknologi komunikasi diawali oleh penemuan sebuah alat cetak pada tahun 1041. Meskipun Johann Gutenberg, seorang yang berkebangsaan Jerman, dikenal sebagai orang yang membuat cetak-mencetak menjadi poses yang jauh lebih cepat dan ekonomis di tahun 1436, namun pemikiran Gutenberg ini bercikal dari sebuah penemuan awal alat cetak di Cina pada tahun 1041 tadi.
Seorang bernama Bi Zheng di Cina diakui secara umum sebagai pencipta keterampilan cetak-mencetak. Tahun 1041, ia mencetak dokumen-dokumennya yang pertama dengan menggunakan cetakan huruf yang sudah ia bakar dalam tanah liat dan kemudian dibentuk menjadi kalimat. Proses Bi Zheng diperbaiki oleh Wang Zhen pada tahun 1298, yang membuat huruf-hurufnya dari kayu keras dan selanjutnya mencetak buku-buku dan bahkan surat kabar.
Dengan demikian di Asia, cetak-mencetak sudah berlangsung sejak sekitar 100 tahun yang lalu, terutama di Cina dan Korea.Teks dan gambar diukirkan pada kepingan papan, logam atau tanah liat, kemudian acuan stempel itu diberi tinta, ditumpangi selembar kertas lalu di tekan rata.
Di Eropa cara mencetak semacam itu pertama kali disempurnakan oleh Johann Gutenberg, yang hasil penyempurnaannya itu merupakan salah-satu hasil karya terbesar dalam sejarah sampai saat ini.Sejak saat itu industri percetakan pun mulai dan terus berkembang.
Masa Renaisans yang dikenal sebagai masa kebangkitan Romawi dan Yunani Kuno, yang merupakan masa hidupnya hampir sebagian besar tokoh-tokoh penemu bersejarah, termasuk masa di mana Johan Gutenberg lahir dan mematenkan hasil karyanya, akhirnya berakhir. Kehidupan terus berjalan dan penciptaan-penciptaan tidak berhenti bermunculan.
Dari keempat jenis media massa maka pers dalam artian surat kabar dan majalah merupakan media tertua. Film, radio, televisi adalah media yang lahir setelah surat kabar dan majalah. Menurut sejarah pers, surat kabar yang tertua adalah Notizie Scritte di Vinesia yang terbit pada tahun 1566. Sedangkan majalah yang pertama diterbitkan adalahGentelman’s Megazine pada tahun 1731 di London.
Sampai akhir abad 19, kegiatan komunikasi massa hanya dilakukan oleh suratkabar dan majalah. Media Massa lainnya belum lahir.sekarang suratkabar dan majalah sudah mengalami kemajuan sangat pesat sesuai dengan perkembangan tekhnologi yang semakin canggih.Kalau pada mulanya suratkabar dan majalah hanya dicetak dengan tinta hitam saja, sekarang dicetak dengan banyak warna atau disebut full-colour.
Teknik percetakan yang sudah semakin maju telah mngantarkan bentuk suratkabar dan majalah semakin baik dan indah.Selain dari itu, tekhnik penulisan isi redaksionalnya sudah semakin baik pula.
Perkembangan terakhir adalah diperlukannya teknik percetakan jarak jauh.Cetak jarak jauh ini telah diterapkan oleh beberapa suratkabar besar di dunia.Suratkabar yang dulunya hanya dicetak di London, sekarang dalam waktu bersamaan juga dicetak di Hongkong. Teknik ini juga akan berlaku di Indonesia. Tekhnik cetak jarak jauh tentu akan memudahkan pendistribusian media cetak ke daerah, sehingga waktu pengiriman bisa dipangkas.
Sementara itu, juga di abad ke-19, saat mesin uap mampu menaikkan kecepatan yang ditempuh kendaraan baik di darat ataupun di laut, dengan jelas muncul kebutuhan sebuah sarana komunikasi langsung jarak jauh.Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk menunjang terciptanya komunikasi secara jelas meski berada pada tempat-tempat yang begitu jauh dari pandangan mata.Dalam pengertian bahwa komunikasi itu harus lebih cepat dari kecepatan kapal maupun kilat.
Tahun 1791, Abbe Claude Chappe (1763-1805) menyatukan dua kata menjadi sebuah istilah, telegram optik, untuk menggambarkan digunakannya sederet menara untuk mengirimkan sebuah pesan yang kasat mata oleh satu menara dari satu menara sebelumnya. Sistem Chappe ini membutuhkan 120 menara berjajar yang mampu mengirimkan sebuah pesan antara Paris dan Laut Tengah dalam waktu kurang dari satu jam, yang berarti lebih cepat dari kuda tunggang yang tercepat.
Semua sistem ini bergantung pada sinyal-sinyal yang kasat mata. Telegram merupakan sebuah terobosan dalam komunikasi karena ini memungkinkan terjadinya komunikasi instan antara dua orang yang tidak berhadapan muka.Gagasan untuk mengirimkan pesan-pesan sandi dengan sarana kabel yang masing-masing mewakili setiap huruf dalam abjad.
Selanjutnya perkembangan dari telegram ini adalah penemuan yang dilakukan oleh Michael Faraday (1791-1867) yang mampu membuktikan bahwa getaran-getaran logam dapat diubah menjadi impuls-impuls listrik.Inilah yang menjadi cikal-bakal diciptakannya telepon oleh dua orang yang bekerja secara terpisah di Amerika Serikat.Mereka adalah Alexander Graham Bell (1847-1922) kelahiran Skotlandia dan Elisha Gray (1835-1901).
Keduanya mematenkan karyanya di New York pada tanggal 14 Februari 1876. Namun, karaya Bell mampu mengalahkan karya Gray . Meskipun Gray yang pertama kali membuat diafragma/alat penerima elektromagnit baja pada tahun 1874, tapi ia tidak menguasai desain pemancar yang mudah digunakan sebelum Bell berhasil membuatnya.
Sebelum berkembangnya televisi sebagai media massa, dunia telah lebih dulu dipikat oleh kemunculan film.
Film dimasukkan ke dalam kelompok Komunikasi Massa.Selain mengandung aspek hiburan, juga memuat pesan edukatif.Namun aspek sosial kontrolnya tidak sekuat pada suratkabar atau mserta televisi yang memang menyiarkan berita berdasarkan fakta terjadi.Fakta dalam film ditampilkan secara abstrak, di mana tema cerita bertitik tolak dari fenomena yang terjadi di tengah masyarakat.Bahkan dalam film, cerita dibuat secara imajinatif. Film sebagai alat komunikasi massa baru dimulai pada tahun 1901, ketika Ferdinand Zecca membuat film “The Story of Crime” di Perancis dan Edwar S. Porter membuat film “The Life of an American Fireman” tahun 1992.
Film yang mempunyai suara baru ditemukan pada tahun 1927.Dari masa ke masa, film mengalami perkembangan, termasuk soal warna yang semula hitam putih sekarang sudah berwarna. Namun sekarang ini, film tidak populer disebut sebagai komunikasi atau media massa, karena media massa lebih berkonotasi kepada media yang memuat berita yang digarap oleh para reporter atau wartawan. Film lebih banyak difahami sebagai media hiburan semata yang diputar di bioskop dan televisi.
Baru setelah tahun 1946, kegiatan dalam bidang televisi tersebut tampak dimulai lagi.Pada waktu itu, di seluruh Amerika Serikat hanya terdapat beberapa buah pemancar.Tetapi kemudian, karena situasi dan kondisi yang mengizinkan serta perkembangan tekhnologi, maka jumlah studio/pemancar televisi pun meninglat dengan hebatnya.
Pekembangan ini dimulai dari ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan gagasan seseorang mahasiswa dari Berlin (Jerman Timur) yang bernama Paul Nikov, untuk mengirim gambar melalui udara dari satu tempat ke tempat yang lain. Hal ini terjadi antara tahun 1883-1884.Akhirnya Nikov diakui sebagai “Bapak Televisi”.
Televisi mulai dapat dinikmati oleh publik Amerika Serikat (AS) pada tahun 1939, yaitu ketika berlangsungnya “World’s Fair” di New York, namun sempat terhenti ketika terjadi Perang Dunia II.
Sekarang , sudah sekitar 750 stasiun televisi terdapat di negara Paman Sam itu. Tak heran, bila televisi akhirnya menjadi kebutuhan hidup sehari-hari di seluruh penjuru AS dan merupakan kekuatan yang luar biasa dalam komunikasi massa. Lebih dari 75 juta pesawat televisi digunakan secara tetap.
Pada tahun 1946, televisi dinikmati sebagai media massa ketika khalayak dapat menonton siaran Rapat Dewan Keamanan PBB di New York. Dewasa ini, setiap negara telah mempunyai pemancar televisi.Bahkan melalui parabola sebagai sambungan satelit, pemirsa dapat menikmati siaran dari luar negaranya seperti yang terjadi di Indonesia.Dengan demikian arus berita dan informasi lewat televisi semakin beragam.
Namun demikian, penyiaran televisi ke rumah pertama dilakukan pada tahun 1928 secara terbatas ke rumah tiga orang eksekutif General Electric, menggunakan alat yang sederhana. Sedangkan penyiaran televise secara elektrik pertama kali dilakukan pada tahun 1936 oleh British Broadcasting Coorporation. Semenata di Jerman penyiaran TV pertama kali terjadi pada tanggal 11 Mei 1939. Stasiun televisi itu kemudian diberi nama Nipko, sebagai pengahargaan terhadap Paul Nikov.
Televisi selain menyajikan aspek hiburan, juga menyiarkan berita, yang ada antaranya bersifat sosial kontrol. Karena itu, televisi sebagai media massa telah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat di rumah tangga masing-masing.
Sebagai media massa yang muncul belakangan dibandingkan media cetak, televisi baru berperan selama tiga puluh tahun. ‘Kotak ajaib’ ini sendiri lahir setelah adanya beberapa penemuan tekhnologi, seperti telepon, telegraf, fotografi (yang bergerak dan tidak bergerak) serta rekaman suara.Terlepas dari semua itu, pada kenyataannya media televisi kini dapat dibahas secara mendalam, baik dari segi isi pesan maupun penggunaannya.
Selang seabad kemudian, pada malam tanggal 30 oktober 1938, ribuan masyarakat Amerika panik karena siaran radio yang menggambarkan serangan makhluk mars yang mengancam peradaban manusia. Karena belum pernah terjadi maka serentak seluruh masyarakat Amerika tegang dan kalang kabut.
Akibat peristiwa tersebut para pakar peneliti sosial tertarik untuk meneliti masalah tersebut.Karena hal tersebut menggambarkan keperkasaan media dalam hal mempengaruhi khalayaknya.Karena dengan media orang bisa berebut kekuasaan dengan mudah seperti yang dilakukan oleh Hitler, Musolini, dan Lenin.
Guglielmo Marconi (Griffone, dekat Bologna, 25 Aprl 1874-Roma, 20 Juli 1937). Insinyur lektro Italia; adalah orang pertama yang pada tahun 1895 berhasil melakukan pengiriman sinyal tanpa kawat melewati jarak + 2 km, dengan suatu pesawat pemancar dan pengirim buatannya sendiri,kedua-duanya dilengkapi dengan antena penemuannya sendiri pula. Pada tahun 1898 berhasil dijalin hubungan telegraf tanpa kawat antara Inggeris dan Perancis; tahun 1909 dia menerima hadiah Nobel untuk ilmu alam bersama K. F. Braun, penemu tabung sinar elektron dan penerap lingkaran getaran pada radio telegrafi penemuan Marconi.[10]
Penyiar informasi dalam bentuk berita dan penyiaran musik oleh radio dimulai hampir bersamaan.Tetapi yang terkenal ialah penyiaran kegiatan pemilihan umum presidan Amerika Serikat pada tanggal 2 November 1920 yang dianggap sebagai penyiaran berita pertama secara luas dan teratur kepada masyarakat.
Sementara di Amerika Serikat orang yang dinilai berjasa dalam penemuan radio adalah Dr. Lee De Forest dan Dr. Frank Conrad, yang berperan dalam penemuan radio di tahun 1920.
Usaha Marconi ketika itu baru berhasil pada tahap mengirimkan gelombang radio secara on dan off (nyala dan mati), sehingga baru bisa menyiarkan kode telegraf.Lee De Frost lalu menemukan vacumm tube yang berfungsi menangkap sinyal radio walaupun lemah. Sementara Frank Conrad secara regular menyiarkan produk-produk sebuah department store di AS. Akibat siaran ini, angka penjualan pesawat radio meningkat tajam hingga 500 ribu buah pada tahu 1923, atau meningkat 5 kali lipat dibangingkan tahun berikutnya.
Radio sebagai media elektronik, dimasukkan kepada komunikasi massa, karena ada berita yang disiarkan secara luas dan dapat di dengar oleh orang banyak. Untuk berita, radio mempunyai reporter khusus yang mencari dan mengolah berita.
Sekarang radio masih tetap memainkan perannya sebagai media massa, meskipun televisi dan surat kabar atau majalah mengalami kemajuan pesat, baik kualitas maupun kuantitasnya. Tapi radio mempunyai kelebihan tersendiri, sebab seorang dapat mengikuti sambil tetap melakukan pekerjaannya. Berbeda dengan surat kabar atau televisi yang memerlukan penglihatan.
Perkembangan mutakhir dari teknologi komunikasi adalah kemunculan internet yang merebak dengan cepat.Sebelum membahas tentang internet, terlebih dahulu kita bahas mengenai penemuan komputer sebagi sarana yang digunakan untuk emngakses internet.
Komputer pertama yang bernama Colossus 1, dibuat di Amerika Serikat pada awal tahun 1941.Perkembangan-perkembangan sebelumnya, yang merintis lahirnya komputer modern adalah dimulai dari berkembangnya aljabar logik dari George Boole (Inggris), yang dikembangkan oleh Charles Babbage yang menghasilkan kalkulator manikal yang dinamakan ‘Differential Engine’.
Dari perkembangan tersebutlah, lalu pada tahun 1937 seorang insyinyur Amerika, howard Aiken merancang IBM Mark 7, yang menjadi cikal-bakal dari komputer besar masa kini, yang mengunakan tabung hampa udara dan memiliki tombol-tombol elektromagnetik, bukan elektronik.
Komputer elektronik yang pertama yang telah dituliskan bernama Colossus 1, akhirnya dibuat oleh Alan Turing dan M.H.A Neuman, untuk pemerintah Britania di universitas Manchester.
Dari kemunculan komputer inilah yang di kemudian hari terus mengembang dan akhirnya lahirlar fasilitas internet. Internet adalah sejenis media massa yang agak baru.
Tahun 1972 merupakan awal kelahiran jaringan internet, yaitu dengan adanya proyek yang menghubungkan antara jaringan komunikasi pada jaringan komputer ARPANET.Proyek tersebut telah menetapkan sebuah metoda baru untuk menghubungkan berbagai macam jaringan yang berbeda yang dikenal sebagai konsep gateway.Pada tahun 1973-1977, dikembangkan protokol TCP/IP (Transmission Control/Internetworking Protocol).Protokol ini digunakan untuk pengiriman informasi yang dikenal sebagai paket (packet).
Internet baru dimanfaatkan di Indonesia pada tahun 1996.Seseorang yang mempunyai pesawat komputer dapat menyambungkannya dengan jaringan komputer lainnya lewat satelit.Perbedaannnya dengan teknologi komunikasi lainnya bahwa internet dapat dibuat oleh orang perorang, bukan hanya oleh satu lembaga yang bergerak dalam penyiaran informasi.
Informasi yang dibuat seseorang dapat diketahui oleh banyak orang sepanjang orang lain tersebut mempunyai jaringan. Karena dapat diakses oleh publik inilah, maka internet dapat dikategorikan sebagai media massa.
Lebih dari lima orang Amerika dewasa mengggunakan internet di rumah, kantor atau sekolah, dan di atas 10% menggunakannya setiap hari. Dari karakteristik jenis kelamin hampir sama banyaknya lelaki dengan perempuan yang menggunakan web (situs).
Internet merupakan aktivitas mereka sehari-hari.Situs juga menjadi sumber informasi untuk hiburan dan informasi untuk perjalanan wisata.Pengguna internet bergantung pada situs untuk memperoleh berita.Dua sampai tiga pengguna internet mengakses situs untuk mendapatkan berita terbaru setiap minggunya.
Namun demikian kehadiran internet yang mewabah dengan cepat serta mampu membuat para penggunaya menjadi ketagihan telah memberikan dampak mengejutkan terutama pada perusahaan-perusahaan penyedia jasa internet.Seirng berjalannya waktu internet menjadi seperti media komunikasi yang lazim ditemukan.Siapapun nyaris bisa mengakses layanan internet kapan dan di manapun.Sehingga tarif internet menjadi murah.
A.    Perspektif Difusi dan Inovasi Terhadap Media
Semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi massa dan komunikasi interaktif, membuat para peneliti kajian teknologi komunikasi merasa tertantang dengan tema-tema penelitian seputar adopsi dan penggunaan komputer pribadi (personal computer), permainan video (video games), perekam video (video recorder), internet, dan yang paling mutakhir, telepon seluler (Seta, 2006: 11). Masuknya teknologi ke dalam diskusi ilmu komunikasi sendiri bukanlah tanpa sebab, disiplin ilmu ini dianggap memiliki kontribusi besar dalam memahami dampak dari teknologi baru (Rogers, 1986) melalui difusi dan inovasi. Difusi adalah proses inovasi yang dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu pada suatu jangka waktu tertentu dalam sistem sosial (Rogers, 1995: 5-6). Yang menjadi ciri komunikasi ini adalah pesan yang disebarluaskan berisi ide-ide, atau praktik yang bersifat baru atau dianggap baru. Itulah sebabnya dalam proses difusi melibatkan banyak aspek, yang dalam komunikasi biasa, aspek tersebut tidak ada. Lebih jelasnya, difusi merupakan medium inovasi yang digunakan sebagai change agent ketika berupaya membujuk seseorang agar mengadopsi suatu inovasi.Sehingga dapat disebut, difusi adalah tipe khusus dari komunikasi, yang isinya pesan tentang ide baru (Kurniawan, 2003: 45).
Lebih lanjut, Rogers (1995: 10) memaparkan, difusi inovasi dipengaruhi 4 elemen pokok,”: inovasi itu sendiri, saluran komunikasi, waktu, dan sistem sosial. Keempat elemen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.       Inovasi adalah ide, praktik atau objek yang dipersepsikan sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau oleh unit yang mengadopsinya. Kebaruan suatu inovasi tak tergantung pada pengertian yang benar-benar baru secara objektif, namun jika suatu ide tampak baru bagi seseorang maka hal tersebut adalah inovasi. Seseorang dapat mengetahui tentang inovasi beberapa saat sebelumnya, namun  ia belum menentukan sikap: tidak mendukungnya, tidak mengadopsinya atau menolaknya. Ini artinya, inovasi tidak dibatasi hanya pada pengetahuan yang benar-benar baru bagi seseorang. Dalam pengertian lain, inovasi tak lain adalah teknologi, sehingga penggunaan kata inovasi dengan teknologi sering dianggap setara dan dapat dipertukarkan. Kesetaraan terjadi, sebab suatu teknologi dirancang bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian. Kemampuan ini ditimbulkan oleh karakteristik inovasi: memiliki keunggulan relatif lebih tinggi, memiliki banyak kesesuaian, memiliki kompleksitas tinggi, dapat diujicobakan pada skala terbatas dan dapat diamati hasilnya. Namun demikian,tidak selamanya inovasi selalu disukai oleh suatu sistem sosial. Sejumlah studi menunjukkan, ada inovasi yang justru menimbulkan keborosan atau menjadi penyebab kecelakaan.

b.      Saluran Komunikasi. Difusi sebagaimana pengertian di atas, merupakan komunikasi dalam bentuk khusus. Isi pesan yang dipertukarkan mengandung ide baru. Inti dari proses difusi adalah mempertukarkan informasi dan seseorang kepada orang lain, tentang ide baru. Dalam difusi diperlukan adanya saluran komunikasi.

c.       Waktu, dalam inovasi berarti periodeyang dibutuhkan untuk mengadopsi suatu inovasi, termasuk didalamnya:

-          Waktu dalam memutuskan suatu inovasi sejak seseorang mengetahui inovasi, hingga ia menerima atau menolaknya.
-        Cepat atau lambatnya proses adopsi inovasi, jika dibandingkan dengan individu atau unit lain yang mengadopsi suatu inovasi.
-        Tingkat adopsi dalam sistem, biasanya dihitung sebagai jumlah anggota di dalam sistem yang mengadopsi inovasi pada waktu tertentu.
d.      Sistem sosial tempat terjadinya difusi inovasi adalah seperangkat unit yang saling berhubungan dalam upaya memecahkan masalah dan mencapai tujuan tertentu. Anggota atau unit dari sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi atau suatu subsistem. Walaupun setiap unit dalam suatu sistem sosial dapat dibedakan dari unit-unit yang lainnya, namun kesamaan tujuan dalam sistem sosial itu mengikat suatu sistem untuk tetap bersama (Rogers, 1971; dalam Kurniawan, 2003: 45). Menurut Rogers (1995: 6), perubahan sosial adalah proses terjadinya perubahan pada struktur dan fungsi dari suatu sistem sosial. Proses terjadinya perubahan sosial umumnya  berjalan melalui tiga langkah yang berurutan, yakni: 1) Invensi, proses penciptaan atau pengembangan ide-ide; 2) Difusi, proses pengkomunikasian ide baru kepada pars anggota suatu sistem sosial; dan 3) Konsekuensi, perubahan yang terjadi bila penggunaan suatu ide baru atau penolakannya mempunyai suatu efek tertentu.

Menurut Kurniawan (2003: 45), dalam proses perubahan, komunikasi memegang peran penting, walaupun komunikasi tidak identik dengan perubahan sosial. namun elemen ini sangat mempengaruhi keberterimaan atau penolakan suatu inovasi. Berbeda dengan komunikasi biasa, dalam difusi inovasi, komunikasi berfokus pada perubahan pengetahuan dan sikap anggota sistem sosial yang menjadi sasaran inovasi.
Lebih lanjut Lebih lanjut menurut Firman Kurniawan (2003: 45), ketepatan memiliki saluran komunikasi, sangat mempengaruhi tercapainya tujuan difusi inovasi. Pengertian saluran komunikasi adalah alat dimana pesan dapat sampai dari seseorang ke orang yang lain. Sifat pertukaran informasi antara pelaku komunikasi maupun saluran komunikasi yang digunakan, menentukan sampai tidaknya inovasi kepada individu atau unit adopsi yang dituju.
Untuk keperluan membangkitkan pemahaman pada khalayak yang luas dapat digunakan media massa seperti radio, televisi, koran dan lainnya. Sedangkan untuk mempengaruhi individu agar menerima ide baru, penggunaan saluran interpersonal, dipandang efektif.Terlebih jika yang digunakan adalah saluran interpersonal Yang memiliki status sosial ekonomi maupun pendidikan yang setara.Yang dimaksud sebagai saluran interpersonal adalah pertukaran secara tatap muka antara dua individu atau lebih.
Proses keputusan adopsi inovasi adalah proses ketika individu atau unit adopsi yang lain, selanjutnya disebut adopter, menempuh tahapan sejak mengetahui pertama kali inovasi diperkenalkan, diikuti implementasi ide-ide baru dan pemastian keputusan, menerima atau menolaknya (Rogers, 1995: 171). Ada dua model yang biasa digunakan dalam dalam menjelaskan proses keputusan adopsi-inovasi (Idris, 2002; dalam Kurniawan, 2003: 46).Pertama, model klasik (clas­sical model) yang dikemukakan oleh ahli sosiologi pedesaan yang membagi proses tersebut dalam lima tahap, yaitu tahap kesadaran (seseorang belajar tentang ide baru, tetapi masih kurang informasi tentang ide tersebut), tahapperhatian (seseorang menaruh perhatian terhadap inovasi dan mencari informasi tambahan), tahap pertimbangan (seseorang melakukan aphkasi secara mental ide baru tersebut pada keadaan sekarang dan membuat pengharapan untuk mass yang akan datang dan kemudian memutuskan untuk menentukan kegunaannya dalam situasi yang bersangkutan), tahap percobaan (penggunaan inovasi secara terbatas) dan tahap adopsi(seseorang menggunakan ide barn secara terns menerus cara menyeluruh). 

Kedua adalah model adopsi dari Rogers dan Shoemaker (dalam Kurniawan, 2003: 46), yang mengemukakan lima tahap dalam proses keputusan inovasi. Tahap pertama adalahpengetahuan, yang merupakan gabungan dari model klasik.Tahap kedua adalahpersuasi yang merupakan tahap pertimbangan dari model klasik.Tahap ketiga adalahkeputusan yang merupakan tahap percobaan dari model klasik.Tahap keempatimplementasi dan Tahap kelima adalah konfirmasi sebagai tindak lanjut dari tahap adopsi model klasik.

Kurniawan (1003: 46-47) memaparkan tahapan model kedua dengan penjelasan sebagai berikut: Pengetahuan terjadi ketika adopter, diterpa adanya inovasi dan memperoleh sejumlah pengetahuan tentang fungsi inovasi tertentu. kesadaran membangkitkan munculnya kebutuhan, sehingga individu atau unit adopsi mencari informasi, yang diikuti dengan proses pengolahan informasi, untuk memasuki tahap awal penyeimbangan kebutuhannya Pada tahap ini, saluran komunikasi yang bersifat massal dapat dengan efektif memenuhi kebutuhan tersebut. Sedang untuk masuk pada tahap persuasi, saluran yang bersifat lebih interpersonal yang lebih dibutuhkan.Pada tahap keputusan, individu atau unit adopsi, mencari informasi tentang inovasi dalam rangka mengurangi ketidakpastian mengenai konsekuensi yang timbul dari adopsi inovasi.Dari sini diketahui kelebihan dan kekurangan suatu inovasi.


Proses keputusan adopsi inovasi berakhir pada tahap implementasi, yaitu keputusan untuk menggunakan sepenuhnya suatu inovasi sebagai cara yang paling baik dari alternatif yang ada, atau penolakan yaitu keputusan untuk tidak mengadopsi inovasi. Umumnya setelah proses-proses tersebut dilalui, maka diikuti tahap konfirmasi, yaitu menilai keputusan adopsi yang dipilih sudah tepat atau belum. Jika tepat tak tertutup kemungkinan mengimplementasikan inovasi lebih intensif,  bahkan menyebarkan pada adopter lain.

Sebaliknya jika keputusan dianggap salah, maka akan terjadi penghentian implementasi inovasi (Kurniawan, 2003: 46-47). Suatu proses pengambilan keputusan yang rumit termasuk dalam kaitannya dengan penerimaan teknologi, selalu mensyaratkan pilihan di antara beberapa perilaku yang berbeda. Pada proses selanjutnya diikuti dengan dipilihnya satu keputusan, termasuk keputusan untuk tidak memilih. Pada alternatif yang sesuai, pilihan dijatuhkan.

Pada proses akhir, terdapat aktivitas evaluasi yang tujuannya mengkonfirmasi apakah keputusan yang dipilih tepat atau tidak. Kondisi ini penting karena bagi setiap individu yang menerima ide, konsep, produk maupun jasanya berusaha mengurangi kekhawatiran akibat tidak terpuaskannya keinginan. Individu yang terpuaskan, akan setia (loyal) pada produk dan menjadi lebih senang menggunakan produk yang sama lagi jika membutuhkan (Smith, 1999: 84).








Perubahan Sosial
1.      Defenisi perubaan social
            Perubahan sosial adalah proses dimana terjadi perubahan strukturdan fungsi suatu sistem sosial.Perubahan tersebut terjadisebagai akibat masuknya ide-idepembaruan yang diadopsi olehpara anggota sistem sosial yangbersangkutan. Proses perubahansosial biasa tediri dari tiga tahap:
a)      Invensi, yakni proses dimana ide-ide barudiciptakan dandikembangkan
b)      Difusi, yakni proses dimana ide-ide baru itudikomunikasikan ke dalamsistem sosial.
c)      Konsekuensi, yakniperubahan-perubahan yangterjadi dalam sistem socialsebagai akibat pengadopsianatau penolakan inovasi.Perubahan terjadi jikapenggunaan atau penolakanide baru itu mempunyaiakibat.Dalam menghadapi perubahansosial budaya tentu masalahutama yang perlu diselesaikanialah pembatasan pengertian atau
definisi perubahan sosial. Ahli-ahlisosiologi dan antropologi telahbanyak membicarakannya.Menurut Max Weber dalamBerger (2004), bahwa, tindakansosial atau aksi sosial tidak bisa dipisahkan dariproses berpikir rasional dantujuan yang akan dicapai olehpelaku. Tindakan sosial dapatdipisahkan menjadi empat macamtindakan menurut motifnya:
a)      Tindakan untuk mencapai satu tujuan tertentu,
b)      Tindakan berdasar atas adanya satu nilai tertentu
c)      Tindakan yang didasarkan pada adat kebiasaan (tradisi).
           Anonim dalam Media Intelektual (2008) mengungkapkan bahwa, aksi sosial adalah aksi yang langsung menyangkut kepentingan sosial dan langsung datangnya dari masyarakat atau suatu organisasi, seperti aksi menuntut kenaikan upah atau gaji, menuntut perbaikan gizi dan kesehatan, dan lain-lain. Aksi sosial adalah aksi yang ringan syarat-syarat yang diperlukannya dibandingkan dengan aksi politik, maka aksi sosial lebih mudah digerakkan daripada aksi politik.Aksi social sangat penting bagi permulaan dan persiapan aksi politik.Dari aksi sosial, massa/demonstran bisa dibawa dan ditingkatkan ke aksi politik.Aksi sosial adalah alat untuk mendidik dan melatih keberanian rakyat. Keberanian itu dapat digunakan untuk: mengembangkan kekuatan aksi, menguji barisan aksi, mengukur kekuatan aksi dan kekuatan lawan serta untuk meningkatkan menjadi aksi politik. Selanjutnya Netting, Ketther dan McMurtry (2004) berpendapat bahwa, aksi social merupakan bagian dari pekerjaan sosial yang memiliki komitmen untuk menjadi agen atau sumber bagi mereka yang berjuang menghadapi beragam masalah untuk memerlukan berbagai kebutuhan hidup. Perubahan sosial dalam masyarakat bukan merupakan sebuah hasil atau produk tetapi merupakan sebuah proses. Perubahan sosial merupakan sebuah keputusan bersama yang diambil oleh anggota masyarakat.Konsep dinamika kelompok menjadi sebuah bahasan yang menarik untuk memahami perubahan sosial. Kurt Lewin dikenal sebagai bapak manajemen perubahan, karena ia dianggapsebagai orang pertama dalam ilmu sosial yang secara khusus melakukan studi tentang perubahan secara ilmiah. Konsepnya dikenal dengan model force-field yang diklasifikasi sebagai model power-based karena menekankan kekuatan- kekuatan penekanan.Menurutnya, perubahan terjadi karena munculnya tekanan-tekanan terhadap kelompok, individu, atau organisasi.Ia berkesimpulan bahwa kekuatan tekanan (driving forces) akan berhadapan dengan penolakan (resistences) untuk berubah. Perubahan dapat terjadi dengan memperkuat driving forces dan melemahkan resistences to change.Langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelola perubahan, yaitu:
a)      Unfreezing,merupakan suatu proses penyadaran tentang perlunya, atau adanya kebutuhan untuk berubah,
b)      Changing, merupakan langkah tindakan, baik memperkuat driving forces maupun memperlemah resistences, dan
c)      Refreesing, membawa kembali kelompok kepada keseimbangan yang baru . Pada dasarnya perilaku manusia lebih banyak dapat dipahami dengan melihat struktur tempat perilaku tersebut terjadi daripada melihat kepribadian individu yang melakukannya. Sifat structural seperti sentralisasi, formalisasi dan stratifikasi jauh lebih erat hubungannya dengan perubahan dibandingkan kombinasi kepribadian tertentu di dalam organisasi. Lippit (1958) mencoba mengembangkan teori yang disampaikan oleh Lewin dan menjabarkannya dalam tahap- tahap yang harus dilalui dalam perubahan berencana. Terdapat lima tahap perubahan yang disampaikan olehnya, tiga tahap merupakan ide dasar dari Lewin. Walaupun menyampaikan lima tahapan Tahap-tahap perubahan adalah sebagai berikut:
1)      Tahap inisiasi keinginan untuk berubah,
2)      Penyusunan perubahan pola relasi yang ada,
3)      Melaksanakan perubahan,
4)      Perumusan dan stabilisasi perubahan, dan
5)      Pencapaian kondisi akhir yang dicita-citakan.
Konsep pokok yang disampaikan oleh Lippit diturunkan dari Lewin tentang perubahan sosial dalam mekanisme interaksional .Perubahan terjadi karena munculnya tekanan-tekanan terhadap kelompok, individu, atau organisasi.Ia berkesimpulan bahwa kekuatan tekanan (driving forces) akan berhadapan dengan penolakan (resistences) untuk berubah. Perubahan dapat terjadi dengan memperkuat driving forces dan melemahkan resistences to change.Peran agen perubahan menjadi sangat penting dalam memberikan kekuatan driving force. Atkinson (1987) dan Brooten (1978), menyatakan definisi perubahan merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya dan merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi. Ada empat tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap, perilaku, individual, dan perilaku kelompok. Setelah suatu masalah dianalisa, tentang kekuatannya, maka pemahaman tentang tingkat- tingkat perubahan dan siklus perubahan akan dapat berguna. Etzioni (1973) mengungkapkan bahwa, perkembangan masyarakat seringkali
Dianalogikan sepertihalnya proses evolusi. Suatuproses perubahan yangberlangsung sangat lambat.
Pemikiran ini sangat dipengaruhioleh hasil-hasil penemuan ilmubiologi, yang memang telahberkembang dengan pesatnya.Peletak dasar pemikiranperubahan sosial sebagai suatubentuk “evolusi” antara lainHerbert Spencer dan AugustComte. Keduanya memilikipandangan tentang perubahanyang terjadi pada suatumasyarakat dalam bentukperkembangan yang linearmenuju ke arah yang positif.Perubahan social menurutpandangan mereka berjalanlambat namun menuju suatubentu “kesempurnaan”masyarakat.Menurut Spencer, suatuorganisme akan bertambahsempurna apabila bertambahkompleks dan terjadi diferensiasiantar organ organnya.Kesempurnaan organismedicirikan oleh kompleksitas,differensiasi dan integrasi.Perkembangan masyarakat padadasarnya berarti pertambahandiferensiasi dan integrasi,pembagian kerja dan perubahandari keadaan homogen menjadiheterogen.Spencer berusahameyakinkan bahwa masyarakattanpa diferensiasi pada tahap praindustri secara intern justru tidakstabil yang disebabkan olehpertentangan di antara merekasendiri. Pada masyarakat industryyang telah terdiferensiasi denganmantap akan terjadi suatustabilitas menuju kehidupan yangdamai. Masyarakat industry ditandai dengan meningkatnyaperlindungan atas hak individu,berkurangnya kekuasaanpemerintah, berakhirnyapeperangan antar negara,terhapusnya batas-batas Negaradan terwujudnya masyarakatglobal.Bahasan utamanyamengenai struktur sosial yang adadi masyarakat yang melandasi danmenunjang kestabilan masyarakat.
Sedangkan dinamika structuralmerupakan hal-hal yang berubahdari satu waktu ke waktu yanglain. Perubahan pada bangunanstruktural maupun dinamikastruktural merupakan bagian yangsaling terkait dan tidak dapatdipisahkan.Kornblum (1988), berusahamemberikan suatu pengertiantentang perubahan sosial.Ruanglingkup perubahan sosial meliputiunsur-unsur kebudayaan baik yangmaterial maupun immaterial.Penekannya adalah pada pengaruhbesar unsur-unsur kebudayaanmaterial terhadap unsur-unsurimmaterial.Perubahan socialdiartikan sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalamstruktur dan fungsi masyarakat.Definisi lain dari perubahan socialadalah segala perubahan yangterjadi dalam lembagakemasyarakatan dalam suatumasyarakat, yang mempengaruhisistem sosialnya. Tekanan padadefinisi tersebut adalah padalembaga masyarakat sebagai himpunan kelompok manusiadimana perubahan mempengaruhistruktur masyarakat lainnya(Soekanto, 1990).
            Perubahansosial terjadi karena adanyaperubahan dalam unsur-unsuryang mempertahankankeseimbangan masyarakat sepertimisalnya perubahan dalam unsuregeografis, biologis, ekonomis dankebudayaan.Moore (2000), perubahan socialmerupakan bagian dari perubahanbudaya.Perubahan dalam kebudayaan mencakup semuabagian, yang meliputi kesenian,ilmu pengetahuan, teknologi,filsafat dan lainnya.Akan tetapiperubahan tersebut tidakmempengaruhi organisasi socialmasyarakatnya.Ruang lingkupperubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial.Namun demikian dalamprakteknya di lapangan keduajenis perubahan perubahantersebut sangat sulit untukdipisahkan (Soekanto, 1990).Aksisosial dapat berpengaruh terhadapperubahan sosial masyarakat,karena perubahan socialmerupakan bentuk intervensisosial yang memberi pengaruhkepada klien atau sistem klienyang tidak terlepas dari upayamelakukan perubahan berencana.Pemberian pengaruh sebagaibentuk intervensi berupayamenciptakan suatu kondisi atauperkembangan yang ditujukankepada seorang klien atau systemagar termotivasi untuk bersediaberpartisipasi dalam usahaperubahan sosial.
2. Tipe-Tipe Perubahan sosial
            Dalam pandangan awan setiapperubahan yang terjadi padamasyarakat disebut denganperubahan sosial.Apakahperubahan itu mengenai pakaian,alat transportasi, pertambahanpenduduk, ataupun tingkah lakuanak muda.Pada beberapa pemikir terdapattiga tipe perubahan yaitu: perubahan peradaban, perubahan budaya dan perubahan sosial.
A.    Perubahan peradaban
            Perubahan adalah keniscayaan,dan perubahan ke arah yang lebihbaik tentunya merupakan hasratdari setiap individu maupunorganisasi. Keharusan sejarah, kitasemua terus menerus berhadapandengan sejarah perkembanganperadaban bangsa yang bergerakke depan dan tak pernah balik. V.Gordon Childe seorang arkeolog,mendefinisikan peradaban sebagaisuatu transformasi elemen-elemen budaya manusia, yangberarti transformasi dalampenguasaan tulis-menulis,metalurgi, bangunan arsitekturmonumental, perdagangan jarakjauh, standar pengukuran panjangdan berat, ilmu hitung, alatangkut, cabang-cabang seni danpara senimannya, surplusproduksi, system pertukaran ataubarter dan penggunaan bajak ataualat bercocok tanam lainnya.Bila kita amati secara lebihmendasar lagi, tingkat peradabanmanusia terekspresikan dalam tigaindikator utama yaitu bahasa,budaya (segala bentuk dan ragamseni, ilmu pengetahuan danteknologi) dan agama.Selanjutnya, ketiganya menjadiciri suatu ras atau bangsatertentu, beserta suku sukunyadalam perwilayahan geografisnyamasing-masing.Akan tetapi dalammemaknai perubahan peradabankita harus berpedoman bahwatidak semua yang kontemporeritu baik dan sebaliknya tidaksemua yang lama itu usang dantidak relevan dengan kehidupansaat ini.
B.     Perubahan kebudayaan
            Perubahankebudayaan merupakankeadaan dalam masyarakat yangterjadi karena ketidak sesuaiandiantara unsur-unsur kebudayaanyang saling berbeda sehinggatercapai keadaan yang tidak serasifungsinya bagi kehidupan.
Contoh : Masuknya mekanisme pertanianmengakibatkan hilangnyabeberapa jenis teknik pertaniantradisional seperti teknikmenumbuk padi dilesung digantioleh teknik “Huller” di pabrikpenggilingan padi. Peranan buruhtani sebagai penumbuk padi jadikehilangan pekerjaan.Semua terjadi karena adanyasalah satu atau beberapa unsurbudaya yang tidak berfungsi lagi,sehingga menimbulkan gangguankeseimbangan didalammasyarakat. Perubahan dalamkebudayaan mencakup semuabagian yaitu : kesenian, ilmupengetahuan, teknologi danfilsafat bahkan perubahan dalambentuk juga aturan-aturanorganisasi social. Perubahankebudayaan akan berjalan terus-menerus tergantung dari dinamikamasyarakatnya.
C.    Perubahan Sosial
            Sedangkan perubahan socialterbatas pada aspek-aspekhubuingan sosial dankeseimbangannya. Meskipunbegitu perlu disadari bahwasesuatu perubahan di masyarakatselamanya memiliki mata rantaidiantaranya elemen yang satu daneleman yang lain dipengaruhi olehelemen yang lainnya. Perubahansosial dapat dilihat dari empatteori, yaitu teori kemunculandiktator dan demokrasi, teoriperilaku kolektif, teori
inkonsistensi status dan analisisorganisasi sebagai subsistemsocial.dan dapat defenisikan sebagai berikut:
a)      Teorikemunculan diktator dandemokrasiTeori ini didasarkan padapengamatan panjang tentangsejarah pada beberapa Negarayang telah mengalamitransformasi dari basis ekonomiagraria menuju basis ekonomiindustri.
b)      Teori perilaku kolektifTeori dilandasi pemikiran Moorenamun lebih menekankan padaproses perubahan daripadasumber perubahan sosial.
c)      Teori inkonsistensi statusTeori ini merupakan representasidari teori psikologi sosial. Padateori ini, individu dipandangsebagai suatu bentukketidakkonsistenan antara statusindividu dan grop dengan aktivitasatau sikap yang didasarkan padaperubahan.
d)     Analisis organisasi sebagaisubsistem social ,Alasan kemunculan teori iniadalah anggapan bahwa organisasiterutama birokrasi dan organisasitingkat lanjut yang kompleksdipandang sebagai hasiltransformasi sosial yang munculpada masyarakat modern. Padasisi lain, organisasi meningkatkanhambatan antara sistem sosial dansistem interaksi.
BudayaMassa  Dan budaya Populer
1.      Defenisi Budaya Massa
            Budaya massa adalah hasil budayayang dibuat secara massa demikepentingan pasar.Budaya massalebih bersifat massal,terstandarisasi dalam sistem pasaryang anonim, praktis, heterogen,lebih mengabdi pada kepentinganpemuasan selera.
Budaya massa memiliki beberapakatrakter yaitu sebagaiberikut:
a)      Nontradisional, yaitu umumnyakomunikasi massa berkaitan eratdengan budaya populer. acara-acara infotainment,sepertiindonesian idol, Penghuniterakhir, dan sebagainya adalahsalah satu contoh karakter budayamassa ini.
b)      Budaya massa juga bersifatmerakyat, tersebar di basis massasehingga tidak merucut di tingkatelite, namu apabila ada elite yangterlibat dalam proses ini makaitubagian dari basis assa itu sendiri.
c)      Budaya massa jugamemproduklsi budaya massaseperti infotainment adalahproduk pemberitaan yangdiperuntukan kepada massa secarameluas. Semua orang dapatmemanfaatkannya sebagai hiburanumum.
d)     Budaya massa sangatberhubungan dengan budayapopular sebagai sumber budayamassa. Bahkan secara tegasdikatakan bahwa bukan popularkalau budaya massa artiya budayatradisional dapat menjadi budayapopular apabila menjadi budayamassa. Contohnya srimulat,ludruk, maupun campursari. Padamulanya kesenian tradisional iniberkembang di masyarakattradisioanal dengan karakter-karakter tradisional, namun ketikakesenian ini dikemas di mediamassamaka sntuhan popularmendominasi seluruh keseniantradisional itubaik kostum, latar,dan sebagainya tidak lagi menjadikonsumsi masyarakat pedesaannamun secara massalmenjadikonsumsi semua lapisanmasyarakat di pedesaan danperkotaan.
e)      Budaya massa, terutama yangdiproduksi oleh media massadiproduksi dengan menggunakanbiaya yang cukup besar, karenaitu dana yang besar harusmenghasilkan keuntungan untukkontinuitas budaya massa itusendiri, karena itu budaya massadiproduksi secara komersial agartidak saja menjadi jaminankeberlangsungan sebuah kegiatanbudaya massa namun jugamenghasilkan keuntungan bagicapital yang diinvestasikan padakegiatan tersebut.
f)       Budaya massa juga diproduksisecara eksklusif menggunakansimbol-simbol kelas sehinggaterkesan diperuntukan kepadamasyarakat modern yanghomogen, terbatas dan tertutup.Syarat utama dari eksklusifitasbudqaya massa ini adalahketerbukaan dan ketersediaanterlibat dalam perubahan budayasecara massal.

2.      Defenisi Budaya Populer
            Budaya populer adalahkebudayaan yang diproduksisecara komersial dan tidak adaalasan untuk berpikir bahwatampaknya ia akan berubah dimasa yang akan datang. Namun,dinyatakan bahwa audiens popmenciptakan makna merekasendiri malalui teks kebudayaanpop dan melahirkan kompetensikultural dan sumber daya diskursifmereka sendiri. Kebudayaan popdipandang sebagai makna danpraktik yang dihasilkan olehaudiens pop pada saat konsumsidan studi tentang kebudayaan popterpusat pada bagaimana diadigunakan. Argumen-argumen inimenunjukan adanya pengulanganpertanyaan tradisional tentangbagaimana industri kebudayaanmemalingkan orang padakomoditas yang mengabdi kepadakepentingannya dan lebih sukamengeksplorasi bagaimana orangmengalihkan produk industrymenjadi kebudayaan pop yangmengabdi kepada kepentingannya
(dalam Chris Barker, 2004).
Ciri-ciri budaya populardiantaranya sebagai berikut:
a)      Tren, sebuah budaya yangmenjadi trend dan diikuti ataudisukai banyak orang berpotensimenjadi budaya populer;
b)      Keseragaman bentuk, sebuahciptaan manusia yang menjaditren akhirnya diikuti oleh banyakpenjiplak. Karya tersebut dapatmenjadi pionir bagi karya-karyalain yang berciri sama, sebagaicontoh genre musik pop (diambildari kata popular) adalah genremusik yang notasi nada tidakterlalu kompleks, liriklagunyasederhana dan mudahdiingat.
c)      Adaptabilitas, sebuah budayapopuler mudah dinikmati dandiadopsi oleh khalayak, hal inimengarah pada tren.
d)     Durabilitas, sebuah budayapopuler akan dilihat berdasarkandurabilitas menghadapi waktu,pionir budaya populer yang dapatmempertahankan dirinya bilapesaing yangkemudian muncultidak dapat menyaingi keunikandirinya, akan bertahan-sepertimerek Coca-cola yang sudah adaberpuluh-puluh tahun.
e)      Profitabilitas, dari sisiekonomi, budaya popularberpotensi menghasilkan keuntungan yang besar bagiindustri yang mendukungnya.

Pendekatan keilmuan dalam komunikasi
1.      Pendekatan  Unscientific
Pada pendekatan unscientific umumnya orang menjawab dorongan igin tahu dan mencari kebenaran.
a.       Penemuan Secara Kebetulan
Kelemahan yang terkandung dalam penemuan-penemuansecara kebetulan ini, bahwa orang akan bersifat pasif terhadap dorongan ingintahunya karena semuanya terjadi secara kebetulan, dan akibatnya pengetahuanberkembang secara lambat.
b.      Penemuan Secara Trial dan Error
Perkembangan masyarakat terasa cepat menyebabkanmanusia harus aktif mencari kebenaran, kendati sarana pengetahuan untukmencapainya masih sangat tidak memadai. Suatu usaha trial and error tidakdiawali dengan sebuah harapan, kendati tetap memiliki tujuan yang tak menentu,bahkan sering kali orang memulai trial and error dengan harapan yang hampa.
c.       Penemuan Melalui Otoritas
Pendekatan otoritas hanya cocok untuk menemukankebenaran dokmatis bagi kepentingan tertentu, seperti dalam ekhidupan beragama,upaya-upaya penyembuhan penyakit, dan bentuk-bentuk kepatuhan lainya dalamsystem kekerabatan dan monarki.
d.      Menemukan Kebenaran Melalui Wahyu
Kebenaran melalui wahyu ini adalah bentuk penemuankebenaran paling tradisional, namun cara seperti ini tetap saja menjadi caramenemukan kebenaran yang sampai saat ini digunakan.



2.      Pendekatan Scientific
Ada dua macam proses yang dapat digunakan untukmenemukan kebenaran.
a.       Berpikir Kritis – Rasional
Ada dua jalan yang yang dapat ditempuh dalammenggunakan cara berpikir rasional untuk menemukan kebenaran. Cara-cara ituadalah berpikir analitis dan berpikir sintetis.
b.      Penelitian Ilmiah ( Scientific Research)

A.    Jenis dan teori komunikasi
I. Teori-teori Umum (general theories)

a). Teori-Teori Struktural dan Fungsional
Asumsi teori struktural fungsional adalah: masyarakat pada dasarnya merupakan suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian (sub-sistem) yang saling berhubungan satu sama lain.
Teori struktural fungsional mula-mula tumbuh dari cara melihat masyarakat yang dianalogikan dengan organisme biologis. Masyarakat maupun organisme biologis sama-sama mengalami pertumbuhan. Tiap bagian yang tumbuh di dalam masyarakat memiliki fingsi dan tujuan tertentu.
Fungsional dan struktural memiliki beberapa persamaan karakteristik sebagai berikut:
  1. Lebih mementingkan “synchrony” (stabilitas dalam kurun waktu tertentu).
  2. Hal yang diamati terutama sekali adanya faktor-faktor yang berada di luar kontrol dan kesadaran manusia 
  3. Realitas pada dasarnya objektif dan bebas. Oleh karena itu pengetahuan, menurut pandangan ini, dapat ditemukan melalui metode pengamatan (observasi) empiris yang cermat. 
  4. Pendekatan ini memisahkan bahasa dan lambang dari pemikiran-pemikiran dan objek-objek yang disimbolkan dalam komunikasi. Dunia hadir karena dirinya sendiri, sementara bahasa hanyalah alat untuk merepresentasikan apa yang telah ada. 
  5. Bahasa harussesuaidenganrealitas. 
  6. Simbol-simbolharusmerepresentasikan sesuatu secara akurat.
Pendekatan struktural fungsional dalam kaitannya dengan perilaku manusia, menolak gagasan-gagasan tentang jiwa, spirit, kemauan, pikiran, introspeksi, kesadaran, subjektivitas, dan sebagainya, karena konsep-konsep itu tidak dapat diamati secara objektif. Dengan kata lain, pendekatan ini terhadap manusia berusaha mengukur pengaruh struktur sosial terhadap identitas, respons dan perilaku manusia melalui peran (role), sosialisasi, dan keanggotaan kelompok mereka. Pendekatan ini jelas menekankan orientasi peran dalam arti bahwa ia memandang manusia pada dasarnya ditentukan secara sosial (socially-determined).Bagi pandangan struktural, struktur sosial sangat kukuh dan mempengaruhi perilaku manusia. Struktur sosial terbentuk lama sebelum kita lahir dan akan tetap ada setelah kita mati. Kita tidak dapat memilih posisi kita dalam struktur sosial tersebut: ras, jenis kelamin, agama, kelas sosial orang tua, pendeknya budaya yang kedalamnya kita lahir. Manusia tersosialisasikan oleh budaya itu; mereka mengikuti aturan-aturan yang ditetapkannya: bahasa, cara berbicara, etiket bergaul (termasuk sopan santun dalam keluarga), cara makan dan jenis makanan yang dimakan, dan sebagainya. Bahkan semasa manusia berada dalam kandunganpun mereka dipengaruhi oleh budaya (misalnya lewat upacara tujuh bulanan) atau setelah mereka mati (dimakamkan dengan cara tertentu). Struktur sosial itulah yang dianggap penting oleh pendekatan struktural, karena itu mempengaruhi manusia berpikir, berperilaku dan mewarnai identitas mereka. Pendeknya manusia dikontrol oleh (struktur) masyarakat di luar dirinya sendiri. Jadi masyarakat tetap dianggap statis.

b). Teori Behavioral dan Kognitif
Asumsi teori ini tentang hakikat dan cara menemukan pengetahuan juga sama dengan aliran strukturalis dan fungsional. Perbedaannya hanyalah terletak pada fokus pengamatan serta sejarahnya.Teori-teoristrukturalisdanfungsionalyang berkembang dari sosiologi dan ilmu-ilmu sosial lainnya cenderung memusatkan pengkajiannya pada hal-hal yang menyangkut struktur sosial dan budaya. Sementara teori-teori behavioral dan kognitif yang berkembang dari psikologi dan ilmu-ilmu pengetahuan behavioralis lainnya, cenderung memusatkan pengamatannya pada diri manusia secara individual. Salah satu konsep pemikirannya yang terkenal adalah tentang model S-R (stimulus-response)
Teori-teori dalam perpektif ini mengutamakan analisis variabel. Analisis ini pada dasarnya merupakan upaya mengidentifikasikan variabel-variabel kognitif yang dianggap penting, serta mencari hubungan korelasi di antara variabel. Analisis ini juga menguraikan tentang cara-cara bagaimana variabel-variabel proses kognitif dan informasi menyebabkan atau menghasilkan tingkah laku tertentu.
Komunikasi menurut pandangan teori ini dianggap sebagai manifestasi dari tingkah laku, proses berpikir, dan fungsi bio-neural dari individu. Oleh karenanya, variabel-variabel penentu yang memegang peranan penting terhadap sarana kognisi seseorang (termasuk bahasa) biasanya berada di luar kontrol dan kesadaran orang tersebut.

c). Teori Konvensional dan Interaksional
Teori-teori ini berpandangan bahwa kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang membangun, memelihara serta mengubah kebiasaan­-kebiasaan tertentu, termasuk dalam hal ini bahasa dan simbol-simbol. Komunikasi menurut teori ini, dianggap sebagai alat perekat masyarakat. Kelompok teori ini berkembang dari aliran pendekatan “interaksionisme simbolik” sosiologi dan filsafat bahasa ordiner. Bagi teori ini pengetahuan dapat ditemukan melalui metode interpretasi.
Fokus pengamatan teori-teori ini tidak terhadap struktur tetapi tentang bagaimana bahasa dipergunakan untuk membangun struktur sosial, serta bagaimana bahasa dan simbol-simbol lainnya direproduksi, dipelihara serta diubah dalam penggunaannya. Makna menurut pandangan teori ini tidak merupakan suatu kesatuan objektif yang ditransfer melalui komunikasi, tetapi muncul dari dan diciptakan melalui interaksi. Makna pada dasarnya merupakan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh melalui interaksi. Oleh karenanya makna dapat berubah dari waktu ke waktu, dari konteks ke konteks, serta dari satu kelompok sosial ke kelompok lainnya.

d). Teori -Teori Kritis dan Interpretif
Gagasan teori-teori ini banyak berasal dari berbagai tradisi seperti sosiologi interpretif, pemikiran Max weber,phenomenology dan hermeneutics, Marxisme dan aliran “Frankfurt School”, serta berbagai pendekatan tekstual seperti teori-teori retorika, “biblical” dan kesusasteraan. Pendekatan kelompok teori ini terutama sekali populer di negara-negara Eropa.
Secara umum kedua jenis teori ini mempunyai karakteristik umum.
  • Penekanan terhadap peran subjektivitas yang didasarkan pada pengalaman individual. 
  • Makna atau meaning merupakan konsep kunci dalam teori-teori ini. Pengalaman dipandang sebagai “meaning centered” atau dasar pemahaman makna. Dengan memahami makna dari suatu pengalaman, seseorang akan menjadi sadar akan kehidupan dirinya. Dalam hal ini bahasa menjadi konsep sentral karena bahasa dipandang sebagai kekuatan yang mengemudikan pengalaman manusia.
Selain persamaan, kedua jenis teori ini mempunyai perbedaan, antara lain: pendekatan teori interpretif cenderung menghindarkan sifat-sifat preskriptif dan keputusan-keputusan absolut tentang fenomena yang diamati. Pengamatan (observations) menurut teori interpretif, hanyalah sesuatu yang bersifat tentatif dan relatif. Sementara teori-teori kritis (critical theories) lazimnya cenderung menggunakan keputusan-keputusan yang absolut, preskiptif dan juga politis sifatnya.
1.      Teori-teori kontekstual
Sendjaja (2002;1.52) berdasarkan konteks atau tingkatan analisis nya, teori komunikasi secara umum di bagi menjadi, yaitu;
1)      Komunikasi intra-pribadi (intra-personal communication)
2)      Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication)
3)      Komunikasi kelompok (group communication)
4)      Komunikasi organisasi (organization communication
5)      Komunikasi massa (mass communication)

B.     Model dan proses komunikasi
1.      Model Komunikasi
Komunikasi berasal  dari bahasa latin ‘communis’ atau ‘common’ dalam bahasa Inggris yang berarti sama. Jadi komunikasi adalah suatu cara untuk berbagi informasi, gagasan, atau sikap kita dengan partisipan lain nya.

            Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam buku human communication menjelaskan tiga model komunikasi ;
  1. model komunikasi linier (model komunikasi satu arah)
  2. model komonikasi dua arah(adanya feedback atau umpan balik)
  3. model komunikasi transaksional(banyak arah / komunikasi hanya dapatdipahami dalam konteks hubungan diantara 2 orang atau lebih)
2.      Proses Komunikasi
            Menurut Sendjaja dkk. (2002; 4.6), dalam tatanan teoritis paling tidak kita mengenal atau memahahami komunikasi dari dua perspektif, yaitu perspektif koknitif dan pelaku. Dance menegaskan bahwa komunikasi ada karena adanya satu respon melalui lambang-lambang  verbal, di mana simbol verbal tersebut bertindak sebagai stimulus untuk memperoleh respons. Jadi komunikasi mengacu pada hubungan stimulus respon antara sender dan receiver.

                                    STIMULUS <==>RESPONS



Teori Dan Komunikasi Kelompok
A.    Pengertian
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.
Sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut:
1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka;
2. Kelompok memiliki sedikit partisipan;
3. Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin;
4. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama;
5. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.

B.     Prinsip Dasar Komunikasi Kelompok
Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kita sehari-hari.Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder, merupakan wahana bagi setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan dan keinginannya berbagi informasi dalam hamper semua aspek kehidupan.Ia bias merupakan media untuk mengungkapkan persoalan-persoalan pribadi (keluarga sebagai kelompok primer), ia dapat merupakan sarana meningkatkan pengethuan para anggotanya (kelompok belajar) dan ia bias pula merupakan alat untuk memecahkan persoalan bersama yang dihadapi seluruh anggota (kelompok pemecahan masalah). Jadi, banyak manfaat yang dapat kita petik bila kita ikut terlibat dalam seuatu kelompok yang sesuai dengan rasa ketertarikan (interest) kita. Orang yang memisahkan atau mengisolasi dirinya dengan orang lain adalah orang yang penyendiri, orang yang benci kepada orang lain (misanthrope) atau dapat dikatakan sebagai orang yang antisosial.
Ada empat elemen yang muncul dari definisi yang dikemukakan oleh Adler dan Rodman tersebut, yaitu :

Elemen pertama adalah interaksi dalam komunikasi kelompok merupakan faktor yang penting, karena melalui interaksi inilah, kita dapat melihat perbedaan antara kelompok dengan istilah yang disebut dengan coact. Coact adalah sekumpulan orang yang secara serentak terkait dalam aktivitas yang sama namun tanpa komunikasi satu sama lain.
Elemen yang kedua adalah waktu.Sekumpulan orang yang berinteraksi untuk jangka waktu yang singkat, tidak dapat digolongkan sebagai kelompok.
Elemen yang ketiga adalah ukuran atau jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok.Tidak ada ukuran yang pasti mengenai jumlah anggota dalam suatu kelompok.
Elemen terakhir adalah tujuan yang mengandung pengertian bahwa keanggotaan dalam suatu kelompok akan membantu individu yang menjadi anggota kelompok tersebut dapat mewujudkan satu atau lebih tujuannya.
C.    Fungsi Komunikasi Kelompok

1.      Fungsi pertama dalam kelompok adalah hubungan sosial, dalam arti bagaimana suatu kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial di antara para anggotanya seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk melakukan sktivitas yang informal, santai dan menghibur.
2.      Pendidikan adalah fungsi kedua dari kelompok, dalam arti bagaimana sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja unutk mencapai dan mempertukarkan pengetahun. Melalui fungsi pendidikan ini, kebutuhan-kebutuhan dari para anggota kelompok, kelompok itu sendiri bahkan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.
3.      Dalam fungsi persuasi, seorang anggota kelompok berupaya mempersuasikan anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Seseorang yang terlibat usaha-usaha persuasif dalam suatu kelompok, membawa resiko untuk tidak diterima oleh para anggota lainnya.
4.      Fungsi keompok juga dicerminkan dengan kegiatan-kegiatannya untuk memecahkan persoalan dan membuat keputusan-keputusan contoh dalam hal Pemecahan masalah (problem solving).
5.      Terapi adalah fungsi kelima dari kelompok. Kelompok terapi memiliki perbedaan dengan kelompok lainnya, karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan.Objek dari kelompok terapi adalah membantu setiap individu mencapai perubahan persoalannya.



1.      Teori Dan Model Komunikasi Organisasi
Komunikasi Organisasi. Mengarah pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi formal dan informal. Pembahasan teori ini menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antar manusia, komunikasi dan proses pengorganisasiannya serta budaya organisasi.
Komunikasi Organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antar organisasi. Bedanya dengan komunikasi kelompok adalah bahwa sifat organisas di sini lebih formal dan lebih mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dalam melakukan kegiatan komunikasinya
Konsekuensi dalam suatu komunikasi organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu: Fungsi informatif, fungsi regulatif, fungsi persuasif, dan fungsi integratif.
Adapun persoalan-persoalan mengenai gaya komunikasi (style Communication) dan pengaruh kekuasaan (Power of influence) dalam organisasi dalam tataran manajemen sewaktu mereka mencoba mempengaruhi bawahannya atau teman sejawatnya akan ditentukan oleh sifat, karakter, dan budaya serta kemampuan berkomunikasi dari seorang manajerial dalam berorgansasi.
A.    Pendekatan Struktur Dan Fungsi
Struktur merupakan susunan dari sesuatu yang beraturan, dengan demikian dalam pendekatan struktur dan fungsi secara Teori dan model komunikasi organisasi ada beberapa pengertian dan definisi struktur organisasi sebagai berikut :
1.   Organisasi Menurut Stoner adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
2.Menurut Chester I. Bernard Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
B.     Pendekatan Human Relation
Hubungan manusiawi adalah terjemahan dari human relation. Ada juga orang yang menerjemahkannya menjadi “hubungan manusia” dan “hubungan antarmanusia”, yang sebenarnya tidak terlalu salah karena yang berhubungan satu sama lain adalah manusia. Hanya saja, di sini sifat hubungan tidak seperti orang berkomunikasi biasa, bukan hanya merupakan penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain, tetapi hubungan antara orang-orang yang berkomunikasi itu mengandung unsur-unsur kejiwaan yang amat mendalam.
C.    Pendekatan Perorganisasian
Komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antar organisasi. Bedanya dengan komunikasi kelompok adalah bahwa sifat komunikasi organisasi di sini lebih formal dan lebih mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dalam melakukan kegiatan komunikasinya.
D.    Pendekatan Budaya

§  Komunikasi Antara budaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya.
§  Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
§  Budaya adalah hasil konstruksi manusia, sifatnya tidak menetap, namun terbuka mengalami perubahan dan sebuah budaya dapat dipelajari.
§  Perbedaan budaya terjadi disebabkan pengalaman budaya yang berbeda yang kemudian melatarbelakangi individu, kelompok, organisasi, negara bahkan masyarakat mengekpresikan realitas mereka.
§  Perbedaan budaya mensyaratkan anggota sesama budaya dan beda budaya untuk mempelajari budaya dalam perbedaannya sehingga memahami nilai-nilai budaya setempat atau budaya lainnya
§  Untuk memunculkan saling pengertian makna dalam interaksi komunikasi beda budaya, maka diciptakan apa yang dinamakan sistem sandi bersama.
§  Beberapa prinsip komunikasi antarbudaya











Penelitian Komunikasi
A.    Proses Dan Fokus Penelitian Komunikasi
1.      Proses Penelitian
Penelitian adalah proses ilmiah yang selalu ada dalam kehidupan intelektual manusia berdasarkan sifat ingin tahu yang ada dalam hidup ilmuan. Dalam memenuhinya ada hal yang digunakan, yaitu pertama, dengan menggunakan akal sehat mengacu pada kelaziman dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, melakukan kegiatan penelitian yang bersifat ilmiah yang berdasarkan pada kaidah-kaidah tertentu dan cara berfikir yang sistematis yang melingkupi keseluruhan proses penelitian.
Dimana proses penelitian ilmiah itu meliputi hal-hal berikut ini:
a.       Penentuan masalah dan judul penelitian
b.      Perumusan permasalahan penelitian
c.       Penelurusan toeritikal
d.      Penyusunan desain penelitian
e.       Penyusunan instrumen penelitian
f.       Penentuan sumber data, populasi dan sampel
g.      Penentuan metode pengumpulan data
h.      Pengumpulan data
i.        Mengolah dan menganalisi data
j.        Membahas hasil penelitian
k.      Penulisan laporan penelitian
Keseluruhan proses tersebut terbagi dalam beberapa kategori pekerjaan penelitian, yaitu:
a.       Penentuan rancangan-rancangan penelitian adalah bagaimana penelitian merancangkan model penelitian yang akan dilaksanakan mulai dari rancanngan problematik, rancangan teoritik, rancangan metodologik sampai rancangan analisis dan hasil penelitian.
b.      Penentuan problem teori yang akan digunakan adalah bagaimana penelitian menentukan teori apa yang akan digunakan dan menjadi acuan dalam penelitian.
c.       Menentukan problem aplikasi lapangan, yaitu bagaimana peneliti menentukan teknik pelaksanaan penelitian mulai dari ujicoba instrumen penelitian, aplikasi metode, dan pengumpulan data dilapangan sampai dengan analisis data.
2.         Fokus Penelitian
Fokus penelitian komunikasi berhubungan dengan bidang kajian komunikasi yang berkembang sampai saat ini, baik kajian mikro komunikasi yaitu yang berhubungan dengan kajian spesifik maupun kajian makro komunikasi, yaitu yang berhubungan dengan kajian sosiologi, antropologi, dan sebagainya.
Kajian mikro komunikasi antara lain:
1.      Dimulai dari komponen komunikator yang merupakan sumber informasi guna menyampaikan dalam proses komunikasi. Dalam sisi ini metode penelitian yang dapat digunakan adalah metode survei, studi kasus dengan tipe penelitiannya berupa tipe deskriptif dan evaluatif.
2.      Komponen pesan atau informasi yang kirim oleh komunikator ke komunikan. Pesan disini dapat diteliti melalui metode penelitian analisis isi, analisi wacana. Dalam konteks pesan ini, peneliti dapat mengeksplorasi sebanyak-banyaknya hal-hal yanmg berkaitan dengan pesan informasi yang terjadi dalam organisasi, ataupun dalam semua media komunikasi yang dipergunakan oleh humas.
3.      Komponen media komunikasi yang digunakan oleh komunikator untuk sampainya pesan pada komunikan. Analisis yang mengkaji tentang media komunikasi umumnya bersifat deskriptif, evaluatif dengan metode penelitian berupa studi kasus dan analisis jaringan.
4.      Komponen komunikan dalam proses komunikasi. Umumnya menggunakan metode survei, deskriptif dan eksplanatif.
5.      Komponen efek. Evaluatif dan deskriptif.

Komponen makro, yaitu berhubungan dengan kajian komunikasi dalam perspektif yang lebih luas serta bersentuhan dengan bidang lain yang memungkinkan kajian komunikasi diperbesar dan membuka diri terhadap bidang sosial lainnya kajian-kajian baru dalam studi komunikasi dalam rangka “memperbesarkan” disiplin ilmu komunikasi. Bidang kajian tersebut antara lain seperti: komunikasi interpersonal, komunikasi antar kelompok, komunikasi massa dan lainnya.

B.     Pendekatan Penelitian
1.      Pendekatan Kualitatif
Pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip umum yang mendasari perwujudan sebuah makna dari gejala sosial di dalam masyarakat.Objek analisis dalam pendekatan kualitatif adalah makna dari gejala sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan dari masyarakat bersangkutan dengan memperoleh gambaran mengenai kategorisasi tertentu.
Sasaran kajian dari pendekatan kualitatif adalah pola yang berlaku sebagai prinsip umum yang hidup dalam masyarakat.Gejala tersebut dilihat dari satuan yang berdiri sendiri dalam kesatuan yang menyeluruh.Sehingga pendekatan kualitatif sering disebut sebagai pendekatan holistik terhadap suatu gejala sosial.
Menurut Crasswell beberapa asumsi dalam pendekatan kualitatif yaitu:
1.      Peneliti kualitatif lebih memperhatikan proses daripada hasil
2.      Peneliti kualitatif lebih memperhatikan interpretasi
3.      Peneliti kualitatif merupakan alat utama dalam mengumpulkan data dan analisis data serta peneliti harus terjun langsung kelapangan, melakukan obsservasi partisasi di lapangan.
4.      Peneliti menggambarkan bahwa peneliti terlibat dalam proses penelitian, interpretasi data, dan pencapaian pemahaman melalui kata atau gambar. Proses penelitian kualitatif bersifat induktif dimana peneliti membuat konsep, hipotesa, dan teori berdasarkan datav lapangan yang diperoleh serta terus mengembangkannya dilapangan dalam proses “jatuh-bangun”.

a.       Desain Penelitian Kualitatif
1.      Hal-hal umum yang perlu dipahami dalam membuat desain penelitian komunikasi dengan format kualifikatif adalah:
a)      Rumusan masalah
Dalam penelitian kualitatif rumusan permasalahan mempunyai karakteristik tidak teratur, menganggap teori yang ada mempunyai kemungkinan tidak cocok, tidak akurat, tidak betul dan cenderung bias, berusaha mengeksplorasi dan menggambarkan fenomena dan membangun teori baru.

b)      Peranan penelitian
Dalam penelitian kualitatif merupakan penelitian interpretatif sehingga bias, nilai, dan prasangka peneliti dinyatakan secara emplisit dalam laporan penelitian.berlandaskan hal tersebut, maka peranan peneliti dalam penelitian kualitatif terbagi dalam dua elemen, yaitu menggunakan pengalaman masa alau yang sesuai dengan topik penelitian, setting lapangan untuk mempertajamakan interpretasi data dan mengambil langkah-langkah untuk memperoleh akses masuk kelapangan dan menjamin dapat memperoleh data yang diperlukan.

2.      Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data memuat langkah-langkah membuat batasan penelitian, pengumpulan informasi melalui wawancara, dokumen yang tersedia sarta gambar-gambar yang berkaitan.
3.      Model Desain Penelitian Komunikasi kualitatif
Secara umum penelitian komunikasi dengan format kualitatif, terdiri dari 3 bentuk desain penelitian, yaitu desain penelitian deskriptif, verifikatif, dan grounded.

a)      Desain Deskriptif – Kualitatif
Konstruksi desain deskriptif – kualitatif dapat berbentuk sebagai berikut:


PENDAHULUAN:
(1)   Judul Penelitian
(2)   Latar Belakang Masalah
(3)   Masalah penelitian
(4)   Tinjauan Pustaka / teori dan Kesimpulan teoritik yang digunakan
METODE PENELITIAN
(1)   Objek dan informasi penelitian
(2)   Cara memperoleh suber data (Informan) dan menetukan unit analisis data
(3)   Metode pengumpulan data dan keabsahan data
(4)   Metode analisis data
(5)   Rancangan pembahasan (diskusi) hasil penelitian
(6)   Rancangan laporan penelitian

b.      Desain kualitatif verifikatif
Format penelitiaan kualitatif verifikatif lebih banyak mengkonstruksi format penelitian dan strategi memperoleh data dari lapangan secara induktif, sehingga konstruksi desain berbentuk sebagai berikut:
PENDAHULUAN
(1)   Menemukaan tema penelitian yang diinginkan
(2)   Memulai berpikir tentang metode yang akan digunakan
(3)   Bagaimana memfokuskan cara berfikir dengan metode serta research question
PENGGUNAAN METODE DAN LAPORAN PENELITIAN
(1)   Cara menemukan informan penelitian
(2)   Metode penelitian dan strategi menggunakan metode penelitian
(3)   Penggunaan dan bagaiman mengintegrasikan metode dan informan
(4)   Memutuskan penggunaan metode penelitian
(5)   Membuat catatan harian
(6)   Trianggulasi untuk antisipasi kelemahan proses analisis data sumber data yang digunakan
(7)   Bentuk draf   penelitian yang diharapkan

c.       Desain grounded research
Format desainnya adalah sebagai berikut:
Tahap I Observasi Pendahuluan:
-        Menemukan tema pokok penelitian
-        Menemukan gatekeeper
-        Menemukan gambaran umum tentang alur tentang alur
Tahap II pengumpulan data:
-        Menemukan informan
-        Wawancara dan mengobservasi serta membuat catatan harian
-        Menemukan informan baru
-        Mengembangkan strategi wawancara dan observasi
-        Menggunakan trianggulasi untuk menemukan kebenaran data
-        Terus-menerus membuat catatan harian
Tahap III pengumpulan laporan lanjutan:
-        Merevisi draf  laporan penelitian
-        Menemukan kekurangan data dan informasi
-        Membuang informasi yang tidak penting
-        Menemukan informasi baru
-        Terus-menerus menggunakan trianggulasi
-        Terus-menerus membuat catatan harian baru
-        Memutuskan untuk menghentikan penelitian
-        Mengembangkan draf laporan menjadi rancangan laporan akhir
-        Peneliti meninggalkan lokasi penelitian

d.      Analisis kualitatif
Analisis kualitatif dalam penelitian komunikasi berangkat dari pendekatan fenomenologi yang sebenarnya lebih banyak alergi terhadap positivisme yang dianggap terlalu kaku, dan terlalu taat asas. Analisis kualitatif umumnya tidak digunakan untuk mencari data dalam arti frekuensi, akan tetapi digunakan untuk menganalisis makna dari data yang tampak dipermukaan itu, dengan demikian maka analisis kualitatif digunakan untuk memahami sebuah fakta dan bukan untuk menjelaskan fakta tersebut.
2.      Pendekatan Kuantitatif
a.       Format desain penelitian kuantitatif
Untuk penelitian komunikasi kuantitatif, apabila disimpulkan dari berbagai bentuk desain penelitian kuantitatif, maka format desainnya sebagai berikut:

PENDAHULUAN
-        Judul penelitian
-        Latar belakang masalah
-        Masalah penelitian
-        Tujuan penelitian
-        Tinjauan pustaka/ teori dan kesimpulan teoritik yang digunakan
-        Hipotesis (kalau diperlukan)
METODE PENELITIAN
-        Populasi (sasaran) penelitian
-        Sampel dan teknik sampling
-        Metode pengumpulan data
-        Metode dan rancangan analisis data statistik
PEMBAHASAN DAN LAPORAN PENELITIAN
-        Rancangan analisis data dan pengujian hipotesis penelitian
-        Rancangan pembahasan (diskusi) hasil penelitian
-        Rancangan laporan penelitian

b.      Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif bermula dari pendekan positivisme yang menemukan model analisis yang bersifay kuantitatif.Analisis ini menggunakan pendekatan berfikir deduktif dimana kerangka analisis dimulai dari persoalan yang umum ke permasalahan khusus.
Pendekatan analisis menekankan kepada pembuktian terhadap hubungan antar variabel, pengaruh anter variabel satu dengan lainnya.Sifat analisi seperti ini lebih tepat menggunakan alat statistik dalam pengujian data lapangan.
Dengan demikian, maka analisis kuantitatif menekankan pada empat hal yang dicaridari hubungan variabel penelitian, yaitu persoalan hubungan, pengaruh, perbedaan, dan identifika
C.    Metode Penelitian
Penelitian komunikasi memiliki objek dan proses serta pendekatan yang spesifik, sehingga kecenderungan memilih metodepun terdapat perbedaannya. Pada pendekatan kualitatif, lebih cenderung menggunakan analisis isi kualitatif seperti analisis struktur, analisis isi media, dan lainnya.Sedangkan pendekatan kuantitatif dalam komunikasi lebih banyak menggunakan metode pengumpulan data, seperti angket, wawancara, dokumentasi dan sebagainya.
Realitas Media Dan Konstruksi Nasional
A.    Pengertian Realitas Media
Dalam penjelasan ontology paradigma konstruktivis, realitas merupakan konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu. Namun demikian kebenaran suatu realitas sosial bersifat nisbi, yang berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial (Hidayat, 1999: 39)
Dalam pandangan paradigm definisi sosial, realitas adalah hasil ciptaan manusia kreatif melalui kekuatan konstruksi sosial terhadap dunia sosial disekelililngnya. Dunia sosial itu dimaksud sebagai yang disebut oleh George simmel (Veeger, 1993:91), bahwa realitas dunia sosial itu berdiri sendiri diluar individu, yang menurut kesan kita bahwa realitas itu “ada” dalam diri sendiri dan hukum yang menguasainya.
Max Webber melihat realitas sosial sebagai perilaku sosial yang memiliki makna subjektif, karena itu prilaku memiliki tujuan dan motivasi. Perilaku sosial itu menjadi “sosial”, oleh Weber dikatakan, kalau yang dimaksud subjektif dari prilaku sosial membuat individu mengarahkan dan memperhitungkan kelakuan orang lain dan mengarahkan kepada subjektif itu. Prilaku itu memiliki kepastian kalau menunjukkan keseragaman dengan prilaku pada umumnya dalam masyarakat.
B.     Pengertian Konstruksi Sosial
Istilah konstruksi sosial atas realitas (social construction of reality), menjado terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman melalui bukunya yang berjudul “The Social Construction of Reality, a Treatise in the Sociological of Knowledge) (1996).Ia menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, yang mana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif.
Pengetahuan selalu merupakan konstruksi dari individu yang mengetahui dan tidak dapat ditransfer kepada individu lain yang pasif. Karena itu, kosntruksi harus dilakukan sendiri olehnya  terhadap pengetahuan itu, sedangkan lingkungan adalah sarana terjadinya kosntruksi itu.
Berger dan Luckmann (1990; 1) memulai penjelasan realitas sosial dengan memisahkan pemahaman “kenyataan” dan “pengetahuan”.Realitas diartikan sebagai kualitas yang terdapat didalam realitas-realitas, yang diakui memiliki keberadaan (being) yang tidak tergantung kepada kehendak kita sendiri.Sedangkan pengetahuan didefinisikan sebagai kepastian bahwa realitas-realitas itu nyata (real) dan memiliki karakteristik yang spesifik.

C.    Realitas Sosial Bentukan Media Massa
Ketika kita ingin menggambarkan zaman ini, kata Jacques Ellul (1980; 1), maka gambaran yang terbaik untuk dijelaskan mengenai suatu realitas masyarakat adalah masyarakat dengan sistem teknologi, yang baik atau masyarakat teknologi. Untuk mencapai masyarakat teknologi, maka suatu masyarakat harus memiliki sistem teknologi yang baik (Goulet, 1977 :7). Dengan demikian, maka fungsi teknologi adalah kunci utama perubahan dimasyarakat.
Teknologi secara fungsional telah menguasai masyarakat, bahkan pada fungsi yang subtansial, seperti mengatur beberapa sistem norma dimasyarakat, umpamanya sistem lalu lintas dijalan raya, sistem komunikasi, seni pertunjukan, dan sebagainya. Dalam dunia pertelevisian, sistem teknologi telah menguasai jalan pikiran masyarakat, televisi menguasai pikiran-pikiran manusia dengan cara membangun teater dalam pikiran manusia (theater of mind), sebagaimana gambaran realitas dalam iklan televisi. Suatu contoh, ketika iklan shampoo Clear menggunakan iklan dengan gaya seperti adegan film Matrix, dimana seorang pemuda bersampo Clear dapat menghindari tembakan peluru dengan lekukan tubuh yang fleksibel, maka seluruh adegan dalam iklan tersebut begitu mengagumkan pemirsa. Iklan itu begitu mengagumkan karena selain realistis, adegan-adegan tersebut mampu membawa pemirsa kepada kesan dunia lain nyang maha dahsyat.
Dalam hal pencitraan iklan televisi, pada umumnya sebuah iklan jarang tampil dengan citra tunggal, terbanyak iklan televisi tampil dengan citra ganda. Maksudnya, iklan televisi melakukan pencitraan ganda pada produk, seperti selain mengkonstruksi citra kelas sosial, iklan itu juga mengkonstruksi citra kemewahan, dimana cerita animasi dan pesan verbal iklan tersebut yang menampakkan kondisi mobil yang berkelas dan mewah, penuh daya tarik modern. Sehingga menimbulkan kesan, bahwa kemewahan itu hanya dapat dimiliki oleh individu dari kelas sosial atas.
Sengaja atau tidak, citra dalam iklan televisi telah menjadi bagian terpenting dari sebuah iklan televisi itu. Citra ini pula adalah bagian terpenting  yang dikonstruksi oleh iklan televisi. Namun sejauh mana konstruksi itu berhasil, amat bergantung pada banyak factor, terutama adalah factor konstruksi sosial itu sendiri, yaitu bagaimana upaya seorang copywriter mengkonstruksi kesadaran individu serta membentuk pengetahuan tentang realitas baru dan membawanya kedalam dunia hiper-realitas, sedangkan pemirsa tetap merasakan bahwa realitas itu dialamai dalam dunia rasionalnya.



Masyarakat Cyber
A.   Cybercommunity

1.    Masyarakat global dan pembentukan cybercommunity
Community, masyarakat adalah kelompok-kelompok orang yang menempati sebuah wilayah (territorial) tertentu, yang hidup secara relative lama, saling berkomunikasi, memiliki symbol-simbol dan aturan tertentu serta system hukum yang mengontrol tindakan anggota masyarakat, memiliki system stratifikasi, sadar sebagai bagian dari anggota masyarakat tersebut serta relative dapat menghidupi dirinya sendiri.
Penemuan dan perkembangan teknologi Informasi dalam skala massal, telah mengubah bentuk masyarakat manusia dari masyarakat dunia local menjadi masyarakat dunia global, sebuah dunia yang sangat transparan terhadap perkembangan informasi, transportasi, serta teknologi yang begitu cepat dan begitu besar mempengaruhi peradaban umat manusia, sehingga dunia juga dijuluki The Big Village, yaitu sebuah desa yang besar yang di mana masyarakatnya saling mengenal dan saling menyapa satu dengan yang lainnya seperti layaknya kehidupan yang berkembang di desa.
Masyarakat global itu jjuga merupakan suatu kehidupan yang memungkinkan komunitas manusia menghasilkan budaya-budaya bersama, menghasilkan produk-produk industri bersama, menciptakan pasar bersama, pertahanan militer bersama, mata uang bersama bahkan menciptakan perang dalam skala global disemua lini.
Secara materi mampu mengembangkan ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat sehingga tanpa disadari , komunitas manusia telah hidup dalam dua dunia kehidupan masyarakat , yaitu masyarakat nyata dan masyarakat maya (cybercommnunity)
Masyarakat nyata adalah kehidupan masyarakat yang secara indrawi dapat dirasakan sebagai sebuah kehidupan nyata, dimana sebuah kehidupan nyata di mana hubungan-hubungan sosial sesama anggota masyarakat di bangun melalui penginderaan (dapat diraba, dilihat, dicium, didengar dan dirasakan, oleh panca indera)
Masyarakat maya, adalah sebuah kehidupan masyarakat manusia yang tidak dapat secara langsung di indera melalui penginderaan manusia, namun dapat dirasakan  an disaksikan sebagai sebuah realitas.
Kemajuan teknologi informasi inilah yang telah mengubah dunia maya yang terdiri dari berbagai macam gelombang magnetic dan gelombang radio, serta sifat kematerian yang belum di temukan manusia, sebagai sebuah ruang kehidupan baru yang sangat prospektif bagi aktivitas manusia yang memiliki nilai efisiensi yang sangat tinggi.

2.    Masyarakat maya:sisi lain kehidupan masyarakat manusia
Awalnya Masyarakat maya adalah sebuah fantasi manusia. Fantasi tersebut adalah sebuah hiper-realitas manusia tentang nilai,citra,dan makna kehidupan manusia sebagai lambang dari pembebasan manusia terhadap kekuasaan materi dan alam semesta.
Sebagai ciptaan manusia, maka masyarakat maya menggunakan seluruh metode kehidupan masyarakat nyata sebagai model yang dikembangkan di dalam segi-segi kehidupan maya. Seperti membangun interaksi sosial dan kehidupan kelompok, membangun stratifikasi sosial, membangun kebudayaan, membangun pranata sosial, membangun kekuasaan, wewenang dan kepemimpinan membangun system kejahatan juga control sosial.
a.    Proses-proses sosial dan interaksi sosial
Masyarakat maya membangun dirinya dengan sepenuhnya mengandalkan interaksi sosial dan proses sosial dalam kehidupan kelompok (jaringan) intra dan antar sesama anggota masyarakat maya.
Proses sosial dan interaksi sosial  dalam masyarakat maya ada yang bersifat sementara dan  ada dalam waktu yang relative lama dan menetap. Sifat dan iinteraksi sosial mereka ditentukan oleh kepentingan mereka dalam dunia maya.
Interaksi sosial sementara , terjadi pada anggota masyarakat yang sepintas lalu ingin “jalan-jalan” dan hanya bermain didunia maya melalui browsing dan chatting, atau search misalnya untuk keperluan pencarian data tugas, data umum dan sebagainya.
Interaksi sosial dan kehidupan kelompok yang berlangsung cukup lama antara sesama anggota masyarakat maya lainnya.Pengguna internet yang ini disebut netter yang setiap saat berada dalam dunia maya. Mereka bergaul, menyapa, bercinta, berbisnis, belajar dan bahkan berbuat criminal dalam mayarakat maya, namun mereka tidak menetap di sana karena tidak memiliki rumah sebgai alamat mereka.
Kebanyakan dari anggota masyarakat menjadi penduduk tetap dalam masyarakat tersebut dengan memiliki alamat dan “rumah” di sana dengan status penyewa atau pemilik. Mereka ini yang memiliki e-mail, website atau bahkan provider.Secara kontinyu memanfaatkan alamat dan rumah mereka untuk berinteraksi dengan sesama anggota masyarakat guna berbagai kebutuhan.
Masyarakat maya dibangun melalui interaksi sosial sesame anggota masyarakat  maya. Syarat-syarat interaksi sosial dalam  masyarakat nyata harus memiliki social contact dan communication.Persyaratan ini juga menjadi substansi utama dalam kehidupan sosial mayarakat maya.Hubungan yang di bangun dalam jaringan-jaringan computer, frekuensi radio, antena atau modem sesungguhnya adalah hubungan-hubungan sosial yang dibangun oleh anggota masyarakat untuk saling berinteraksi sedangkan mesin-mesin itu hanyalah media yang mereka gunakan.
Dari cara mereka berinteraksi ini lahir pula dua pola proses interaksi sosial, yaitu:
1.  Proses sosial disosiatif
Proses sosial disosiatif terjadi ketika beberapa anggota masyarakat maya terlibat dalam proses persaingan, atau bahkan konflik dengan sesama warga masyarakat maya. Proses ini terjadi ketika mereka bersaing memberi peluang akses kepada masyarakat dan mencari sumber-sumber pembiayaan (sponsorship) untuk menghidupi jaringan mereka. Untuk ini meraka harus berkompetisi lain yang juga berupaya melakukan hal yang sama. Proses sosial disosiatif ini juga terjadi ketika sebuah jaringan website dengan berbagai alasan ekonomi atau politik, terpaksa harus melakukan penyerangan kepada jaringan website lainnya, kemudian mereka terlibat dalam ‘peperangan’
2.    Proses sosial asosiatif
Sementara sifat jaringan dan proses sosial dalam masyarakat maya yang mementingkan kerja sama, maka selain proses sosial disosiatif, terbanyak dari proses sosial itu adalah proses sosial asosiatif antara jaringan-jaringan (kelompok-kelompok) yang ada. Proses ini memberi peluang kepada komunitas maya, baik intra maupun antar jaringan, melakukan kerja sama (cooperativ) diantara mereka. Kerja sama ini menghasilkan proses lanjutan seperti akomodasi informasi dan asimilasi kebudayaan masyarakat maya dalam skala global keseluruh jaringan masyarakat yang akhirnya mempengaruhi perilaku dan interaksi mereka satu dengan lainnya

b.    Kelompok sosial maya
Komunitas maya memiliki kehidupan kelompok yang rumit. Umumnyakelompok sosial ini dibangun berdasarkan hubungan-hubungan sekunder, sehingga pengelompokan mereka didasarkan pada kegemaran dan kebutuhan anggota masyarakat tehadap kelompok tertentu.


Pada dasarnya ada dual model keanggotaan kelompok sosial maya yaitu:
1.    Kelompok intra adalah keanggotaan seseorang dalam unit-unit kelompok intra yang berpusat pada server tertentu yang sifatnya menyerupai serumpun anggota dalam suatu institusi tertentu. Kelompok intra ini biasanya disebut dengan internet, setiap anggota dalam sistem ini harus patuh kepada aturan yang ada baik sanksi maupun reward ditentukan oleh sistem sosial mereka yang diatur dipusat-pusat server yang ada.
2.    Kelompok inter yaitu, walaupun secara umum, hubungan internet ini hanya berlaku internal, namun sebenarnya internet ini adalah sel-sel hidup dalam sistem sosial dunia maya yang lebih luas yaitu internet.

c.    Kebudayaan dan masyarakat maya
Salah satu ciri masyarakat adalah menciptakan kebudayaan. Dalam masyarakat maya, kebudayaan yang berkembang adalah budaya-budaya pencitraan dan makna yang setiap saat dipertukarkan dalam ruang interaksi simbolis.kreator dan imajinater yang setiap saat mencurahkan pemikiran mereka dalam tiga hal secara terpisah, yaitu:
·         Pertama, kelompok yang senantiasa bekerja untuk menciptakan mesin-mesin teknologi informasi yang lebih canggih dan realitas.
·         Kedua, kelompok yang setiap saat menggunakan mesin-mesin itu menciptakan karya-karya imajinasi yang menakjubkan.
·         Ketiga, masyarakat pada umumnya yang setiap hari menggunakan mesin-mesin dan karya imajinasi itu sebagai bagian dari kehidupan.

Dari tiga hal itu, masyarakat maya menciptakan culture universal yang dapat dijelaskan sebagaimana yang dimiliki oleh masyarakat nyata:
1.    Peralatan dan perlengkapan hidup masyarakat maya
2.    Mata pencaharian dan sistem ekonomi
3.    Sistem masyarakat yang dikembangkan dalam masyarakat maya
4.    Bahasa masyarakat maya
5.    Karya komunitas maya
6.    Sistem pengetahuan
7.    Sistem religi (kepercayaan) masyarakat maya
d.    Pranata dan kontrol sosial masyarakat maya
Masyarakat maya memiliki sistem pranata dan kontrol sosial yang dibagun bersama atau dibangun sebagai sistem proteksi diri, sistem pranata sosial dan kontrol sosial dibangun agar semua kebutuhan dalam masyarakat maya dapat terlayani dengan baik tanpa saling merugikan.

Beberapa pranata dan kontrol sosial yang lazim dalm masyarakat maya dikenal seperti login,pasword atau pin number yang digunakan sebagai tiket atau “kata salam” untuk masuk kedalam website tertentu. Pada umumnya pemilik website tidak mengizinkan orang lain masuk kedalam fasilitas tertentu apabila tidak menggunakan tiket atau kata salam itu.

Hukum-hukum sosial yang ada dalam masyarakat nyata juga menjadi bagian dalam pranata sosial masyarakat maya. Seperti mencuri informasi, menipu, melakukan pelecahan gender, merusak, meyerang orang lain dan sebagainya. Mengatasi pelanggaran hukum-hukum sosial, yaitu dengan menciptakan penangkal virus yang dapat membunuh, menangkal, atau memenjarakan virus yang dapat memenjarakan mereka dalam space tertentu.

e.    Statifikasi sosial, kekuasaan, dan kepemimpinan masyarakat maya
Masyarakat maya mengenal stratifikasi sosial berdasarkan pada besarnya jaringan yang dimiliki. Begitu pula jumlah anggota masyarakat mayayang setiap hari lalu-lalang di sebuah jaringan atau website menjadi dasar argumentasi yang kuat untuk menentukan stratifikasi sosial.
·         Stratifikasi sosial petama, seperti http:II, www.
·         Stratifikasi sosial kedua, seperti com, net, org, gov, go, id.
·         Stratifikasi sosial ketiga, seperti yahoo, hotmail, mailcity, amazon,google.

Sistem kepemimpinan dalam masyarakat maya dibangun berdasarkan kekuasaan dan kepemilikan terhadap jaringan tertentu. Sehingga secara riil, setiap jaringan adalah pemimpin yang terkoneksi dalam jaringan kepemimpinan yang lebih luas.





f.     Perubahan sosial dalam masyarakat maya
Perubahan dalam masyarakat maya dikenal dua konsep perubahan yaitu:
·         Upgrade adalah perubahan fiskal yang ada dalam mesin-mesin komputer
·         Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi itu merupakan sebuah hukum alam serta setiap saat menimbulkan masalah baru.
Perubahan sosial pada cybercommunity erat kaitannya dengan refleksi realitas nyata, terutama yang berhubungan dengan kontak-kontak sosial budaya global termasuk didalamnya adalah berbagai bentuk cybercrime.

3.     Hyper-reality, sisi lain masyarakat maya
Kemampuan teknologi media elektronik memungkinkan perancang agenda setting media dapat menciptakan realitas dengan menggunakan satu model produksi yang oleh jean baudrillard (piliang, 1988; 228) disebutnya dengan simulasi, yaitu penciptaan model-model nyata yang tanpa asal-usul atau realitas awal. Hal inilah yang disebut hyper-realitas.
Dimana manusia mendiami suatu ruang realitas yang perbedaan antara nyata dan fantasi, atau yang benar dengan yang palsu, menjadi sangat tipis. Manusia hidup dalam dunia maya dan khayal. Media informasi dan informasi mereka dan etika kehidupannya, namun antara media informasi dan pengetahuan itu sama-sama membentuk sikap, perilaku, dan peradaban umat manusia.

B.   Aplikasi Cyber Dalam Kehidupan Masyarakat

1.  E-goverment dan E-commerce; dan varian “E” lainnya
Gagasan e-goverment sebenarnya telah dimulai sejak tersedia fasilitas e-office dalam dunia maya, konsep e-office, seorang pimpinan sebuah kantor atau perusahaan dapat melakukan tugas sehari-harinya tanpa harus bertatap muka bawhannya, kantor adalah sebuah gagasan dunia maya yang lebih realitas dan memiliki masa yang lebih maju serta memiliki konsep-konsep terbatas.
Konsep-konsep “e” yang sedang berkembang diindonesia mencakup konsep-konsep: government to government (G to G ), atau government to business (G to B). Konsep tersebut memungkinkan terjadi komunikasi dua arah ataupun tiga arah. Dengan demikian transparasi, efesienasi, dan pengawasan mereka dapat terlaksana dengan baik.

2.    Cyberlaw sebagai konsep cybercrime
Salah satu karakter umum cybercrime yang dapat diindentifikasi adalah kejahatan ini dapat dilakukan dari mana saja dan dimana saja dalam cybercommunity, tanpa harus berada dalam satu negara atau senegara dengan tempat dimana server itu berada.
Masalah terbesar yang dihadapi oleh cybercommunity adalah cybercrime, maka kebutuhan terhadap cyberlaw menjadi sangat mendesak. Cyberlaw dimaksud adalah perangkat hukum positif untuk digunakan mengontrol akselarasi kehidupan dalam cybercommunity. Cyberlaw akan memainkan dua sisi pengendalian masyarakat, yaitu:
1.    Untuk secara generik dan efektif menghukum setiap pelanggaran hukum dalam cybercommunity.
2.    Perlu disadari, bahwa cybercommunity merupakan sisi lain dari kehidupan masyarakat nyata, sehingga secara fisik individu masyarakat cyber dapat dihukum menggunakan hukum-hukum positif yang ada dimasyarakat.
a)    Memberi rasa aman terhadap setiap warga masyarakat.
b)   Selain itu cyberlaw harus dapat memberikan rasa keadilan untuk beraktifitas dalam masyarakat maya.
c)    Harapan terbesar adalah agar cyberlaw dapat memberi rasa jera terhadap pelaku-pelaku cyberclime dengan sanksi hukuman.













Sosiologi Komunikasi Kelompok
A.    Lingkup Teori Komunikasi
Komunikasi dapat berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi akan berlangsung. Komunikasi berarti proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media. Dalam definisi tersebut tersimpul tujuan, yakni memberi tahu atau mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion), atau perilaku (behavior).
Lingkup Teori Komunikasi terbagi menjadi beberapa yaitu sebagai berikut:
1.      Teori Komunikasi Kelompok
Komunikasi dalam kelompok merupakan bagian dari kegiatan sebagian orang.Sejak lahir, seorang sudah bergabung dengan kelompok primer, yaitu keluarga. Seiring dengan perkembangan usia dan intelektual seorang akan masuk dan terlibat dalam kelompok sekunder, yaitu sekolah, lembaga agama, tempat kerja. Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Melalui kelompok memungkinkan seorang dapat berbagi informasi, pengalaman, dan pengetahuan dengan anggota kelompok lain.
2        Teori Komunikasi Organisasi
Komunikasi merupakan tindakan untuk berbagi informasi.Tindakan komunikasi tersebut dalam beragam konteks, salah satunya dalam konteks organisasi.Dalam konteks organisasi, pemahaman–pemahaman mengenai peristiwa komunikasi yang terjadi didalamnya, contoh komunikasi antara karyawan dan atasan.Komunikasi merupakan aspek penting dalam suatu organisasi, baik organisasi profit maupun nonoprofit.
3.      Teori Komunikasi Massa
Marshall McLuhan menyatakan bahwa kita hidup pada suatu ‘desa global’. Pernyataan ini mengacu pada perkembangan media komunikasi modern yang telah memungkinkan jutaan orang didunia untuk dapat berhubungan dengan hampir setiap sudut dunia. Komunikasi massa mengandung pengertian sebagai suatu proses dimana institusi media massamemproduksi dan menyebarkan pesan secara luas kepada publik. Fokus kajian dalam komunikasi massa adalah media massa.
Secara teori, pada satu sisi konsep komunikasi massa mengandung pengertian sebagai suatu proses dimana institusi media massa memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publuk secara luas. Namun pada sisi lain, komunikasi massa merupakan proses dimana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audience.
2.      Teori Komunikasi Manusia
Seorang ahli ilmu politik Amerika Serikat, Harold Lasswell, dalam artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model komunikasi yang sederhana dan sering dikutip banyak orang yakni: Siapa (Who), berbicara apa (Says what), dalam saluran yang mana (in which channel), kepada siapa (to whom) dan pengaruh seperti apa (what that effect).
Pertanyaan-pertanyaan Lasswell meskipun sangat sederhana atau terlalu menyederhanakan suatu fenomena komunikasi massa, namun sangat membantu mengorganisasikan dan memberikan struktur pada kajian terhadap komunikasi massa. Selain dapat menggambarkan komponen-komponen dalam proses komunikasi massa, Lasswell sendiri menggunakan pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk membedakan berbagai jenis penelitian komunikasi.
B.      Teori dan Model Komunikasi Antar Pribadi
Teori antar pribadi ini terdiri dari beberapa, yaitu sebagai berikut:
1.      Teori Diri dan Orang Lain
a.        Persepsi Terhadap Diri Pribadi (Self Perception)
Langkah pertama dalam persepsi diri adalah menyadari diri kita sendiri, yaitu mengungkap siapa dan apa kita ini, dan sesungguhnya menyadari siapa diri kita. Persepsi didefinisikan sebagai interpretasi terhadap berbagai sensasi sebagai representasi dari objek-objek eksternal.
Pertama, kehadiran objek-objek eksternal untuk ditangkap oleh indra kita. Kedua, adanya informasi untuk diinterpretasikan.Informasi yang dimaksud adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui indera yang kita miliki. Ketiga, menyangkut sifat representative dari pengindraan.Kita tidak dapat mengartikan sesuatu didasarkan pengamatan langsung. Oleh karenanya, persepsi tidak lebih dari pengetahuan mengenai apa yang tampak sebagai realitas bagi diri kita.
b.       Kesadarann Pribadi (Self Awareness)
Agar orang dapat menyadari dirinya sendiri, pertama kali orang harus  memahami apakah diri atau self tersebut. “Diri” secara sederhana dapat ditafsirkan sebagai identitas individu.
c.       Pengungkapan diri
Merupakan proses mengungkapkan informasi pribadi kita kepada orang lain dan sebaliknya. Jika hubungan antara dua orang berlangsung dengan baik, maka akan terjadi disclosure yang mendorong informasi mengenai diri masing-masing ke dalam kuadran “terbuka”. Namun keterbukaan itu sendiri ada batasnya. Kita perlu mempertimbangkan kembali apakah menceritakan segala sesuatu tentang diri kita pada orang lain akan menghasilkan efek yang positif bagi hubungan kita.
2.      Teori Hubungan Antarpribadi (Interpersonal Relationship)
Teori ini terbagi menjadi beberapa yaitu sebagai berikut:[1]
a.        Memahami Hubungan Antarpribadi
Peran penting dalam membentuk kehidupan masyarakat, terutama ketika hubungan antarpribadi itu mampu memberi dorongan kepada orang tertentu yang berhubungan dengan perasaan, pemahaman informasi, dukungan, dan berbagai bentuk komunikasi yang memengaruhi citra diri orang serta membantu orang untuk memahami harapan-harapan orang lain. Seseorang dapat terserang stroke, hipertensi dan berbagai penyakit lainnya jika komunikasi antarpribadi dalam keluarga dan tempat kerja penuh dengan ketegangan. Sebaliknya, pasangan suami istri yang saling mencintai terhindar dari hipertensi. Uraian ini menunjukkan bahwa manusia tidak dapat menghindar dari jalinan hubungan dengan sesamanya. Pada intinya kita memerlukan hubungan antarpribadi.
b.      Teori-teori Pengembangan Hubungan
Pemahaman mengenai hubungan merupakan suatu aspek penting dari studi tentang komunikasi antarpribadi, karena hubungan berkembang dan berakhir melalui komunikasi.
a). Self Disclosure
Proses pengungkapan diri adalah proses pengungkapan informasi diri pribadi seseorang kepada orang lain atau sebaliknya. Proses pengungkapan diri dilakukan dalam dua bentuk; pertama, dilakukan secara tertutup, yaitu seseorang mengungkapkan informasi diri kepada orang lain dengan sembunyi-sembunyi. Dalam teori-teori interkasi simbolis, bahwa semua tindakan, perkataan, dan ungkapan-ungkapan seseorang memiliki makna interaksi tentang apa yang sedang dipikirkan. Jadi, tindakan adalah ekspresi dari apa yang ada dalam pikiran seseorang.
b). Sosial Penetration (Altman & Taylor)
Yaitu proses dimana orang saling mengenal satu dengan lainnya. Model ini selain melibatkan self disclosure juga menjelaskan bilamana harus melakukan self disclosure dalam perkembangan hubungan. Penetrasi sosial merupakan proses yang bertahap, dimulai dari komunikasi basa basi yang tidak akrab dan terus berlangsung hingga menyangkut topik pembicaraan yang lebih pribadi dan akrab, seiring dengan berkembangnya hubungan. Dalam proses ini terdapat cost & reward. Jika perkiraan tersebut menjanjikan kesenangan dan keuntungan, maka mereka secara bertahap akan bergerak menuju tingkat hubungan yang lebih intim.
c). Process View
Menganggap bahwa kualitas dan sifat hubungan dapat diperkirakan hanya dengan menggunakan atribut masing-masing sebagai individu dan kombinasi antara atribut-atribut tadi. Hubungan intensif antara orang-orang dalam kelompok primer dapat menyebabkan lahirnya process view. Contoh : Suami istri memahami perilaku masing-masing, istri memahami makna senyum suami, sedangkan suami juga memahami kerutan kening istri. Berdasarkan process view : pemahaman istri terhadap senyuman suami itu ketika berhubungan dengan peristiwa ketika suami menyentuh istri, begitu pula pemaknaan suami terhadap senyuman istri ketika berada di toko pakaian. Atribut yang sama yaitu “senyuman”, namun memiliki makna yang berbeda apabila dilakukan oleh orang dan objek serta situasi yang berbeda. Proses ini mebutuhkan waktu dalam memahami atribut-atribut yang diguanakan diantara orang-oranag dalam kelompok primer itu.
 4).Social Exchange
Teori ini menelaah bagaimana kontribusi seseorang dalam suatu hubungan, dimana hubungan itu memengaruhi kontribusi orang lain. Thibaut & Kelley mengemukakan bahwa orang yang mengevaluasi hubungannya dengan orang lain dengan mempertimbangkan konsekuensinya (cost&reward). Ukuran bagi keseimbangan pertukaran antara untung dan rugi dalam hubungan dengan orang lain disebut Comparison Levels dimana apabila orang mendapatkan keuntungan dari hubungannya dengan orang lain, maka orang akan merasa puas dengan hubungan itu. Sebaliknya, apabila merasa rugi maka orang cenderung menahan diri atau meninggalkan hubungan tersebut. Asumsinya (untung-rugi) tidak berarti bahwa orang selalu berusaha untuk saling mengeksploitasi, tetapi bahwa orang lebih memilih lingkungan dan hubungan yang dapat memberikan hasil yang diinginkan. Hubungan itu dapat saling memuaskan daripada mengarah kepada hubungan yang  eksploitatif. Hubungan ideal akan terjadi bilamana kedua belah pihak dapat saling memberikan cukup keuntungan sehingga hubungan tersebut menjadi sumber yang dapat diandalkan bagi kepuasan kedua belah pihak.







[1] Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin, S.Sos. M.Si, Sosiologi Komunikasi, Srabaya.2007. Hal.260

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form